Eternal Love - Bab 339 Tidak Bisa Dipublikasikan

"Biasakan saja, kamu enak bilangnya, tapi ini sungguh susah sekali." Zayn terakhir menghempaskan nafasnya, meskipun begitu, jika ada sedikit lebih banyak petunjuk, itu juga lebih baik daripada terus mencari tanpa tujuan.

Jika begitu, dihitung-hitung, harus menunggu dirinya nanti kedepannya menilainya satu per satu, meskipun ini tidak berdampak besar bagi dirinya, namun bagaimanapun juga sang wanita telah mengorbankan malam pertamanya, dia tetaplah harus bertanggung jawab.

Miranda melihat tampangnya ini hanya untuk menghilangkan rasa bimbang saja, mereka lalu tidak mengobrol apa-apa lagi.

Belakangan ini fenomena muntah karena hamilnya sudah mulai reda, sekali terpikiran bayi diperutnya masih sedang tumbuh, melihat masakan dihadapannya, dia ingin makan lebih banyak lagi.

Dia juga sangatlah menyukai memakan makanan yang asam dan pedas, dia juga sangatlah menyukai dessert, meskipun sering mendengar kata orang lain bahwa boleh mengamati apa yang suka dimakan oleh ibu hamil itu untuk mengetahui apakah anak laki-laki atau anak perempuan.

Namun Miranda suka makan semuanya, sama sekali tidak bisa ketahuan, sekali terpikiran disini, Wajah mungil Miranda penuh dengan senyuman, dia melirik kearah perutnya yang sedikit menonjol, dan mengelusnya.

Zayn terlihat tidak bersemangat disampingnya, dia tidak sengaja melihat Miranda tengah menatapi perutnya dengan tatapan sayang.

Zayn merasa menyesal melihat adegan ini!

Jika waktu itu dirinya bisa lebih cepat menemukannya, maka mungkin saja anak didalam perutnya ini adalah miliknya, namun semua sudah terlambat, ketika melihat tampang Miranda yang menyayangi anaknya, Zayn juga merasa senang untuknya.

Dia tanpa sadar berkata, "Anak didalam perutmu akan tidak bisa ditutup satu dua bulan lagi, sampai saat itu, apa rencanamu?"

Seusai berkata, dia sedikit menyesal, perkataan tidak bisa ditarik kembali seusai diucap, dia menatapi gerak-gerik Miranda dengan hati-hati.

Miranda awalnya masih berada dalam pemikiran sendiri, dia tiba-tiba mendengar Zayn yang berada diseberangnya bertanya mengenai anak didalam perutnya, Miranda langsung mengangkat kepalanya dan menatapinya dengan ekspresi takut.

Anak dirinya bersama Alberto, mengapa dia bisa tahu? Dia tidak pernah menceritakan kepada siapapun, sekarang Zayn sudah tahu, apakah orang lain akan tahu juga?

"Kamu..........bagaimana kamu bisa tahu bayi didalam perutku?" Wajah mungilnya terlihat takut, tatapannya penuh ketidakpercayaan, dia tanpa sadar merapatkan bibiirnya dan menatapi Zayn dengan tidak tenang.

Jika semua orang tahu bayi didalam perutnya adalah milik Alberto, maka apa yang harus dilakukan? Miranda sampai saat ini juga masih belum pernah memikirkan hal ini.

Zayn tidak menyangka reaksinya begitu besar, dia bergegas meletakkan sumpit ditangannya, dan bergegas menasehatinya, "Tenang saja, hal ini hanya aku saja yang tahu, aku tidak akan memberitahu siapapun, dan kejadian kamu dan kakak sepupuku aku juga sudah tahu semuanya, hari itu dia yang memberitahuku."

Miranda langsung bagaikan balon yang anginnya lepas keluar, dia terlemas diatas kursi dan menghempaskana nafasnya, tangannya mengelus perutnya.

Miranda percaya dengan Zayn, dia percaya bahwa hal yang dijanjikannya maka pasti tidak akan memberitahukannya kepada orang lain, Miranda juga tidak berani membayangkan masalah seterusnya, dia hanya ingin menjalaninya saja.

Untung saja, bayiku, tadi hanyalah kejadian menakutkan belaka, percayalah sama ibu, ibu pasti akan melahirkanmu dengan cantik.

"Terima kasih!" MIranda menatapinya, dia sangatlah berterima kasih bahwa Zayn bisa menjaga rahasia dirinya, bagaimanapun juga kejadian antara dirinya dengan Alberto sangatlah tidak pantas dipublikasi.

Zayn menatapi seluruh gerakan Miranda dan sangatlah menyayangkan apa yang terjadi padanya, dia berkata, "Tenang saja, jika aku tahu hal ini berarti kamu mempercayai aku juga, baik apapun yang terjadi kedepannya, aku akan melindungimu dan menjaga keselamatanmu."

Seusai berkata, Zayn mengambil lauk untuk Miranda, disaat Miranda tahu Zayn mengetahui hal ini, Zayn jelas bisa melihat kedua tangan Miranda gemetaran.

"Terima kasih, namun hal ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu tidak perlu ikut campur." Terhadap kebaikan Zayn, Miranda hanya menerimanya dari hati, namun hal ini bagi orang lain sangatlah berat.

Hal ini sangatlah mungkin mengikutsertakan pemegang saham dan juga saham, Miranda tidak ingin Zayn menanggung resiko ini.

Zayn mendengar Miranda menolak dirinya, dia bergegas berkata, "Tidak perlu begitu sungkan denganku, sudahlah, cepat makan!"

Baik bagaimanapun, dirinya pasti akan melindungi Miranda, namun hal ini disebabkan oleh kakak sepupunya, memang ini adalah salah dia, jadi bagaimanapun juga harus menyuruhnya bertanggung jawab, termasuk penderitaan Miranda juga seharusnya dirasakan oleh dia.

Mereka berdua langsung melewatkan masalah ini dan bercanda gurau tentang hal lucu yang terjadi belakangan ini, dan juga hal-hal menarik lainnya, sambil mengobrol, hari juga mulai gelap.

"Ini masih lumayan pagi sekarang, apakah mau pergi bersantai? Aku dengar temanku membuka banyak tempat hiburan, apakah mau pergi bersama-sama?"

Zayn melihat hari mulai redup, namun didalam hatinya terus saja terpikiran wanita malam itu, jadi dia ingin membuat hatinya santai.

Miranda melihatnya bercerita mengenai hiburan, suasana hatinya juga tidaklah begitu bimbang lagi, kebetulan dia juga sedikit tidak nyaman dengan hal yang terjadi belakangan ini, dia lalu menyetujuinya.

"Boleh saja! Belakangan ini tekanan kerja lumayan berat, kebetulan boleh pergi refreshing bersama kamu." Kata Miranda.

"Baik." Zayn menjawabnya sambil tersenyum.

Miranda merasa jika mereka pergi berdua saja kurang cocok, jika diketahui oleh orang lain, pasti akan mengundang kesalahpahaman yang berlebihan.

"Bagaimana jika aku panggil temanku lagi, bagaimanapun juga jika hanya berdua juga tidak seru kan?" Saran Miranda.

Zayn juga tidak keberatan dengan saran Miranda, dia merasa juga lebih ramai jika ada teman lain.

"Baik, kamu sekarang hubungi temanmu saja, nanti suruh dia kasih alamat kita pergi jemput dia saja."

Miranda melihat Zayn begitu cepat menyetujuinya, dia lalu memanggil pelayan dan membayar tagihan makanannya, mereka berdua pergi ke tempat parkir bersama-sama.

"Elisha, apakah kamu sibuk nanti malam? Kita pergi refreshing dulu, hari ini ada Tuan besar yang mentraktir." Miranda menelepon Elisha, dan dengan cepat telepon terhubung.

Elisha merasa biasa saja, karena meskipun badannya sudah pulih dari kejadian sebelumnya, namun psikologinya terus saja belum pulih.

"Baik." Ketika mendengar ada orang yang mengajaknya pergi bersantai, Elisha langsung menyetujuinya.

Seusai membereskan nya, Elisha datang ketempat perjanjian untuk menunggu mobil mereka.

Tidak lama kemudian, dia melihat sebuah mobil yang familiar, hanya saja seketika dia tidak bisa mengingat siapa pemilik mobil ini, hanya saja dia merasa familiar.

Ketika menghentikan mobil disamping Elisha, Zayn turun dari pintu penyetir, "Maaf, telah membiarkan kamu menunggu lama."

Tampangnya lembuat dan menatapi Elisha sambil tersenyum, dia membuka pintu mobil dengan sopan untuknya.

Elisha menatapi Zayn yang dihadapannya dengan kaget, tatapannya penuh rasa takut, dia langsung terpikiran dengan hal yang terjadi malam itu, dia seketika tercengang disana.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu