Eternal Love - Bab 42 Mempermalukan

Miranda Wen mengangkat alisnya dan menatap mereka, dirinya merasa sepertinya ada beberapa orang tidak senang dengan kedatangannya.

Pada saat yang sama, semua orang juga memperhatikan direktur baru ini. Setelah melihat, mereka sedikit terkejut.

Mereka melihat parasnya yang cantik, elegan dan murah hati. Setelan pakaian kerja berwarna putih sangat sesuai dengan postur tubuhnya yang sempurna, sederhana namun menarik.

Awalnya mereka membayangkan bahwa seseorang yang langsung duduk di posisi direktur adalah seorang wanita tua kuno. Namun, mereka tidak menyangka bahwa orang ini jauh lebih muda dari yang mereka bayangkan, bahkan sedikit lebih baik dari Bernessa Song dan usianya terlihat lebih muda dari mereka semua.

Beberapa orang lebih bertekad mengatakan bahwa dia masuk menjabat sebagai direktur melalui jalur hubungan dengan seseorang. Lebih kurang, tampak ada beberapa ekspresi menghina di wajah mereka.

Meskipun Miranda Wen tidak pernah pengalaman kerja di tempat kerja, namun dirinya kurang lebih bisa menebak pikiran orang-orang ini dan dirinya juga tidak terlalu peduli dengan hal itu. Bagaimanapun, dia memang mengandalkan hubungannya dengan keluarga Ji untuk dapat menjadi direktur di usianya yang masih muda.

"Biarkan aku perkenalkan kepada semua orang, ini adalah direktur baru dari departemen desain." Rita Tsu memperkenalkannya kepada semua orang.

Setelah Rita Tsu selesai berbicara, kemudian Miranda Wen berdiri dan memperkenalkan dirinya, "Halo semuanya, namaku Miranda Wen, semoga kita semua dapat bergaul dan bekerja sama dengan baik."

Setelah itu, Bernessa Song sangat tidak menghargainya dan mengeluarkan sebuah suara mencibir.

Meskipun suaranya tidak keras, namun Miranda Wen dapat mendengarnya dengan sangat jelas, dia memberi tatapan yang dalam pada orang itu, wajahnya tidak menunjukkan kepedulian.

Kemudian, semua orang menyambut Miranda Wen dengan hormat, "Halo direktur."

"Baiklah, mari kita semua kembali bekerja." Miranda Wen tersenyum sambil berkata, berbalik dan memerintah Rita Tsu yang disampingnya, "Rita Tsu, mari ikut aku ke ruangan kerjaku."

Setelah memasuki ruangan kerja, senyum di wajah Miranda Wen juga mereda, semua orang mengatakan bahwa tidak mudah bekerja di perusahaan, dia belum pernah mengalami sebelumnya, tetapi sekarang dia dapat merasakannya.

Dia hanya tidak menyangka bahwa begitu dirinya memasuki perusahaan, ada beberapa orang tidak menyukainya dan mengekspresikannya dengan sangat jelas.

Tempat kerja ibaratnya seperti medan perang. Jika dia tidak mengelola karirnya dengan baik, maka kedepannya mungkin akan susah melewati hari-hari di tempat ini.

Tetapi jika terlalu bagus, bukankah itu sangat membosankan ?

"Rita Tsu, berikan kepadaku data karyawan dari departemen desain." Miranda Wen memberi perintah.

"Baik, tunggu sebentar." Rita Tsu mencari di dalam dokumen, kemudian menyerahkan kepadanya.

Miranda Wen memperhatikan data karyawan dengan serius. Setelah melakukan peninjauan singkat, dia menjatuhkan fokusnya pada halaman data Bernessa Song, mengingat bahwa orang inilah yang tadinya berlaku tidak sopan terhadap dirinya sendiri.

"Orang yang bernama Bernessa Song tampaknya memusuhiku, mengapa ?" Miranda Wen menunjuk ke halaman Bernessa Song dan bertanya pada Rita Tsu dengan penasaran.

"Dia adalah kepala designer di departemen desain perusahaan dan awalnya merupakan orang yang paling memiliki kesempatan untuk dipromosikan menjadi direktur, namun......" Sambil berkata, Rita Tsu melirik Miranda Wen dengan tatapan tidak tahu harus bagaimana.

Berbicara mengenai ini, tidak ada lagi yang Miranda Wen tidak mengerti, dia yang telah mengambil posisi orang lain, maka tidak heran jika Bernessa Song sangat tidak menyukainya.

Tetapi karena sekarang dia telah duduk di posisi direktur, maka tidak ada alasan untuk mengembalikan posisi tersebut, bahkan dia harus bekerja lebih baik agar bisa meyakinkan semua orang.

Setelah memahami semua ini, Miranda Wen melanjutkan membaca data Bernessa Song, kemudian mendapati bahwa Bernessa Song ini memang bukan orang yang sembarangan, waktu yang dia habiskan di perusahaan ini juga tidak singkat, dan dia telah memenangkan banyak penghargaan. Tidak heran jika dia tidak terlalu menghargai orang.

Miranda Wen membalik lembar data karyawan dengan teliti, memahami dengan jelas informasi setiap karyawan, dan dapat memastikan bahwa saat ini ada lima designer di departemen desain.

Selain Bernessa Song yang merupakan kepala designer, ada dua designer lain yang merupakan pengikut Bernessa Song, beberapa orang yang sering bekerja sama dengannya yaitu Kirana Zhang dan Lili Yang.

Orang yang menatapku sebagai musuh adalah dua orang ini.

Sisanya adalah dua designer baru yang merupakan pendatang baru, yaitu Wenny Shen dan Maggie Qin.

Setelah memahami semua informasi pribadi karyawan dari seluruh departemen desain dan hal-hal yang menjadi tanggung jawab karyawan, Miranda Wen memanfaatkan waktunya untuk mulai bekerja, dan tugas pertamanya sekarang adalah memahami segala sesuatu di departemen desain.

Sedangkan Bernessa Song dan beberapa orang tersebut, tidak boleh ditanggapi terlalu terburu-buru, selesaikan satu per satu dengan baik.

Hari ini berlalu begitu damai.

Tentu saja, Miranda Wen tidak melupakan pesan dari ibu mertuanya, dan segera kembali ke rumah setelah bekerja. Jika dia menunda sesaat, maka kesempatan bekerja yang tidak mudah dia dapatkan akan hilang.

Pada malam hari, Miranda Wen berbaring di dalam selimut sambil memikirkan sesuatu.

Setelah melalui hari seperti ini, dia tahu betul bahwa tidak ada karyawan dari seluruh departemen desain yang benar-benar yakin dengan kemampuannya, tetapi sebaliknya lebih banyak yang meragukan dan merendahkannya. Jika ingin mengubah situasi ini, dia harus membuat beberapa prestasi.

Kemudian, sekelompok pengikut Bernessa Song, jika Miranda Wen tidak memimpin dengan baik, maka pasti akan menjadi penghalang dalam pekerjaannya di masa depan.

Tetapi ini juga tidak dapat diselesaikan dalam sekejap, harus melakukannya secara perlahan-lahan.

Memikirkan ini, membuat Miranda Wen mendesah, perjuangannya masih sangat panjang.....

Keesokan harinya, begitu tiba di perusahaan, Miranda Wen langsung memanggil Rita Tsu ke ruangan kerjanya.

"Rita Tsu, beritahu kepada semua karyawan di departemen desain bahwa akan diadakan rapat di ruang konferensi setelah sepuluh menit kemudian."

Rita Tsu mengangguk, "Baik, aku akan segera memberitahu semua orang."

Sepuluh menit kemudian, setelah menerima pemberitahuan dari Rita Tsu, Miranda Wen langsung menuju ke ruang konferensi. Begitu dia masuk, mata semua orang tertuju padanya.

"Apakah semua orang sudah hadir di sini ?" Miranda Wen mengabaikan beberapa tatapan orang yang penasaran, dan bertanya dengan pelan.

Untuk sementara waktu, semua orang saling memandang, dan tidak ada yang berbicara.

Melihat tidak ada yang berbicara, mata Miranda Wen sedikit gelap, dan diam-diam menatapi seluruh ruangan. Meskipun tidak semua orang kemarin dia ingat, namun justru Bernessa Song meninggalkan kesan yang mendalam padanya.

Karyawan biasa telah tiba, tetapi kepala designer belum hadir. Tampaknya kebencian Bernessa Song terhadapnya jauh lebih berat daripada yang dia kira.

Baru saja Miranda Wen ingin bertanya, terlihat seseorang yang terlambat datang mendorong masuk tanpa tergesa-gesa.

Sudut mulut Bernessa Song dipenuhi dengan senyuman mencibir, rambutnya yang panjang bergelombang disisihkan menjadi satu sisi, mengenakan setelan gaun ketat tak berlengan yang menampilkan postur tubuhnya yang seksi, terlihat sangat menawan.

"Direktur, maaf aku terlambat, aku sedang sibuk menggambar." Meskipun Bernessa Song berkata demikian, namun tidak ada permintaan maaf di wajahnya, sebaliknya, matanya penuh dengan makna provokatif.

Meskipun semua orang tahu betul jelas bahwa kata-kata ini hanyalah sebuah alasan, namun tidak ada juga yang berani berpendapat.

Bagaimanapun juga, Bernessa Song adalah karyawan lama di perusahaan ini, ditambah dia adalah seorang kepala designer. Dia telah menghabiskan bertahun-tahun di perusahaan ini, dan memiliki jaringan yang luas, sehingga tidak ada yang berani menyinggung perasaannya.

Melihat situasi ini, Miranda Wen menyipitkan matanya, tampaknya Bernessa Song sengaja ingin mempermalukan Miranda Wen di depan semua orang.

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu