Eternal Love - Bab 414 Ini Bukan Kebetulan

Setelah semuanya siap, Miranda Wen berbaring di tempat tidur, dia menunggu malam ini berlalu, dan ingin bergegas ke bandara besok pagi untuk bisa menempuh penerbangannya untuk kembali ke China.

Saat selesai mandi tadi, dia menatap kopernya yang sudah disiapkan dan berdiri rapi di sebelah dinding, suasana hatinya sangat bersemangat sehingga dirinya susah tenang dalam waktu yang lama, bahkan dirinya tidak bisa tidur setelah berbaring lama di atas tempat tidur.

Sambil berguling-guling, dia mencoba mencari kembali seperti apa tempat tujuan yang akan ditempuhnya pada besok hari, tetapi ingatannya tetap kosong, banyak ingatan dalam kepalanya sudah menghilang.

Keesokan paginya, ketika Christian Xia bersikeras ingin mengantar Miranda Wen ke bandara, dia menolaknya dengan sopan.

“Christian Xia, bukankah pelanggan Prancis kemarin mengajakmu untuk bertemu dengannya di kafe pagi ini? Aku pergi ke bandara sendirian saja, kamu jangan menunda pertemuan tersebut karena diriku!” Miranda Wen tersenyum, seolah tanpa sadar dia selalu mementingkan pekerjaannya setiap saat.

"Baiklah, waktu kita memang tidak cocok, biarkan aku mengantarmu turun ke bawah dan memanggil taksi ya?"

Christian Xia berkata sambil membawa koper yang ada di sebelah ranjang, kemudian dia meninggalkan apartemen bersama dengan Miranda Wen.

Mungkin karena masih terlalu pagi, jalanan yang besar tidak banyak mobil dan pejalan kaki yang berlalu lalang, hanya saja bisa melihat petugas kebersihan sedang membersihkan daun yang gugur.

Pada saat ini, hati Christian Xia tetap tidak tenang, dia melihat mata Miranda Wen yang penuh harapan, hatinya berubah menjadi semakin tidak nyaman.

Miranda Wen juga memperhatikan suasana hati Christian Xia yang tidak biasa, kemudian tersenyum dan menghiburnya sambil berkata, "Christian Xia, jangan khawatir padaku, tidak akan terjadi apa-apa dengan kepulanganku kali ini, aku akan menjaga baik diriku, tunggu aku pulang, aku akan mengisi seluruh koperku dengan makanan ringan yang kamu sukai, aku juga akan membeli makanan ringan yang ada di rumah kita dulunya kepadamu, oke?"

Christian Xia mengerutkan bibirnya dan tersenyum, tiba-tiba dia memeluk Miranda Wen, dan berkata dengan lembut, "Sebenarnya, semua ini tidak penting, aku hanya ingin kamu memasukkan dirimu ke dalam koper dan kembali dengan selamat."

Miranda Wen sepertinya mengerti arti di balik kata-kata ini, dia hanya mengangguk dengan patuh.

Kemudian dia melihat taksi melaju di seberang jalan, dia melambaikan tangannya.

"Christian Xia, pekerjaan di studio akan diserahkan kepadamu beberapa hari ini, jangan bekerja terlalu keras, jika kamu merasa lelah, istirahatlah dua hari dan pergi jalan-jalan!"

Miranda Wen juga khawatir padanya sehingga mengingatkannya untuk jangan bekerja terlalu keras, karena dia takut Christian Xia akan bekerja tanpa mengenal kata lelah demi menjaga kinerja studio mereka.

“Ya, tidak akan, aku hanya ingin kamu cepat kembali, semoga perjalananmu lancar sampai tujuan!” Christian Xia melambai ke Miranda Wen, kemudian melihat taksi melaju perlahan, dan secara bertahap menghilang di bawah cahaya matahari pagi yang perlahan terbit.

Di saat yang sama, Alberto Ji juga akan kembali ke China pada hari ini. Hanya saja mereka tinggal di area yang berbeda, jadi arah ke bandara pun berbeda.

Alberto Ji duduk di dalam mobil Bentley yang khusus digunakan untuk menjemput tamu VIP di hotel dan menyaksikan kota Paris yang akan menjadi kenangan di depan matanya.

Apakah dia akan datang lagi untuk mencari Miranda Wen? Alberto Ji belum yakin.

Tapi dia tahu bahwa karena dia sepertinya bertemu secara kebetulan lagi dengannya, maka dia yakin akan bertemu lagi dengannya di tempat lain di dunia ini.

Hanya saja, sebelum semua ini terjadi, dia masihh harus menunggunya, layaknya menunggu bunga yang akan mekar lagi kedepannya.

Mobil itu dengan cepat mengantarkan Alberto Ji ke Bandara Chalres de Gaulle, setelah pengemudi dengan sopan memberi hormat padanya, dia menunggu hingga melihat Alberto Ji berjalan menuju gedung terminal.

Namun, perjalanan Miranda Wen tidak berjalan dengan baik, dikarenakan tinggal di Jalan Tua, tidak hanya sering terjadi kemacetan di sepanjang jalan, tetapi juga kecelakaan lalu lintas menghalangi perjalanannya.

Akhirnya, karena tidak memiliki pilihan lain, dia memutar jalanan yang jauh sebelum kembali ke bandara.

Melihat waktunya yang semakin menipis, Miranda Wen melihat jam pada ponselnya, di dalam hatinya berpikir bahwa waktu untuk melakukan Check-in di bandara semakin mendekat.

Dia berbicara kepada pengemudi dengan logat Paris yang fasih, "Pak, bisakah tolong mengemudi lebih cepat? Aku benar-benar sudah hampir ketinggalan pesawat!"

Pengemudi taksi tersebut melepaskan sebelah tangannya dan memberikan isyarat kemudian mengangkat bahunya dengan tak berdaya, "Sepertinya Tuhan sedang dalam suasana hati yang buruk pagi ini, dia sedang menyusahkan kita."

Untung saja Miranda Wen sampai di bandara dengan lancar pada akhirnya, setelah melalui check-in dan penundaan pemeriksaan keamanan, dia bergegas menuju counter dimana sudah tidak ada penumpang lain lagi yang mengantri bersama dengannya.

Alberto Ji tidak berniat menetap lebih lama lagi di bandara Paris, sejak awal boarding dia masuk kabin terlebih dahulu dan sampai di kursi first class yang sudah dipesannya sebelumnya.

Agar tidak diganggu, dia secara khusus memesan kabin first class yang baru diluncurkan maskapai tersebut.

Saat ini, Alberto Ji sedang duduk di dalam ruangan pribadinya dan menyantap anggur merah, sebelah tangannya lagi sedang membalikkan majalah, namun tatapan matanya yang sedih menatap keluar jendela.

Dia akan segera mengucapkan selamat tinggal pada Paris, tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa melalui perjalanan kali ini.

Di sisi lain, banyak penumpang sudah duduk dengan aman di kursi masing-masing, pramugari juga tersenyum menjelaskan tindakan pencegahan keselamatan di pesawat.

Saat itu juga, Miranda Wen bergegas masuk dari gerbang boarding, terengah-engah sambil menyeret kopernya, tanpa sengaja sudut kopernya menabrak sepatu kulit salah satu penumpang.

“Maaf, maaf! Telah merepotkanmu!” penumpang yang sedang membaca majalah mengerutkan keningnya menunjukkan tanda tidak senang, Miranda Wen buru-buru meminta maaf padanya.

Kemudian dia berdiri berjingkat dan meletakkan koper kecil di kabin pesawat, tapi karena tangannya tiba-tiba lemas, dia hampir menjatuhkan kopernya lagi pada penumpang lain yang berada di bawah kabin tersebut.

"Maaf, maaf... Apakah kopernya mengenai dirimu? Mohon maafkan aku!"

Untung saja Miranda Wen bereaksi cukup cepat dan memeluk kembali koper itu ke dalam pelukannya, sehingga tidak mengenai kepala penumpang tersebut.

Sambil meminta maaf, dia hampir menangis memikirkannya, rencana kepulangan yang indah kali tidak berjalan sesuai dengan harapannya, dia memalukan dirinya saat menaiki pesawat.

Setelah melewati banyak masalah, dia akhirnya bisa duduk di tempatnya.

Melihat staf lapangan yang sedang melakukan pekerjaan mereka di luar jendela, Miranda Wen menghela napas dalam-dalam, dia tiba-tiba merasa bahwa seluruh tubuhnya berubah menjadi jauh lebih tenang.

Berawal dari perjalanan pagi ini, kesulitan dan rintangan di sepanjang jalan akhirnya tidak menggagalkan kepulangannya kali ini.

Miranda Wen samar-samar merasa rangkaian peristiwa ini bukan kebetulan, sepertinya ada kekuatan yang mendorongnya menuju ke pengalaman baru.

Tidak butuh waktu lama bagi pesawat untuk meluncur di landasan, Miranda Wen menatap ke luar jendela dan berpikir dengan bahagia: Sebenarnya, dia termasuk beruntung juga, meski perjalanan paginya tidak begitu lancar, dan sempat memalukan diri di hadapan penumpang lainnya, tetapi dia bersyukur bisa mendapatkan posisi tempat duduk di sebelah jendela.

Tiba-tiba pesawat mempercepat lajuannya, saat mendengarkan deruan mesin pesawat, pesawat terbang menuju langit yang tinggi seperti seekor elang.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu