Eternal Love - Bab 323 Kamu jangan memelukku

Perkataan Miranda Wen menarik kembali kesadaran Alberto Ji, lalu mengangkat kepala dan memandangnya dengan aneh, lukisan ini memang terlihat seperti asli, meskipun dia belum pernah melihat keaslian yang kenapa dari mulut Miranda Wen, dan batu giok itu, terasa nyaman disentuh dengan tangan, pasti bukan palsu.

“Menurutku semestinya lukisan ini asli, dan menurutku semestinya giok ini juga asli, kamu mengeluarkan berapa banyak uang untuk membelinya.” Alberto Ji memandang Miranda Wen dan berkata dengan serius.

“Aku menghabiskan sepuluh ribu yuan untuk lukisan, dan menghabiskan dua puluh ribu yuan untuk giok, total hanya menghabiskan tiga puluh ribu, apakah terlalu banyak.” Kata Miranda Wen sambil menghitung.

“Seharusnya tidak mungkin membeli satu barang asli dengan uang sedikit itu, tetapi menurutku lukisas ini benar-benar seperti asli.”

“Awalnya pria itu menjual satu juta, aku menawarnya, dia mengatakan bahwa dia menjualnya karena membutuhkan uang.”

Alberto Ji mengangguk-anggukkan kepala setelah mendengar penjelasaan Miranda Wen, perkataan ini memang masuk akal.

Setelah Miranda Wen melihat Alberto Ji menganggukkan kepala, dia menelan air liur, tidak mungkin? Lukisan ini tidak mungkin benar-benar asli? Jika itu asli, mengapa orang itu mau menjualnya kios di pinggir jalan, dan setuju untuk menjualnya kepadaku dengan harga begitu murah, meskipun awalnya dia menjualnya begitu mahal, tetapi akhirnya mengapa menjual kepadaku dengan harga yang begitu murah? Berpikir sampai di sini Miranda Wen menghapus ide bahwa ini adalah yang asli, dan melihat mata Alberto Ji dengan ketidakpercayaan.

Alberto Ji melihat Miranda Wen dengan tatapan yang tidak percaya dan tidak mengatakan apa-apa, jika dia juga pasti tidak percaya, lagi pula asal dari lukisan itu membuat orang tidak percaya, dan harganya juga membuat orang tidak percaya, jadi dia menahan emosinya sendiri.

“Aku mengenal seorang pelukis yang bisa mengenal asli, jika kamu tidak percaya, mungkin aku bisa memintanya untuk membantu mengidentifikasinya!”

Miranda Wen tertegun, mengapa harus begitu serius? Dan jika ini asli, bukankah dia beruntung menginjak kotoran anjing? Memikirkan itu, nafas Miranda Wen menjadi berat, tiba-tiba dia tidak ingin membiarkan Alberto Ji untuk membawanya pergi memeriksanya, seandainya lukisan ini palsu, maka dia sendiri akan kecewa, meskipun dari awal aku sudah tidak menganggapnya asli, tetapi ketika ada harapan maka gampang untuk kecewa, lagi pula ada pepatah yang mengatakan semakin besar harapan semakin besar pula kekecewaan, tetapi sebenarnya aku ingin tahu apakah ini asli atau tidak, aduh benar-benar sangat membingungkan.

Hati Alberto Ji lembut melihatnya bimbang, “Sudahlah, kamu jangan bimbang, biarkan aku membawanya untuk diidentifikasi, lagipula tidak mahal, jika asli maka mendapat keuntungan, tidak rugi juga jika palsu.”

Miranda Wen tidak membantah setelah mendengar perkataan Alberto Ji, benar, lagipula tidak menghabiskan banyak uang, tidak ada salahnya untuk diidentifikasi, setelah menerima gulungan lukisan, Miranda Wen sudah tidak peduli lagi.

Sebelumnya Miranda Wen tidak merasakan apa-apa karena perhatiannya tertuju pada lukisan, tetapi sekarang setelah perhatian beralih dari lukisan, tiba-tiba Miranda Wen merasa sedikit malu, terutama tatapan Alberto Ji yang lembut yang masih mengarah ke tubuhnya, dia merasa malu dan tidak tahu harus meletakkan tangannya dimana.

Akhirnya Miranda Wen kesal melihatnya, lalu mengangkat kepala dan melotot kepada Alberto Ji, berbalik dan ingin kembali ke kamar.

Hanya berjalan beberapa langkah, lengannya ditangkap oleh seseorang, Miranda Wen menghentikan langkah kakitnya, lalu berbalik dan bertanya dengan galak: “Ada apa?”

“Aku lapar.”

“Mengapa kamu tidak makan saat lapar? Untuk apa mengatakannya kepadaku?

“Aku ingin makan makanan yang kamu masak!”

Awalnya Miranda Wen ingin menolak, tetapi tiba-tiba dia melihat kesedihan di mata Alberto Ji, kemudian hatinya menjadi lunak, dan menurunkan tangan yang di lengan, lalu berjalan kedapur dengan beberapa langkah.

Setelah berjalan masuk ke dapur, Miranda Wen membuka lemari es dan menemukan bahwa tidak banyak bahan makanan di dalamnya, setelah memikirkannya, akhirnya memutuskan memasak mie untuknya, lalu mengeluarkan beberapa butir telur dari lemari es, juga mengeluarkan beberapa sayuran, memasak mie telur dan sayur yang sederhana untuk Alberto Ji.

Begitu mie ditaruh di atas meja, Alberto Ji memakannya dengan lahap, kali ini dia benar-benar lapar, setelah bekerja selama seharian di kantor, setelah selesai bekerja dia datang kemari tanpa makan apapun, namun dia tidak berada di rumah saat dia datang, jadi menunggu sampai sekarang.

Miranda Wen melihat Alberto Ji makan dengan begitu sedap, hatinya senang, aku baru saja membuat mie dan dia sangat suka memakannya, kelihatannya kemampuan memasakku juga sangat bagus!

Tidak berapa lama Alberto Ji telah menyantap semua mie yang dimasak Miranda Wen, melihat itu Miranda Wen segera mengusir orang, “Makanan sudah dimakan habis, apakah kamu sudah boleh pergi?”

Mendengarkan itu mata Alberto Ji berduka, tetapi dia dapat menyembunyikannya dengan baik, “Baiklah, kalau begitu aku pergi?”

“Iya, pergilah, hati-hati di jalan!” Miranda wen mengingatkan.

Alberto Ji berjalan menuju pintu setelah selesai mengatakannya, setelah setengah jalan tiba-tiba dia teringat bahwa belum mengambil lukisan, lalu berbalik dan pergi mengambil lukisan di atas sofa, pada saat yang sama dia tidak lupa menatap Miranda Wen sekilas.

Miranda Wen terdiam pada saat mata Alberto Ji melihatnya, apakah orang ini salah makan obat hari ini? Bagaimana bisa melihat ekspresi seperti itu di wajahnya, benar-benar sangat sulit menerimanya, setelah menatapnya dengan mata melotot, Miranda Wen mengikuti langkah kaki Alberto Ji berjalan ke pintu.

Mengantar Alberto Ji sampai ke pintu, dan ketika akan menutup pintu, tiba-tiba Alberto Ji memeluknya, setelah tercengang sejenak, kemudian Miranda Wen mulai meronta, “Lepaskan aku, jangan memelukku!”

“Miranda, biarkan aku memelukmu sebentar, berjanjilah kepadaku untuk tidak bekerja terlalu keras? Hatiku benar-benar merasa tertekan melihatmu seperti ini, kamu tidak perlu terlalu lelah, aku selalu berdiri di belakangmu, kamu dapat menemuiku jika ada masalah, aku dapat menyelesaikannya untukmu, kamu juga bisa datang dan memberitahukan kepadaku apabila ada kesulitan, aku akan mendengarkannya, selama setiap hari kamu hidup dengan bahagia semuanya sudah cukup.” Sambil berkata Alberto Ji mempererat pelukkan lengannya.

Setelah beberapa lama, Miranda Wen tidak dapat meronta, hanya bisa terus membiarkan Alberto Ji memeluknya seperti ini, bahkan sejujurnya, dia tidak membenci seperti yang ditunjuknya, dia masih menpunyai perasaan padanya di lubuk hati, dan dia juga tersentuh dengan apa yang dikatakannya, jadi pada saat ini dia tiba-tiba tidak ingin meninggalkan pelukan yang memberinya rasa aman, dan bersandar di pelukannya, merasakan rasa rindu kepadanya.

Setelah menyadari bahwa Miranda Wen terdiam, Alberto Ji memeluknya sejenak, lalu melepaskannya, “Kamu menungguku di rumah besok malam, pada saat itu aku akan datang menjemputmu untuk menghadiri pesta ulang tahun kakek.”

Setelah mendengarkan itu Miranda Wen menganggukkan kepala menyetujuinya.

Setelah melihat Miranda Wen menyetujuinya, Alberto Ji berbalik dan pergi.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu