Eternal Love - Bab 447 Pasti Suka

Keesokan harinya, Alberto bangun dengan keadaan sedikit setengah sadar, sebelum pingsan dia masih sedang mandi air dingin, berharap kondisi tubuh karena efek obat yang diberikan Violet bisa membaik, namun karena panas dingin yang bergantian ditambah dengan nafsunya yang semakin menurun karena disiram air dingin, Alberto akhirnya tidak tahan lagi dan pingsan dibawah siraman air dingin.

Alberto terbangun karena kedinginaSn, lebih tepatnya, kalau tidak ada masalah semalam, sekarang dia seharusnya tidur dengan nyaman di atas kasur untuk menghilangkan kelelahan naik pesawat, tapi sekarang, terbangun kedinginan di tengah-tengah siraman air dingin, tubuhnya kaku dan hampir tidak bisa bergerak, gerakannya juga tidak lincah, pakaiannya juga menempel di tubuhnya karena basah, membuat Alberto merasa sangat tidak nyaman.

Semakin memikirkan hal semalam, Alberto semakin marah, dia marah bukan karena diberi obat bius, tapi dia marah terhadap orang yang memberinya obat.

Suhu di dalam kamar mandi seperti saat musim dingin, kaca dan cermin juga berembun tebal, meskipun sekarang sudah sangat dingin, tapi Alberto tetap bangun perlahan sambil bertopang pada dinding.

Untunglah, efek obat sudah hilang, untung saja dia sadar sebelum terjadi sesuatu, kalau tidak maka urusannya akan sangat kacau. Alberto mengatur suhu air menjadi air panas sambil bersyukur.

Air hangat mengalir turun mengikuti bentuk wajah Alberto, kemudian melewati tubuhnya yang kaku, setelah sekian lama, Alberto baru merasa tidak kedinginan lagi dan menikmati air hangat ini.

Baru saja pulang dari luar negeri, belum sempat istirahat, malah terjadi hal sebesar ini, semakin dipikir, Alberto semakin kesal, dia sambil mandi sambil berpikir harus melakukan apa untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi.

Di lain sisi, Joyce Qin masih kesenangan dengan rencana kemarin, kemarin Alberto baru saja pulang, Alberto pasti kelelahan, jadi kewaspadaannya pasti menurun, lagipula kalau dia dan Violet Qin telah berhubungan intim, maka masalah pernikahan sudah terselesaikan, setelah menikah, masih ada apa yang tidak bisa dilakukan?

Setelah mandi Alberto pun pulang ke rumah, dia merasa lebih baik berbicara baik-baik dengan ibunya, dia berharap masalah seperti ini tidak akan terjadi lagi untuk kedua kalinya.

"Alberto, kamu sudah pulang, bagaimana semalam dengan Violet?" begitu melihat Alberto pulang, Joyce langsung tidak tahan dan menanyakan kejadian semalam.

Awalnya, Alberto berencana berbicara dengan damai dan tidak berencana menggunakan cara yang ekstrim, tapi Joyce berkata seperti itu langsung menyerang kelemahan Alberto.

Membuatnya teringat dengan kejadian semalam, dia tidak pernah selemah itu, apalagi di depan perempuan yang dia benci, dan semua ini terjadi karena ibunya sendiri.

Dipikir-pikir hal ini sangat menyedihkan, demi keuntungan keluarganya sendiri, ibunya mempergunakan pernikahan putranya sendiri, ini juga alasan utama Alberto membenci Violet Qin.

"Kamu jangan berbicara lagi, aku sangat lelah, bagaimana semalam? Semalam ada apa?" begitu teringat dengan hal-hal yang terjadi dulu dan juga ekspresi Joyce yang penuh harapan, Alberto pun marah.

Joyce merasa sepertinya ada yang tidak benar, mengapa sepertinya ekspresi Alberto tidak sesuai yang dia bayangkan, apakah karena terlalu lelah? Joyce menebak dalam hati.

"Ya kejadian semalam, Alberto, ibu tahu kamu sekarang capek, ibu juga tidak bertanya banyak, kamu hanya perlu memberitahuku hasilnya, setelah itu pergi istirahatlah, kamu juga sudah kelelahan."

"Kamu tahu aku capek, kamu bisa-bisanya tahu, kamu sudah tahu tapi tetap melakukan hal rendah seperti itu terhadapku, coba kamu katakan, keluarga Qin memberikan keuntungan apa untukmu, sampai-sampai kamu bisa mengkhianati putramu seperti ini." Amarah Alberto semakin naik melihat Joyce memasang ekspresi polos seakan tidak tahu apa-apa.

"Keuntungan apa? Kamu kenapa bisa mengatai ibumu seperti itu, aku melakukan ini demi kebaikanmu." Joyce akhirnya merasakan amarah Alberto, namun dia menjawab seperti difitnah.

"Heh, demi kebaikanku, kamu kenapa bisa berkata begitu mulia? Demi kebaikanku, kamu memberikan obat perangsang untukku, demi kebaikanku, kamu menyuruhku menikahi orang yang tidak kucintai, kamu melakukan semua ini demi kebaikanmu sendiri, bukan demi aku." Ketika mendengar Joyce mengatakan bahwa semua yang Joyce lakukan adalah demi kebaikannya, Alberto tertawa tanpa sadar, tidak tahu apakah dia sedang menertawai kebodohan ibunya atau sedang menertawai kesedihannya sendiri.

"Alberto, kamu kenapa mengataiku seperti itu, dari mana kamu melihat aku melakukan semua ini bukan demi kebaikanmu? Ada apa dengan Violet Qin, bagian mana dari dia yang tidak baik? Masalah perasaan bisa dibina, sekarang suka bukan berarti akan tetap suka di masa depan, tidak suka juga bukan berarti tidak suka di masa depan, orang bisa berubah, perasaan juga sama." Joyce menasehati dengan maksud baik.

"Kamu kenapa tetap tidak mengerti apa yang sedang aku katakan?" Alberto akhirnya tidak tahan lagi, dia langsung mengambil gelas yang paling dekat dengannya dan membantingnya ke lantai.

Seketika, suara kaca pecah memenuhi seluruh rumah, Joyce terkejut dengan situasi ini, di dalam ingatannya, Alberto adalah orang yang tenang dan tidak mudah mengatakan isi pikirannya, tadi Alberto berbicara dengannya dengan penuh amarah, dia juga menganggapnya sedang mengutarakan rasa sedihnya saja, tapi sekarang, Joyce benar-benar kaget.

Dada Alberto naik turun karena amarah, nafasnya juga tidak lancar, dia melihat Joyce membeku di tempat karena terkejut, dia juga tidak berharap Joyce sadar atas kesalahannya, setelah beberapa saat, Alberto pun berjalan ke pintu dan keluar, meninggalkan Joyce yang tidak tahu harus melakukan apa sendirian.

Alberto berjalan sendirian di pinggir jalan, langit masih belum cerah sepenuhnya, bisa dilihat betapa pedulinya Joyce dengan urusannya, masih sepagi ini Joyce sudah menunggunya di rumah.

Alberto juga lumayan kaget dengan semua yang dia lakukan tadi di rumah, sepertinya ini adalah pertama kalinya ada orang yang bisa membuatnya marah sampai seperti ini.

Tidak tahu alasannya, hanya tahu dia tidak menyesal.

Di jalanan sangat sepi, Alberto juga tidak tahu dia seharusnya kemana, tubuhnya yang disiram air dingin dalam waktu panjang meskipun sudah disiram dengan air panas, tetap saja gemetaran begitu angin berhembus.

Meskipun dingin, tapi masalah paling penting sekarang adalah masalah tempat tinggal, dulu Alberto pernah menyewa sebuah apartemen disini, tapi setelah ke luar negeri, dia sudah tidak menggunakan apartemen itu lagi, saat itu dia pergi terburu-buru, belum sempat mengurus permohonan berhenti kontrak, sekarang tidak tahu apakah masih bisa dia tinggali.

Alberto terbiasa membawa kunci kemanapun, juga tidak ada kebiasaan membuang kunci, jadi di dalam dompetnya masih ada kunci apartemennya.

Dia pun mengandalkan ingatannya mencari apartemen, di luar perkiraannya, apartemen ini masih boleh dia tinggali, dia pun berencana tinggal disini beberapa hari ini, kemudian setelah mengurus masalah pekerjaan, dia pun istirahat dan berbaring dengan tenang.

Dia benar-benar sangat lelah, dalam waktu tidak sampai satu malam, sudah terjadi begitu banyak hal, hadiah kepulangannya ini benar-benar terlalu berharga. Alberto sambil berpikir sambil berbaring di kasur, sekarang yang paling penting adalah istirahat untuk mengisi tenaganya.

Beberapa hari ke depan, karena pertengkaran ini, Alberto tetap tinggal di apartemen dan tidak pernah pulang ke rumah lagi, dia bahkan tidak menghadiri pesta penyambutan yang diselenggarakan keluarganya.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu