Eternal Love - Bab 23 Pesta Pernikahan yang Kacau

Tidak peduli bagaimana dia berpikir, apa yang harus terjadi tetap akan terjadi.

Dengan tatapan dari pembawa acara, Miranda Wen dengan kaku menarik lengan Bernando Ji.

"Nona Miranda Wen, apakah anda bersedia menikahi pria di sampingmu, miskin atau kaya, sehat atau sakit, dan apakah anda bersedia hidup bersamanya sampai maut memisahkan?"

"Saya bersedia."

Miranda Wen menjawab tanpa ragu-ragu, dia tidak benar-benar bersedia, tetapi dia takut menyesali perbuatannya.

Pembawa acara menanyakan Bernando Ji dengan pertanyaan yang sama.

Pada saat ini, mata semua orang terfokus padanya. Mungkin karena sikapnya yang tidak cocok dengan acara ini. Bernando Ji tidak bisa tenang sejak dia naik ke atas panggung. Dia terus bergerak kesana kemari dan tidak fokus

Miranda Wen menoleh dan memandangi mempelai pria dalam diam.

Tentunya dia tidak mengerti arti dari pernikahan ini, kan?

Atau mungkin dia hanya menganggap pernikahan ini sebagai permainan yang membosankan.

Setelah menunggu lama, orang-orang yang ada di ruangan tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Bernando Ji. Suasana terasa dingin dan canggung untuk sementara waktu.

Pembawa acara mulai merasa canggung. Dia dengan cepat memikirkan sebuah alasan dan menanyakan pertanyaan yang sama lagi.

Namun, Bernando Ji masih belum memberikan tanggapan. Dia melihat sekeliling seperti anak yang gelisah dan pastinya tidak mendengar perkataan pembawa acara.

Miranda Wen menggenggam lengan dan tangan Bernando Ji yang dingin dan tegang.

Sejauh ini, dia telah membuat pengorbanan yang begitu besar. Sekarang dia hanya berharap bahwa pernikahan ini bisa berjalan lancar, atau tidak, biaya pengobatan Dessie akan hilang.

Sayang sekali, Tuhan tidak mendegar doanya. Bernando Ji tidak menjawab pertanyaan tersebut, dan membuat semua orang menunggu.

Tidak ada yang mengharapkan situasi seperti itu. Pengurus rumah keluarga Jia itu memandang perilaku tuannya yang tidak fokus dan mengingatkannya, "Tuan muda, katakan aku bersedia, tuan muda..."

Namun, Bernando Ji sepertinya tidak mendengarkannya. Miranda Wen mengerutkan kening, lalu menarik lengan baju yang mengkerut, dan dia dapat merasakan keringat lengket di telapak tangannya.

Pada saat ini, ruangan tersebut dipenuhi dengan gelembung berwarna yang awalnya dirancang untuk menciptakan suasana romantis pada pesta tersebut.

Sekarang perhatian Bernando Ji beralih kepada gelembung-gelembung ini. Dia mengulurkan tangannya, ingin menangkap gelembung tersebut. Dia terus berteriak, "Cantik sekali. Jangan pergi, jangan pergi..."

Di luar kendali, dia berlari turun dan melompat untuk meraih gelembung di depan para tamu.

Menghadapi situasi yang begitu tidak terduga, orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut terkejut. Mereka semua memandang Bernando Ji, dan tidak lama kemudian, banyak terdengar komentar-komentar dari para tamu.

Miranda Wen, yang berdiri di tempat yang sama, merasa malu dan ingin mencari celah untuk bersembunyi.

Pernikahan ini berkali-kali lipat lebih buruk dari yang dia duga. Dalam sekejap, Miranda Wen berpikir untuk melarikan diri tanpa mempedulikan semua ini lagi.

Joyce Qin yang menonton pesta pernikahan di atas panggung, tidak mengharapkan kekacauan seperti itu. Melihat putranya berkeliaran di pesta pernikahan, dia langsung merasa mirip seperti sesuatu.

Tidak apa kalau pernikahannya berantakan, tapi bagaimana kalau sampai ada yang terluka?

Memikirkan hal ini, dia berteriak kepada pengurus rumah dengan wajah penuh dengan amarah, "Kenapa bisa seperti ini? Mengapa kamu tidak langsung memanggilnya?!"

Setelah menerima perintah dari Joyce Qin, pengurus rumah mengejar Bernando Ji dengan penuh keringat dingin, tetapi dia tidak mungkin dapat mengejar langkah cepat Bernando Ji.

Melihat Bernando Ji berlari keluar dari ruang pesta, Alberto Ji membuka suara pada saat yang kritis ini.

"Bernando, cepat kembali. Apakah kamu lupa apa yang aku katakan kepadamu?"

Mendengar suara Alberto Ji, Bernando Ji, yang penuh kegembiraan, segera menghentikan langkahnya dengan sedih, dan dituntun kembali ke panggung oleh pengurus rumah.

Pembawa acara di panggung terpukau saat melihat kejadian yang barus saja terjadi. Acara kembali ke situasi awal dan pembawa acara meneruskan pengucapan janji nikah.

"Tuan Bernando Ji, apakah anda bersedia menikahi wanita di sampingmu, miskin atau kaya, sehat atau sakit, dan apakah anda bersedia hidup bersamanya sampai maut memisahkan?"

Bernando Ji melirik Alberto Ji dan menjawab dengan suara pelan, "Saya bersedia…"

Lalu Bernando Ji menatap lagi gelembung-gelembung itu. Dia berharap dia bisa pergi bermain. Dia bertanya kepada pengurus rumah di sebelahnya, "Paman, sudah selesai belum? Apakah sekarang Bernando sudah boleh pergi?"

Pengurus rumah mengeluarkan keringat dingin pada saat ini. Karena takut akan terjadi kecelakaan, dia buru-buru membujuk, "Tuan, tolong tunggu sebentar."

Begitu pembawa acara melihat situasi ini, memikirkan cara untuk memulihkan suasana, dan akhirnya pembawa acara pun meneruskan lagi jadwal acara, "Untuk mengingat saat berbahagia ini, kedua mempelai dipersilahkan untuk saling memasangkan cincin pernikahan di depan para hadirin. Tolong penggiring pengantin membawakan cincinnya."

Elisha Yu, yang menyaksikan situasi barusan, mendengar bahwa dirinya harus naik ke atas. Dia pun dengan enggan naik ke atas panggung sambil membawa cincin.

"Pengantin pria, silahkan memasangkan cincin di jari pengantin wanita."

Melihat bahwa Bernando Ji masih diam, pembawa acara memberikan isyarat kepada pengurus rumah.

"Tuan muda, pakaikan cincinnya." Pengurus rumah mengingatkan Bernando Ji dengan suara rendah.

Bernando memandang dengan enggan. Ketika dia melihat cincin itu, dia mengabaikan suara pengurus rumah dan bertingkah laku tidak pantas. Dia menyeret pengurus rumah dan berkata, "Paman, bermainlah denganku. Aku ingin pergi bermain ..."

Tentu saja, pengurus rumah tidak bisa menurutinya. Pengurus rumah bahkan mencoba membujuk dan menasihatinya. Bernando Ji menjadi sangat kesal dan menepis tangan pengurus rumah lalu berlari keluar.

Pesta pernikahan apa ini? Pesta pernikahan seperti apa yang dimana pengantin pria meninggalkan pengantin wanitanya begitu saja?

Dalam menghadapi pesta pernikahan yang konyol ini, ruangan pesta menjadi ricuh.

Dan Miranda Wen, salah satu karakter utama dari pernikahan itu, hanya berdiri di tempat yang sama, seperti orang bodoh, dan tidak bereaksi.

Orang-orang di bagian dalam ruangan membicarakan kejadian ini, mata mereka menatap Miranda Wen penuh dengan simpati atau ejekan.

Layak baginya untuk mendapat perlakuan seperti ini karena dia sudah memanjat ke atas.

Richard Ji panik dan kepalanya sakit. Joyce Qin menopangnya dan menuntunnya untuk istirahat di samping, sama sekali tidak mempedulikan Miranda Wen yang berada di atas panggung sendirian.

Tidak perlu mengharapkan dari sisi keluarga Wen. Melvin Wen dan Yenny Shen terlihat sangat marah, satu-satunya hal yang mereka takuti adalah pernikahan akan gagal. Sisca Wen di sisi lain senang melihat kejadian ini, dan dia berharap sesuatu yang tidak terduga akan terjadi lagi.

Elisha Yu yang hanya hadir sebagai pengiring pengantin, sedang berusaha untuk menghibur Miranda Wen, tetapi dia juga merasa marah.

Sepertinya hanya Alberto Ji saja satu-satunya orang di ruangan ini yang bisa tetap tenang menghadapi situasi seperti ini.

Pernikahan yang sudah direncanakan, menjadi hancur seperti ini. Dalam hatinya, Alberto Ji merasa sangat kesal. Dia mengerutkan keningnya dan memberikan perintah kepada pengurus rumah, “Cepat bawa Bernando pulang ke rumah.”

Seluruh ruangan menjadi tak terkendali, bisikan-bisikan dari orang-orang yang ada semakin lama semakin besar.

Tepat pada saat ini, Alberto Ji berdiri lagi, berjalan ke depan panggung, dan memberi isyarat agar semua orang diam.

Kemudian dia mengambil mikrofon dari tangan pembawa acara, dia membungkkukkan tubuhnya dan kemudian berkata, "Saya minta maaf, adikku sudah membuat semua orang tertawa. Agar pernikahan tetap berjalan, biarkan aku menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai….."

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu