Eternal Love - Bab 28 Terluka

Sisca terkejut mendengar kata-kata Alberto itu.

Saat itu Sisca tidak terlalu memperhatikannya, sehingga dia segera melangsungkan rencananya kepada Miranda, tanpa peduli akan kamera yang memantaunya. Jika mereka benar-benar dapat mengetahui apa yang terjadi dari kamera pemantau itu, maka bagaimana akhir dari semua ini?

Miranda saat ini juga merupakan bagian dari Keluarga Ji. Di depan begitu banyak orang, Keluarga Ji pasti akan mendukung posisi Miranda. Jika mereka mengetahui bahwa Sisca telah mengunci Miranda di dalam toilet, maka konsekuensinya tidak dapat dibayangkan.

Tentu saja, jangan berharap Keluarga Wen akan membelanya.

Jelas-jelas status Keluarga Ji sungguh tinggi. Jika Miranda lari dari pernikahan ini, maka itu membuktikan bahwa dia tidak ingin berada di kelas atas!

Memikirkan hal ini, Sisca mulai merasa gelisah, "Jangan sibuk untuk mencari kamera pemantau dulu, mungkin adikku pergi ke kamar mandi, aku akan mencoba untuk mencarinya lagi."

Usai berkata, Sisca dengan terburu-buru.berlari.

Melihat ekspresi Sisca yang berubah, Alberto tampak seolah dapat menebak sesuatu, matanya bersinar, lalu dia pun mengikuti SIsca pergi.

Ketika orang yang disekitarnya melihat Alberto pergi, mereka semua juga mengikutinya.

Melihat wanita di depannya yang naik menuju tangga di sebelah kanan tanpa ragu-ragu. Alberto pun telah mengkonfirmasi dugaannya. Pandangannya pun menjadi dingin membuat orang tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya.

Tak lama kemudian, Sisca segera menuju ke pintu kamar mandi, dengan cepat memindahkan papan nama, lalu membuka pintu dengan tergesa-gesa, dan berjalan masuk.

Ketika dia melihat Sisca yang berada di dalam, dia berpura-pura terkejut dan berkata, "Kakak, kamu ternyata memang ada di sini!"

Miranda awalnya sama sekali tidak terjatuh karena memanjat, dan membujurkan tubuhnya dalam waktu yang lama. Kemudian dibuat terkejut lalu jatuh karena mendengar suara Sisca. Miranda pun berteriak kesakitan.

Alberto yang mendengar suaranya, segera menghampirinya melihat apa yang terjadi. Hatinya sepertinya disatukan, Alberto pun tergesagesa menghampiri Miranda, lalu memeluknya.

"Bagaimana? Bagian mana yang sakitnya?"

Nada cemas itu benar-benar berbeda dengan sikap yang biasanya Alberto tunjukan, tetapi sangat disayangkan bahwa tidak ada yang memperhatikannya dalam adegan seperti itu.

Wajah kecil Miranda berkerut menahan rasa sakit, dia mencoba untuk menggerakkan kaki kanannya. Rasa sakit itu pun membuat dahinya berkeringat.

"Aku rasa kakiku terkilir, aku tidak bisa menggerakkannya..."

Ketika Miranda belum selesai berkata, Alberto segera menggendongnya, lalu berjalan keluar.

Tanpa sadar Miranda mengaitkan lehernya kepada pria itu, ada nafas kaget yang keluar. Di saat yang bersamaan hatinya tidak hanya merasa malu tetapi juga ada perasaan yang tidak dapat dijelaskan.

Dada padat yang terasa hangat, lalu aroma mint ringan bercampur dengan napas yang berhembus keluar dari tubuh laki-laki itu membuat wajahnya terasa panas.

Biasanya, Miranda tidak suka dengan kontak lawan jenis seperti ini, tetapi jika berada di dalam pelukan Alberto, tampaknya Miranda tidak akan menolaknya sama sekali. Bahkan sebaliknya, dia merasa sedikit menyukainya.

Jantung berdetak kencang. Miranda tidak bisa membantu untuk mengangkat wajahnya, tapi wajah Alberto tampak suram. Sepertinya hatinya telah ditusuk untuk sementara waktu, tetapi dia sangat peduli dengan perasaannya untuk dirinya sendiri.

Melihatnya seperti itu, Miranda berpikir bahwa dia telah salah paham dengan dirinya, sehingga Miranda terburu-buru menjelaskan, "Maaf, aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Ada seseorang yang telah mengurungku di dalam toilet. Sehingga aku pun tidak bisa keluar ..."

Wanita itu bahkan berani melakukan hal seperti ini dibawah pengawasan Alberto, dia benar-benar menganggap remeh Keluarga Ji.

Di sisi lain, Sisca sungguh merasa ketakutan ketika mendengar kata-kata Miranda itu, yang kemudian membuat tatapan Alberto menjadi dingin. Sisca pun menjadi semakin merasa lebih bersalah lagi. Dia bahkan merasa bahwa Alberto pasti melihat sesuatu.

Wajah Alberto yang tampak begitu dingin, dia pun berkata, "Aku ingin melihat siapa yang berani memainkan lelucon seperti ini!" Ketika Alberto mengatakan hal itu, pandangannya pun langsung tertuju kepada Sisca.

Sisca tidak dapat menahan rasa groginya, sekujur tubuhnya terasa begitu dingin, dia menggigil, matanya tidak berani untuk menatap pria itu lagi.

Pada saat ini, orang-orang yang telah mengikuti Alberto juga masuk ke dalam. Ketika mereka melihat pemandangan di depan mereka, mereka sungguh terkejut.

Alberto pun menoleh kepada sang manager hotel, lalu berkata, "Manager Lee, selidikilah masalah ini." Nada suaranya menunjukan bahwa sang manager tidak dapat menolaknya

Manager Lee pun mengangguk begitu mendengarnya.

Sisca melihat postur in di sisi lain, merasa takut dan segera mengubah ekspresi wajahnya.

Tuan Wen dan Nyonya Wen, tiba di sekitar kerumunan. Melihat Sisca seperti ini, mereka pun juga mengubah ekspresinya

Terutama dengan Melvin, dia sungguh ingin menampar putrinya yang tak berdaya. Putrinya itu hampir menghancurkan semua yang telah dia atur dengan cermat pada kesempatan penting hari ini.

Yenny masih memiliki rasa kasihan kepada putrinya itu. Begitu situasi ini menjadi ramai, dapat diperkirakan bahwa Sisca mungkin tidak dapat menemukan suami dengan kondisi keluarga yang baik di masa depan.

Jadi segera datang dan berkata, "Karena kita telah menemukan Miranda, aku rasa masalah ini sudah selesai. Yang terpenting ialah melihat bagaimana luka Miranda terlebih dulu."

Kemudian, Melvin juga membantu mengatakan sepatah-kata.

Kedua orang itu dengan jelas sedang melindungi Sisca. Bagaimana bisa Miranda tidak sadar akan hal itu? Mungkin saja dia sudah terlalu sering dipermainkan oleh wanita itu Tidak dapat dihindari bahwa dia sudah mati rasa dan malas untuk berdebat lagi.

Alberto menghembuskan napas dingin. Setelah melihat cedera di kaki Miranda, dirinya pun menjadi malas untuk menanggapi orang-orang di sekitarnya. Sehingga dia segera membawa Miranda menuju ke kamar.

Di dalam kamar, manager hotel telah memerintahkan staf layanan untuk mengirim es batu dan kotak obat.

Karena takut menyakitinya, Alberto dengan lembut meletakkan Miranda ke tempat tidur. Jantung Miranda pun berdetak kencang.

Meskipun dia adalah orang yang selalu berekspresi dingin, tetapi dia tidak bersikap dingin kepadanya. Sebaliknya, dia memperlakukannya dengan sangat lembut.

Pada saat Miranda kehilangan akalnya, Alberto telah membuka kotak obat dan tampaknya dia akan mengobati Miranda dengan tangannya.

"Tahanlah rasa sakitnya."

Miranda merasa sedikit canggung, lalu melangkah mundur, "Sebaiknya aku saja yang melakukannya, inisangat merepotkanmu..."

"Tidak masalah."

Tanpa ragu tidak memberikan ruang kepada orang lain menolaknya, adalah gaya Alberto.

"Aku benar-benar tidak perlu. Aku akan melakukannya sendiri." Miranda masih merasa canggun. Ketika dia mencoba untuk mengambil es batu, dia tidak dapat menahan rasa sakit pada lukanya, sehingga terdengarlah suara desissan yang mencoba untuk menahan rasa sakit.

Alberto mengerutkan kening, "Kamu adalah orang pertama yang berani menolakku. Jika kamu tidak ingin merepotkan diriku, maka sebaiknya kamu tidak bergerak dulu." Melihat Miranda mendengarkan apa yang telah dia katakan, Alberto segera menangkap kaki Miranda, lalu melepaskan sepatunya.

Terdapat ruam kemerahan yang tampak sangat jelas di atas kaki halus putih itu. Dapat dibayangkan betapa menyakitkannya hanya dengan melihatnya.

Hati Alberto terkejut, matanya pun tampak membeku.

Karena Alberto baru saja menundukkan kepalanya, Miranda tentu tidak melihat semua ini, dia hanya dapat merasa wajahnya semakin terasa panas dan semakin panas. Terlebih lagi lelaki itu telah memegang pergelangan kakinya, sehingga membuatnya melupakan rasa sakitnya itu.

Alis dan mata Alberto yang indah, perlakuannya yang lemah lembut, memunculkan benih cinta dalam hati Miranda, seolah-olah ada arus lisrik pada sentuhan pria itu, hal ini sungguh menabjubkan.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu