Eternal Love - Bab 390 Dia Pantas Mati

Sekarang Alberto Ji hidup dengan rasa bersalah setiap hari, dia bekerja untuk membuat dirinya mati rasa, setiap harinya selain bekerja pasti melacak masalah itu, tidak membiarkan dirinya berhenti. Dengan demikian penderitaan dalam hatinya akan sedikit berkurang.

Setiap kali malam datang, Alberto Ji selalu mimpi buruk, memimpikan detik dimana Miranda Wen kecelakaan, memimpikan Miranda Wen mencari dirinya setelah meninggal, menanyakan dia kenapa tidak mau dirinya dan anak mereka? Kenapa tidak pergi menyelamatkannya.

Tidak tahu berapa malam, Alberto Ji selalu disadarkan oleh mimpi buruk, kemudian tidak bisa tertidur lagi.

Tentu saja adiknya, Bernando Ji juga sangat menderita setiap hari. Sebenarnya yang paling tidak bersalah adalah Bernando Ji, dia tidak mengerti apa pun, namun harus mengalami derita kehilangan istri.

Mau tidak mau harus dikatakan perasaan Bernando Ji terhadap Miranda Wen itu serius, dia pernah begitu mencintai Miranda Wen, untungnya apa yang terjadi di akhir dia tidak tahu, kalau tidak, akan sangat tidak adil untuk orang yang tidak bersalah ini.

Beberapa waktu ini, Bernando Ji selalu merindukan Miranda Wen. Dia sering melamun dan diam tidak berkutik.

“Miranda……Kamu ke mana?” Dia selalu merasa Miranda Wen tidak meninggal, atau dia sangat berharap Miranda Wen tidak meninggal.

“Bernando, apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Joyce Qin melihat putra keduanya sudah setengah hari tidak bergerak di bangku taman belakang.

Karena melamun, Bernando Ji tidak menyadari ibunya mendekat, sampai ketika ibunya bersuara.

“Ibu……tidak apa-apa, aku hanya merindukan Miranda……” Tatapan Bernando Ji kosong, tidak ada ekspresi apa pun di wajahnya. Ini sangat mengagetkan Joyce Qin.

“Bernando, kamu jangan seperti ini lagi, belakangan ini aku lihat kamu sering melamun sendiri, bagaimana boleh seperti ini terus?” Dalam hati Joyce Qin sangat gelisah.

Dia benar-benar tidak mengerti, sebenarnya Miranda Wen ini ada daya pikat apa sampai membuat dua putranya tidak makan minum, bagaikan kemasukan iblis.

“Bernando.” Joyce Qin tahu tidak boleh membiarkan Bernando terus seperti ini, dia masih kecil, harus membuat dia segera melupakan Miranda Wen, selanjutnya harus mencari seorang istri lagi untuknya. “Kamu seperti ini benar-benar terlalu bodoh, apa baiknya dari Miranda Wen itu, dia tidak pantas kamu seperti ini untuknya.”

“Apalagi sekarang dia sudah meninggal, tidak baik kamu mengungkitnya setiap hari begini.” Joyce Qin gelisah, dia tidak ingin anaknya menjadi gila demi wanita yang sudah melakukan kesalahan ini.

Bernando Ji sama sekali tidak mendengarkan perkataan Joyce Qin, bagi dia Miranda Wen barulah wanita yang paling baik.

Melihat Bernando Ji tidak merespon, Joyce Qin memutuskan untuk berbicara dengan jelas.

“Bernando, jujur saja, kamu itu seorang pria gentle, Miranda Wen malah sembarangan dengan orang lain setelah menikah dengan kamu, bahkan sampai hamil, bukankah seharusnya kamu membenci dia? Sekarang dia sudah mati, harusnya kamu merasa dia pantas mendapatkannya!”

Mendengar ibunya mengungkit hal ini, Bernando Ji langsung emosi.

“Ibu! Aku tidak mengizinkan kamu mengatakan Miranda seperti itu! Miranda tidak mati……” Sambil bicara, Bernando Ji menatap ke kejauhan, seolah sedang menunggu sesuatu.

Melihat anaknya seperti ini, dalam hati Joyce Qin sangat tidak senang. Dia sudah tidak punya cara lain untuk membujuk dua putranya. Sehingga ia pun membalikkan badan pergi.

“Oh Tuhan, sebenarnya kenapa ini!” Joyce Qin tidak mengerti, dia juga tidak mau memikirkan masalah ini lagi.

Dia berpikir kelak tidak boleh ada seorang pun yang mengungkit Miranda Wen di rumah ini, kemudian mereka akan lupa dengan sendirinya seiring waktu.

Di luar negeri sana, selesai sarapan Miranda Wen dan Elisha Yu mulai berberes.

“Miranda, apakah tidak apa-apa kita pergi begitu saja?” Elisha Yu tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

“Iya, aku tidak ingin merepotkan Zayn lagi, apalagi sudah cukup banyak yang dia lakukan untuk aku.” Miranda Wen sangat berterima kasih dengan segala yang Zayn Shen lakukan untuknya, tapi dia tidak bisa memberinya perasaan yang Zayn Shen mau.

“Baik, kalau begitu kita tinggalkan masa lalu, dan mulai dari awal!” Ujar Elisha Yu, dia mengerti apa yang dipikirkan Miranda Wen.

Memulai dari awal? Miranda Wen lumayan menantikan, tapi juga agak tidak rela, suatu tempat di hatinya seperti hampa.

“Oh iya, apakah Zayn Shen ada bilang kapan dia sampai?” Tanya Miranda Wen tiba-tiba.

“Sebelumnya dia menelepon bilang beberapa hari lagi, mungkin dua hari ini.” Jawab Elisha Yu, kemudian dia teringat sesuatu, “Oh iya, kemarin sepertinya ada mengirim pesan ke aku.

Saat ini Elisha Yu baru teringat, kemarin Zayn Shen ada mengirim jadwal pesawatnya.

Miranda Wen tidak terkejut Zayn Shen mengirim pesan ke Elisha Yu, Zayn Shen tidak tahu keadaannya sekarang, bagaimana mungkin dia enak hati untuk mengirim pesan ke dirinya?

“Sepertinya dia pesawat malam ini, besok siang sampai.” Ujar Elisha Yu kepada Miranda Wen setelah melihat pesan.

Tentu saja Elisha Yu tahu apa maksud Miranda Wen.

“Kalau begitu malam ini kita pergi.” Mendengar perkataan Elisha Yu, Miranda Wen langsung membuat keputusan, dia tahu dirinya tidak boleh menunda lagi.

“Itu……” Setelah mendengar perkataan ini, Elisha Yu ingin mengatakan sesuatu namun terhenti.

“Ada apa-apa langsung katakan saja.” Melihat Elisha Yu yang seperti ini, Miranda Wen sudah tahu pasti ada sesuatu.

“Itu……Christian Xia juga mau datang.”

Ternyata waktu mereka memutuskan untuk pergi, Elisha Yu meminta Christian Xia untuk bantu mencari tempat tinggal baru. Dan Christian Xia pun khawatir ketika tahu mereka hanya berdua, dia bertekad untuk datang. Tidak peduli bagaimana Elisha Yu membujuk, dia tidak berubah pikiran, mau tidak mau Elisha Yu menyanggupinya, sebenarnya dia juga berharap bisa lebih banyak orang yang menjaga Miranda Wen,

“Hm, sudah tahu.” Jawab Miranda Wen datar.

“Kamu sudah tahu!” Elisha Yu sangat kaget, dia tidak ingat pernah memberitahu dia sebelumnya,

“Waktu itu suara kamu begitu keras, aku susah untuk tidak tahu.” Ujar Miranda Wen dengan santai.

Barulah Elisha Yu teringat situasi ketika bertelepon dengan Christian Xia, memang rada keras suaranya, terutama saat Christian Xia bilang tidak akan membantu kalau tidak mengizinkannya datang, respon Elisha Yu begitu heboh.

“Sepertinya memang responku agak heboh.” Elisha Yu menggaruk kepala dengan tidak enak hati.

Sebenarnya Christian Xia juga bukannya benar-benar tidak membantu, dia hanya meminjam kesempatan mencandai Elisha Yu. Lagipula asalkan kali ini dia membantu, ingin datang mencari mereka itu hal yang gampang, serta kebebasannya juga tidak ditahan oleh orang.

“Sudah beres, nanti Christian Xia akan menjemput kita di sana.” Tentu saja Elisha Yu tahu apa yang ditanyakan Miranda Wen.

“Hm.” Miranda Wen mengangguk kecil.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu