Eternal Love - Bab 37 Lihat Bagaimana Kamu Menyelesaikannya

Miranda tertawa, dengan dingin, lalu berkata, “Pa, apakah kamu benar tidak mungkin membohongiku, jika ini mas kawin yang Mama tinggalkan untukku, lalu mengapa tidak mengeluarkannya ketika aku dinikahi, jangan lagi-lagi mengatakan bahwa kamu lupa, aku tidak akan percaya satu kata pun!”

Melvin yang mendengarnya pun terdiam, raut wajahnya terlihat malu, Yenny di sampingnya juga terlihat gelisah.

Ketakutan yang begitu jelas, bagaimana mungkin Miranda tidak menyadarinya, di dalam hati ia berpikir jangan-jangan yang ditinggalkan Ibunya tidak sekedar ini saja, jika bukan karena Alberto memutus aliran dana Perusahaan Besar Wen, membuat Melvin benar-benar kehabisan akal dan membujuk Miranda, mungkin saja sampai saat ini semua disembunyikan darinya.

Mengatakan tidak mungkin menipunya, tapi akhirnya tetap saja memanfaatkannya berkali-kali.

Miranda maju selangkah ke depan dan merebut kotak dari tangan Melvin, melihat gelagat Yenny dan putrinya yang tidak tahan dan ingin merebut kembali, ia pun berkata, “Kulihat kalian ingin menghabiskannya sendiri, selain tiga kotak perhiasan ini apakah masih ada yang lain?”

Begitu Melvin dan istrinya mendengarnya, tatapannya bersinar, lalu dengan kompak berkata, “Tidak ada.”

Setelah mengatakannya, barulah kedua orang itu menyadari mereka menutupinya dengan terlalu jelas, tapi saat ini sudah terlambat.

“Hah, sungguh kompak, kamu pikir aku akan percaya?” Kecepatan berbicara Miranda tidak cepat dan tidak lambat, ia sedikit menaikan nada bicaranya di akhir.

Yenny geram dan berkata, “Miranda, kamu jangan tidak tahu batas!”

“Tidak tahu batas?” Miranda tertawa dingin, “Siapa sebenarnya yang tidak tahu batas, jangan lupa, sekarang adalah kalian yang memohon padaku, jika tidak menyerahkan benda peninggalakan Ibuku, jangan harap aku membantu!” Selesai berbicara ia pun berbalik bersiap pergi.

Dia bukan lagi Miranda yang dulu tidak tahu apa-apa yang mengikuti kemauan mereka, jika akan melakukan transaksi, maka ia harus memperjuangkan keuntungan sebesar-besarnya.

Mana lagi ini adalah peninggalan Ibunya, jika saja akhirnya jatuh ke tangan keluarga yang tidak tahu malu ini, sepertinya Ibunya di surga juga tidak terima.

Yenny marah dan menyuruh asisten rumah tangga di sampingnya, “Tahan dia, jangan biarkan dia pergi!”

Asisten rumah tangga itu itu menahan Miranda sambil berkeringat dingin, wajahnya tampak merasa kesulitan, “Nona muda, Anda lihat ini …….”

“MInggir! Yenny, apa yang ingin kamu lakukan, sekarang aku juga merupakan Nyonya dari Keluarga Ji, jika saja Keluarga Ji tahu, kulihat bagaimana kamu menyelesaikannya!” Ucap Miranda geram.

Dulu Kakak pernah mengatakan tidak boleh menindas orang dari Keluarga Ji, maka ia pun menggunakan dengan baik identitasnya sebagai Nyonya dari Keluarga Ji, lagipula menggunakannya atau tidak, tidak ada bedanya.

“Hah, sudah berani sekarang, sekarang kamu telepon, aku menggantikan Ayahmu untuk mendidikmu, Keluarga Ji pun tidak bisa ikut campur tentang masalah ini!” Yenny tidak takut, “Sekarang kamu ada di rumah Keluarga Wen, yaitu orang dari Keluarga Wen!”

Miranda tidak menggubrisnya, mengambil ponselnya dengan tidak ragu, langsung menelepon Alberto, “Kakak, aku ada di rumah keluargaku, tolong kamu datang jemput aku.”

“Kamu!”

Raut wajah Yenny berubah, tidak disangka ternyata orang ini masih bersikeras.

Jika saja Keluarga Ji benar melindungi anak ini, maka masalah perusahaan semakin tidak bisa diharapkan, saat itu pun di dalam hatinya ia menyesal karena sudah berbicara terlalu cepat, sekarang ingin menariknya kembali pun sudah tidak bisa.

“Kenapa, takut, bukankah tadi cukup angkuh?” Miranda melihatnya dengan tatapan menantang.

Raut wajah Yenny menjadi begitu padam, tidak bicara satu patah kata pun.

Melihat yang terjadi, Melvin di sampingnya merayu dengan panik, “Miranda, bagaimana bisa kamu berkata seperti ini pada Ibumu, anggap Papa memohon padamu, masalah perusahaan bicarakanlah baik-baik dengan Keluarga Ji, sekarang kamu adalah Nyonya Muda dari Keluarga Ji, kita sekeluarga berharap padamu ……”

Sudah tidak tahu berapa kali Miranda tertawa dingin, di dalam hatinya, terhadap Keluarga Wen dan terhadap hubungan dengan Ayahnya ini sudah sejak lama ia mati rasa, hanya ada dingin dan transaksi yang patut ditertawakan.

“Bagaimana kalau Anda pikirkan baik-baik, apakah Ibuku benar-benar tidak meninggalkan barang lain? Seperti saham perusahaan atau apa, Ibuku memiliki bagian di perusahaan itu, bukankah begitu?”

Ucapan yang mengena ini, membuat raut wajah Yenny dan Melvin berubah, terlihat ada yang ditutupi.

Tatapan mata Miranda yang tajam, hatinya pun langsung mengerti, pasti Ibunya meninggalkan saham perusahaan, ia pun berkata, “Benda yang diberikan Ibuku untukku dan adikku, siapa pun jangan harap menelannya.” Ketika berbicara tatapan mata Miranda melihat pada Yenny.

Beberapa saat Melvin tidak berbicara, ia membuka mulutnya tapi tidak mengatakan apa pun.

Yenny tidak mengira sekarang ia berubah menjadi begitu sulit, raut wajahnya semakin pucat, lalu memerintahkan Miranda, “Pergi kamu dari sini!”

“Jika kamu menyuruhku di sini, aku juga tidak akan mau.”

Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Miranda pun pergi dengan tanpa ragu, tidak lama setelah ia keluar, ia melihat mobil Alberto datang, lalu berhenti di sisinya.

“Naiklah.” Alberto menggunakan pakaian yang sangat resmi, seperti baru datang dari sebuah rapat.

Miranda duduk di kursi sebelah kemudi, wajahnya terlihat merasa bersalah, “Kakak, maaf, membuatmu datang ke sini.”

“Tidak apa-apa.” Nada bicara Alberto tetap tenang, namun tidak bisa dipungkiri sejak ia menerima telepon Miranda, hatinya tidak tenang, oleh karena itu ia langsung pergi menghampiri.

Mungkin, bagi Alberto, Miranda berbeda, tapi ia tidak mengijinkan perasaan berbeda seperti ini tumbuh di dalam hatinya, membuat dia akhirnya akan lepas kendali.

Tatapan Alberto berpindah dari wajah Miranda, mendarat pada kotak perhiasaan yang ada di tangannya.

Apakah ini adalah tujuan ia kembali ke rumah Keluarga Wen, sebenarnya benda apa yang membuatnya begitu berharga?

Timbul rasa penasaran di dalam hati Alberto, ia pun bertanya, “Ini adalah?”

Miranda terpaku, lalu baru mengerti yang dimaksudnya adalah kotak di tangannya, ia pun menyampaikan, “Ini adalah peninggalan yang ditinggalkan Ibuku sebelum ia meninggal untukku dan adikku, jadi hari ini aku khusus datang mengambilnya.”

Alberto pun mengangguk mendengarnya, lalu tidak mengatakan apapun lagi.

Setelah beberapa saat, barulah Miranda berkata lagi, “Kakak, boleh aku bertanya beberapa pertanyaan padamu?”

“Boleh, lain kali kamu tidak usah sesungkan ini denganku.” Alberto sedikitkan mengerutkan alisnya.

Tiba-tiba ia sedikit meragukan wanita gila yang tidak mempedulikan apapun ketika mabuk, jelas-jelas dulu ia sangat suka tertawa, terlihat memiliki jiwa, sampai akhirnya adalah peraturan Keluarga Ji yang mengikatnya.

Alberto berpikir seperti itu, namun tidak tahu bahwa pemikirannya saling bertubrukan.

Sedangkan Miranda sedikit terkejut setelah mendengarnya dan memandang sisi wajah Alberto, ia tersenyum, “Bukankah ini aku takut Kakak merasa aku berisik, oh iya, Kak, jika ingin melindungi saham perusahaan milik diri sendiri, apa yang harus dilakukan?”

“Mengapa kamu menanyakan ini?” Alberto sedikit curiga.

“Ketika Ibuku meninggal, ia pernah meninggalkan wasiat, di dalamnya ada beberapa hal mengenai warisan untuk aku dan adikku, jadi ……”

Miranda tidak melanjutkan berbicara, tapi sudah membuat pendengarnya mengerti akan maksudnya.

Terhadap posisinya di Keluarga Wen, Alberto mengetahui sedikit, ia terdiam beberapa detik lalu menjawab, “Jika kamu ingin melindungi hakmu, nanti akan kusuruh pengacara perusahaan, untuk menjelaskannya dengan lengkap padamu.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu