Eternal Love - Bab 414 Ini Bukan Kebetulan
Setelah semuanya siap, Miranda Wen berbaring di tempat tidur, dia menunggu malam ini berlalu, dan ingin bergegas ke bandara besok pagi untuk bisa menempuh penerbangannya untuk kembali ke China.
Saat selesai mandi tadi, dia menatap kopernya yang sudah disiapkan dan berdiri rapi di sebelah dinding, suasana hatinya sangat bersemangat sehingga dirinya susah tenang dalam waktu yang lama, bahkan dirinya tidak bisa tidur setelah berbaring lama di atas tempat tidur.
Sambil berguling-guling, dia mencoba mencari kembali seperti apa tempat tujuan yang akan ditempuhnya pada besok hari, tetapi ingatannya tetap kosong, banyak ingatan dalam kepalanya sudah menghilang.
Keesokan paginya, ketika Christian Xia bersikeras ingin mengantar Miranda Wen ke bandara, dia menolaknya dengan sopan.
“Christian Xia, bukankah pelanggan Prancis kemarin mengajakmu untuk bertemu dengannya di kafe pagi ini? Aku pergi ke bandara sendirian saja, kamu jangan menunda pertemuan tersebut karena diriku!” Miranda Wen tersenyum, seolah tanpa sadar dia selalu mementingkan pekerjaannya setiap saat.
"Baiklah, waktu kita memang tidak cocok, biarkan aku mengantarmu turun ke bawah dan memanggil taksi ya?"
Christian Xia berkata sambil membawa koper yang ada di sebelah ranjang, kemudian dia meninggalkan apartemen bersama dengan Miranda Wen.
Mungkin karena masih terlalu pagi, jalanan yang besar tidak banyak mobil dan pejalan kaki yang berlalu lalang, hanya saja bisa melihat petugas kebersihan sedang membersihkan daun yang gugur.
Pada saat ini, hati Christian Xia tetap tidak tenang, dia melihat mata Miranda Wen yang penuh harapan, hatinya berubah menjadi semakin tidak nyaman.
Miranda Wen juga memperhatikan suasana hati Christian Xia yang tidak biasa, kemudian tersenyum dan menghiburnya sambil berkata, "Christian Xia, jangan khawatir padaku, tidak akan terjadi apa-apa dengan kepulanganku kali ini, aku akan menjaga baik diriku, tunggu aku pulang, aku akan mengisi seluruh koperku dengan makanan ringan yang kamu sukai, aku juga akan membeli makanan ringan yang ada di rumah kita dulunya kepadamu, oke?"
Christian Xia mengerutkan bibirnya dan tersenyum, tiba-tiba dia memeluk Miranda Wen, dan berkata dengan lembut, "Sebenarnya, semua ini tidak penting, aku hanya ingin kamu memasukkan dirimu ke dalam koper dan kembali dengan selamat."
Miranda Wen sepertinya mengerti arti di balik kata-kata ini, dia hanya mengangguk dengan patuh.
Kemudian dia melihat taksi melaju di seberang jalan, dia melambaikan tangannya.
"Christian Xia, pekerjaan di studio akan diserahkan kepadamu beberapa hari ini, jangan bekerja terlalu keras, jika kamu merasa lelah, istirahatlah dua hari dan pergi jalan-jalan!"
Miranda Wen juga khawatir padanya sehingga mengingatkannya untuk jangan bekerja terlalu keras, karena dia takut Christian Xia akan bekerja tanpa mengenal kata lelah demi menjaga kinerja studio mereka.
“Ya, tidak akan, aku hanya ingin kamu cepat kembali, semoga perjalananmu lancar sampai tujuan!” Christian Xia melambai ke Miranda Wen, kemudian melihat taksi melaju perlahan, dan secara bertahap menghilang di bawah cahaya matahari pagi yang perlahan terbit.
Di saat yang sama, Alberto Ji juga akan kembali ke China pada hari ini. Hanya saja mereka tinggal di area yang berbeda, jadi arah ke bandara pun berbeda.
Alberto Ji duduk di dalam mobil Bentley yang khusus digunakan untuk menjemput tamu VIP di hotel dan menyaksikan kota Paris yang akan menjadi kenangan di depan matanya.
Apakah dia akan datang lagi untuk mencari Miranda Wen? Alberto Ji belum yakin.
Tapi dia tahu bahwa karena dia sepertinya bertemu secara kebetulan lagi dengannya, maka dia yakin akan bertemu lagi dengannya di tempat lain di dunia ini.
Hanya saja, sebelum semua ini terjadi, dia masihh harus menunggunya, layaknya menunggu bunga yang akan mekar lagi kedepannya.
Mobil itu dengan cepat mengantarkan Alberto Ji ke Bandara Chalres de Gaulle, setelah pengemudi dengan sopan memberi hormat padanya, dia menunggu hingga melihat Alberto Ji berjalan menuju gedung terminal.
Namun, perjalanan Miranda Wen tidak berjalan dengan baik, dikarenakan tinggal di Jalan Tua, tidak hanya sering terjadi kemacetan di sepanjang jalan, tetapi juga kecelakaan lalu lintas menghalangi perjalanannya.
Akhirnya, karena tidak memiliki pilihan lain, dia memutar jalanan yang jauh sebelum kembali ke bandara.
Melihat waktunya yang semakin menipis, Miranda Wen melihat jam pada ponselnya, di dalam hatinya berpikir bahwa waktu untuk melakukan Check-in di bandara semakin mendekat.
Dia berbicara kepada pengemudi dengan logat Paris yang fasih, "Pak, bisakah tolong mengemudi lebih cepat? Aku benar-benar sudah hampir ketinggalan pesawat!"
Pengemudi taksi tersebut melepaskan sebelah tangannya dan memberikan isyarat kemudian mengangkat bahunya dengan tak berdaya, "Sepertinya Tuhan sedang dalam suasana hati yang buruk pagi ini, dia sedang menyusahkan kita."
Untung saja Miranda Wen sampai di bandara dengan lancar pada akhirnya, setelah melalui check-in dan penundaan pemeriksaan keamanan, dia bergegas menuju counter dimana sudah tidak ada penumpang lain lagi yang mengantri bersama dengannya.
Alberto Ji tidak berniat menetap lebih lama lagi di bandara Paris, sejak awal boarding dia masuk kabin terlebih dahulu dan sampai di kursi first class yang sudah dipesannya sebelumnya.
Agar tidak diganggu, dia secara khusus memesan kabin first class yang baru diluncurkan maskapai tersebut.
Saat ini, Alberto Ji sedang duduk di dalam ruangan pribadinya dan menyantap anggur merah, sebelah tangannya lagi sedang membalikkan majalah, namun tatapan matanya yang sedih menatap keluar jendela.
Dia akan segera mengucapkan selamat tinggal pada Paris, tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa melalui perjalanan kali ini.
Di sisi lain, banyak penumpang sudah duduk dengan aman di kursi masing-masing, pramugari juga tersenyum menjelaskan tindakan pencegahan keselamatan di pesawat.
Saat itu juga, Miranda Wen bergegas masuk dari gerbang boarding, terengah-engah sambil menyeret kopernya, tanpa sengaja sudut kopernya menabrak sepatu kulit salah satu penumpang.
“Maaf, maaf! Telah merepotkanmu!” penumpang yang sedang membaca majalah mengerutkan keningnya menunjukkan tanda tidak senang, Miranda Wen buru-buru meminta maaf padanya.
Kemudian dia berdiri berjingkat dan meletakkan koper kecil di kabin pesawat, tapi karena tangannya tiba-tiba lemas, dia hampir menjatuhkan kopernya lagi pada penumpang lain yang berada di bawah kabin tersebut.
"Maaf, maaf... Apakah kopernya mengenai dirimu? Mohon maafkan aku!"
Untung saja Miranda Wen bereaksi cukup cepat dan memeluk kembali koper itu ke dalam pelukannya, sehingga tidak mengenai kepala penumpang tersebut.
Sambil meminta maaf, dia hampir menangis memikirkannya, rencana kepulangan yang indah kali tidak berjalan sesuai dengan harapannya, dia memalukan dirinya saat menaiki pesawat.
Setelah melewati banyak masalah, dia akhirnya bisa duduk di tempatnya.
Melihat staf lapangan yang sedang melakukan pekerjaan mereka di luar jendela, Miranda Wen menghela napas dalam-dalam, dia tiba-tiba merasa bahwa seluruh tubuhnya berubah menjadi jauh lebih tenang.
Berawal dari perjalanan pagi ini, kesulitan dan rintangan di sepanjang jalan akhirnya tidak menggagalkan kepulangannya kali ini.
Miranda Wen samar-samar merasa rangkaian peristiwa ini bukan kebetulan, sepertinya ada kekuatan yang mendorongnya menuju ke pengalaman baru.
Tidak butuh waktu lama bagi pesawat untuk meluncur di landasan, Miranda Wen menatap ke luar jendela dan berpikir dengan bahagia: Sebenarnya, dia termasuk beruntung juga, meski perjalanan paginya tidak begitu lancar, dan sempat memalukan diri di hadapan penumpang lainnya, tetapi dia bersyukur bisa mendapatkan posisi tempat duduk di sebelah jendela.
Tiba-tiba pesawat mempercepat lajuannya, saat mendengarkan deruan mesin pesawat, pesawat terbang menuju langit yang tinggi seperti seekor elang.
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengMy Charming Lady Boss
AndikaDoctor Stranger
Kevin WongGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraBeautiful Love
Stefen LeeEternal Love×
- Bab 1 Berlarut-larut
- Bab 2 Salah Masuk Kamar, Salah Naik Ranjang
- Bab 3 Ternyata dia!
- Bab 4 Sungguh Kejam Sekali
- Bab 5 Dikurung
- Bab 6 Jatuh ke pelukannya
- Bab 7 Kekasih Gelap
- Bab 8 Pertama kali menemani wanita belanja
- Bab 9 Lagi pula hanya untuk dijual
- Bab 10 Malu sendiri
- Bab 11 Tersentuh Rusak, Kamu Harus Ganti
- Bab 12 Pandangan Pertama Tunangan laki-laki yang Konyol
- Bab 13 Orang Kaya Mempunyai Banyak Aturan
- Bab 14 Tidak Ada Jalan Yang Bisa Dilalui
- Bab 15 Bukan Ia yang Menikah, Masih Saja Seniat Ini
- Bab 16 Seperti Sepasang Pengantin
- Bab 17 Wangi yang Familiar
- Bab 18 Ciuman Tiba-tiba
- Bab 19 Pernikahan
- Bab 20 Sudah Terlalu Terlambat Untuk Menyesal
- Bab 21 Kalau Kamu Tidak Ingin Menikah, Mengapa Kamu Tidak Menolaknya
- Bab 22 Sangat Putus Asa
- Bab 23 Pesta Pernikahan yang Kacau
- Bab 24 Kesedihan yang Hebat
- Bab 25 Wanita Jalang Tidak Tahu Malu
- Bab 26 Sudah Cukup Kehilangan Muka
- Bab 27 Lari dari Pernikahan
- Bab 28 Terluka
- Bab 29 Bawa Dia Keluar
- Bab 30 Gaya yang Disebut Keluarga Mewah
- Bab 31 Sayang, Sakit Tidak
- Bab 32 Hubungan Kalian Cukup Baik
- Bab 33 Kualifikasi Apa yang Kamu Punya untuk Merebutnya Dariku
- Bab 34 Sebuah Kesalahan Harus Dibayar
- Bab 35 Pembantaian Orang yang Tak Tahu Malu
- Bab 36 Ancaman
- Bab 37 Lihat Bagaimana Kamu Menyelesaikannya
- Bab 38 Kakak Mempunyai Tunangan
- Bab 39 Tidak Menggunakan Pakaian Dalam
- Bab 40 Ia Sedang Tidak Senang
- Bab 41 Apakah bisa kenyang hanya dengan melihatku saja
- Bab 42 Mempermalukan
- Bab 43 Balik menyerang
- Bab 44 Fitnah jahat
- Bab 45 Ibu mertua salah paham
- Bab 46 Dikhianati
- Bab 47 Menelanjangi Sang Wanita
- Bab 48 Gendong Aku ya?
- Bab 49 Salah Bicara Saat Mabuk
- Bab 50 Terluka Sekali Lagi
- Bab 51 Mendapat Hukuman
- Bab 52 Gosip Bertebaran
- Bab 53 Wanita Jalang
- Bab 54 Jangan Nikahi Dia
- Bab 55 Dia Telah Berubah
- Bab 56 Sebenarnya tidak begitu terhormat
- Bab 57 Kembali bertemu dengan berandalan
- Bab 58 Aku akan melakukan sesuatu kepadanya juga
- Bab 59 Tergantung suasana hatiku
- Bab 60 Lumayan tertarik dengan gadis itu
- Bab 61Tidak Membiarkannya Berhidup Enak
- Bab 62 Tidak Tau Berterima Kasih
- Bab 63 Jangan Sampai Memalukan
- Bab 64 Istriku, Kamu Sudah Kembali
- Bab 65 HIburannya
- Bab 66 Menggendongnya ke atas
- Bab 67 Tidak akan merepotkanmu
- Bab 68 Membuatmu mengingatnya
- Bab 69 Wanita Jahat
- Bab 70 Seumur hidupnya tidak akan tenang
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Bagaimana Dia Bisa Sebodoh Itu
- Bab 73 Akhirnya Kamu Bangun
- Bab 74 Benar-benar Ayahku Yang Baik
- Bab 75 Kenapa Ingin Menyelamatkan Dirinya
- Bab 76 Jika Tidak Bisa Berjalan, Jangan Dipaksa
- Bab 77 Apa Yang Ingin Dilakukan Oleh Wanita Ini
- Bab 78 Memamerkan Kebaikan
- Bab 79 Takdir Belum Datang
- Bab 80 Pelacur Kecil Yang Tidak Tahu Berterima Kasih
- Bab 81 Kakak akan baik-baik menyayangi kamu
- Bab 82 Cepat tolong aku
- Bab 83 Karya anak itu
- Bab 84 Baik-baik melayaninya
- Bab 85 Punya rencana sendiri
- Bab 86 Hilangnya keperawanan sebelum menikah
- Bab 87 Kompensasi untukmu
- Bab 88 Tenang saja, tidak akan mati
- Bab 89 Melepaskan Posisi
- Bab 90 Membuat masalah
- Bab 91 Aku Tunjukkan Padamu
- Bab 92 Bermesraan Dengan Kakak
- Bab 93 Asal Mengaku Saudara
- Bab 94 Apakah Suami Bodoh Tidak Menemanimu
- Bab 95 Wanita Ganas
- Bab 96 Penyegelan Klub Malam
- Bab 97 Belum Pernah Meminum Teh di Kantor Polisi
- Bab 98 Kenapa Kamu Tahu Rasa Berterimakasih
- Bab 99 Mulut yang ada pada Tubuh Orang Lain
- Bab 100 Lihat, Aku Akan Memberimu Pelajaran
- Bab 101 Benar-benar Perih
- Bab 102 Membentuk Gerakan Yang Lebih Pasti
- Bab 103 Teman Masa Kecil
- Bab 104 Tak Berdaya Dan Kacau
- Bab 105 Mengapa Aku Tidak Menikah Denganmu
- Bab 106 Perjalanan Pesta
- Bab 107 Aku Tidak Sabar Menunggu Dia Mati
- Bab 108 Apakah Kamu Tuli?
- Bab 109 Itu Dia Orang Ketiga
- Bab 110 Pecinta Wanita
- Bab 111 Orang Jahat Mewujudkan Keinginannya
- Bab 112 Kamu Pasti Akan Menikmatinya
- Bab 113 Aku Bukan Selingkuhannya
- Bab 114 Tidak Adanya Perbedaan Diantara Kedua Orang ini
- Bab 115 Sarkasme
- Bab 116 Seperti Orang Bodoh Bermimpi
- Bab 117 Kabur
- Bab 118 Jelas-Jelas Mencuri
- Bab 119 Hatinya Dimakan Anjing
- Bab 120 Anak Itu Benar-Benar Membuat Orang Khawatir
- Bab 121 Memancing Ular Keluar Dari Sarangnya
- Bab 122 Apa yang ditanam itulah yang dituai
- Bab 123 Aku adalah seorang wanita yang sudah menikah
- Bab 124 Aku ingin beli maka kamu harus jual
- Bab 125 Tunggu dan Lihat
- Bab 126 Silahkan Mempergunakan Segala Trik
- Bab 127 Bukan Orang Baik
- Bab 128 Hati Manusia Ternyata Dingin
- Bab 129 Jangan Asal Memanggil Kakak
- Bab 130 Hadiah Ulangtahun
- Bab 131 Rubah
- Bab 132 Tidak berpendidikan
- Bab 133 Iri hati
- Bab 134 Berlaga kuat
- Bab 135 Hantu kelaparan
- Bab 136 Mengapa peduli dengan manusia rendahan itu
- Bab 137 Jaga jarak dengannya kalau masih tahu malu
- Bab 138 Dia jatuh ke bawah gunung
- Bab 139 Menyelamatkan sendirian
- Bab 140 Jangan takut, aku menemanimu
- Bab 141 Jangan Pura-pura Polos
- Bab 142 Ini Bukan Salahmu
- Bab 143 Tidak ingin mengenalinya
- Bab 144 Siapa Suruh Kakiku Patah
- Bab 145 Monyet Adalah Raja
- Bab 146 Pengemis ini hebat
- Bab 147 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 148 Apakah dia bisa dipercaya?
- Bab 149 Studio milik sendiri
- Bab 150 Baguslah kalau kakak menyukainya
- Bab 151 Konferensi
- Bab 152 Rencana Lain
- Bab 153 Barang Mewah
- Bab 154 Tidak rindu dengan tuan muda kah?
- Bab 155 Senang diatas penderitaan orang lain
- Bab 156 Dia Benar-Benar Pintar
- Bab 157 Kemunduran
- Bab 158 Mengandalkan Kemampuan Mu
- Bab 159 Apakah Hamil?
- Bab 160 Hubungan Yang Kacau
- Bab 161 Jangan Menangis Dengan Wajah Yang Begitu Jelek
- Bab 162 Kompetisi Desain
- Bab 163 Mirip Seperti Orang Bodoh
- Bab 164 Apakah Kamu Sedang Mempermainkan Aku/ Memberi Perhatian Padaku
- Bab 165 Aku Sangat Jijik Melihatmu
- Bab 166 Begitu Mengecewakan
- Bab 167 Ada Masalah Besar
- Bab 168 Tidak Dapat Keluar Dari Masalah
- Bab 169 Komentar Sarkastik
- Bab 170 Kali Ini Kamu Beruntung
- Bab 171 Bantuan Kakak Pertama
- Bab 172 Selingkuhan itu tidak hamil
- Bab 173 Apakah kita masih dapat membicarakan kebahagiaan?
- Bab 174 Salahnya sendiri
- Bab 175 Keputusan
- Bab 176 Apakah Kalian Menganggap Saya Tidak Ada
- Bab 177 Dia Telah Berhasil Melakukannya
- Bab 178 Memperbarui Sudut Pandang
- Bab 179 Presiden Direktur Datang
- Bab 180 Bagaimana Dia Bisa Hamil
- Bab 181 Gugurkan anak itu
- Bab 182 Tidak tahu cara mencintai diri sendiri
- Bab 183 Hanya orang pintar yang berhasil
- Bab 184 Jangan percaya omong kosongnya
- Bab 185 Pertempuran akan dimulai
- Bab 186 Dilema
- Bab 187 Setelah Mabuk
- Bab 188 Empat Orang
- Bab 189 Hantu yang Kekanak-kanakan
- Bab 190 Jatuh ke Dalam Nafsu
- Bab 191 Membuatmu Bungkam
- Bab 192 Meningkatkan Semangat
- Bab 193 Ini Lelucon
- Bab 194 Mulai Dari Awal
- Bab 195 Bersemangat Untuk Menang
- Bab 196 Menghancurkan Pondasi Lawan
- Bab 197 Perjamuan Makan Malam
- Bab 198 Lama Tak Bertemu
- Bab 199 Berpura-pura Mabuk, Itu Sudah Cukup
- Bab 200 Bergantung Pada Kemampuan
- Bab 201 Tidak Sia-sia Berteman dengan Orang Ini
- Bab 202 Ini Tempat Duduk Sepasang Kekasih
- Bab 203 Situasi Serius
- Bab 204 Kebahagiaan Yang Tidak Ada
- Bab 205 Pertempuran yang Sulit
- Bab 206 Aku Buatkan Makanan Untukmu
- Bab 207 Bukankah Sudah Memutuskan Hubungan
- Bab 208 Suka Pada Laki-Laki Dan Perempuan
- Bab 209 Tidak Ada Keberuntungan Untuk Merasakan
- Bab 210 Drama Ini Benar-Benar Bagus
- Bab 211 Kamu Ini Tak Tahu Balas Budi
- Bab 212 Meredakan Emosi
- Bab 213 Ada Kami Yang Melindungimu
- Bab 214 Seriuslah Sedikit
- Bab 215 Masih Bukan Waktunya
- Bab 216 buat diri sendiri menderita
- Bab 217 Musuh publik
- Bab 218 Berani atu tidak
- Bab 219 sengaja menghindari kita
- Bab 220 Kebohongan
- Bab 221 Berkemah
- Bab 222 Keadaan Tidak Terduga
- Bab 223 Jangan Membuat ku Khawatir
- Bab 224 Banyak Masalah
- Bab 225 Sepuluh Mangkuk Nasi Saja Tidak Cukup Untuk Membayarnya
- Bab 226 Bukan Sedang Bermimpi
- Bab 227 Ada aku
- Bab 228 Kembali Dengan Selamat
- Bab 229 Orang Yang Sulit Untuk Dihadapi
- Bab 230 Kartu Untuk Melawannya
- Bab 231 Kalau Kamu Mengikutiku, Hidupmu Pasti Terjamin
- Bab 232 Berpura-pura
- Bab 233 Jelaskan Padaku
- Bab 234 Otakmu Sudah Diperbaiki, Ya?
- Bab 235 Berpikir Dia Pasti Akan Kalah
- Bab 236 Orang Yang Pandai Berbicara Belum Tentu BIsa Bertindak
- Bab 237 Apakah Boleh Mempermalukan Orang Seperti Itu?
- Bab 238 Pasti Harus Menaklukan Wanita Ini
- Bab 239 Berlutut Meminta Maaf
- Bab 240 kapan saja bisa mengganti mu
- Bab 241 Memblokir
- Bab 242 Menganiayaan
- Bab 243 Membara
- Bab 244 Mengancam
- Bab 245 Orang yang ingin dia temani adalah aku
- Bab 246 kamu tunggu saja
- Bab 247 Dia marah
- Bab 248 Kamu akan kalah jika melawanku
- Bab 249 Bagaimana mungkin dia bisa bersaing denganku
- Bab 250 Menggugurkannya
- Bab 251 Kamu Tidak Mengizinkanku Pergi?
- Bab 252 Kalau Ketahuan, Habislah Kita
- Bab 253 Siapa yang Menyuruhmu Datang
- Bab 254 Keengganan
- Bab 255 Kenapa Kamu Bisa Tahu Aku Tidak Menyukainya?
- Bab 256 Merasa Seperti Digerebek karena Berselingkuh
- Bab 257 Sakit sakit sakit
- Bab 258 Bukankah ini cari mati?
- Bab 259 Mengenakan Celana Boxer
- Bab 260 Firasat Buruk
- Bab 261 Apa Urusannya Denganmu
- Bab 262 Agar Tidak Ada yang Bermain Tangan
- Bab 263 Uang Memang Segalanya
- Bab 264 Pertandingan Besar Dimulai
- Bab 265 Summer Love Song
- Bab 266 Juara
- Bab 267 Menjiplak
- Bab 268 Peniru
- Bab 269 Sungguh tidak tahu malu
- Bab 270 Mempermalukan negara
- Bab 271 Mengembalikan satu keadilan untukmu
- Bab 272 Jangan mempermalukan diri sendiri
- Bab 273 Sungguh menjijikkan
- Bab 274 Cepat turun, bajingan
- Bab 275 Ketulusan hati telah diberikan pada orang yang salah
- Bab 276 Harus menghabisinya
- Bab 277 Kena getah tanpa sebab
- Bab 278 Kembali Hidup
- Bab 279 Bos Terhebat
- Bab 280 Menjadi pria idaman semua orang
- Bab 281 Apakah Kamu Rela?
- Bab 282 Untungnya Bersama dengan Orang yang Tepat
- Bab 283 Gadis dan Bujangan
- Bab 284 Kamu Sungguh Berlebihan
- Bab 285 Bayinya Bertumbuh dengan Sangat Baik
- Bab 286 Ada Aku yang Menemani Mu
- Bab 287 Kamu Harus Menunggu Ku
- Bab 288 Selesai Sudah
- Bab 289 Ini adalah Wanita Miliknya
- Bab 290 Berhutang Kata Maaf Padamu
- Bab 291 Pria Itu Adalah Aku
- Bab 292 Miranda, Jangan Menangis Lagi
- Bab 293 Aku Sangat Merindukan Kamu
- Bab 294 Anak Tidak Boleh Menggugurkan
- Bab 295 Aku Akan Melindungi Kamu
- Bab 296 Tidak Suka Berebutan
- Bab 297 Aku Mau Tidur Bersamamu
- Bab 298 Dia Pasti Merindukanmu Juga
- Bab 299 Menghapusnya Dari Dalam Pikiran
- Bab 300 Tersentuh Dalam Olehmu
- Bab 301 Ancaman dan Godaan
- Bab 302 Aku Mohon Ampunilah Aku
- Bab 303 Jangan Menghindariku
- Bab 304 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 305 Tidak Boleh Suka Padanya
- Bab 306 Tidak bisa membohongi diri sendiri dan orang lain
- Bab 307 Memperhatikan setiap kali dia mengerutkan dahi dan tersenyum
- Bab 308 Apa yang ingin kamu katakan
- Bab 309 Pemulihan terbaik
- Bab 310 Dia menyukaimu
- Bab 311 Amarah yang Terkuak
- Bab 312 Tidak Menyangka Ia Datang
- Bab 313 Apakah Sudah Nyaman?
- Bab 314 Kenapa Kamu Berbohong
- Bab 315 Mencintaimu Sampai Hampir Gila
- Bab 316 Tidak akan tidak mempedulikan kamu
- Bab 317 Tidak rela meninggalkan
- Bab 318 Dia Begitu Cantik
- Bab 319 Tunggu saja
- Bab 320 Lukisan Asli Dan Palsu
- Bab 321 Berkhayal menjadi seekor Phoenix
- Bab 322 Selalu luluh
- Bab 323 Kamu jangan memelukku
- Bab 324 Suruh dia sendiri datang
- Bab 325 Cemburu
- bab 326 Dirayu oleh wanita itu
- Bab 327 Sengaja mempermalukannya
- Bab 328 Memalukan diri sendiri
- Bab 329 Tidap dapat diraih dan ditinggalkan
- Bab 330 Tidak akan diam saja
- Bab 331 Tolong Kamu Jaga Sikap
- Bab 332 Perasaan Dalamnya
- Bab 333 Aku Akan Lebih Sering Menemanimu
- Bab 334 Aku Tidak Akan Menyakitinya
- Bab 335 Benar-Benar Menyukainya
- Bab 336 Malam Ini Kamu Milikku
- Bab 337 Bukan Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 338 Karena Suka
- Bab 339 Tidak Bisa Dipublikasikan
- Bab 340 Semoga Bisa Bersama
- Bab 341 Akibat Jika Menyinggungnya
- Bab 342 Perasaan yang Tidak Dapat Diungkapkan Kata-kata
- Bab 343 Penangkapan yang Dilakukan Dengan Segala Upaya
- Bab 344 Selalu Waspada Terhadap Wanita Bebahaya Ini
- Bab 345 Orang yang Paling Dia Cintai
- Bab 346 Percaya Padaku
- Bab 347 Membuntuti
- Bab 348 Gerakan Janin
- Bab 349 Hati-hati Anak Terluka
- Bab 350 Akan Segera Bertunangan
- Bab 351 Bertanggung jawab membahagiakannya
- Bab 352 Memberikan keluarga yang utuh kepadamu
- Bab 353 Mencari cara mengatasi masalah
- Bab 354 Menggunakan berbagai macam cara
- Bab 355 Kejutan yang tak terduga
- Bab 356 Tersipu Malu
- Bab 357 Cukup Untuk Merusak Nama Dia
- Bab 358 Lesu dan Cemas
- Bab 359 Tergoda Oleh Dia
- Bab 360 Belum Mengambil Keputusan
- Bab 361 Aku Tidak Ada Hubungan Apapun Dengannya
- Bab 362 Tidak Ingin Membiarkan Dia Terluka Lagi
- Bab 363 Terlepas Dari Bahaya
- Bab 364 Kenapa Mau Menahan Diri
- Bab 365 Aku Hanya Menyukaimu Saja
- Bab 366 Akan Segera Bertunangan
- Bab 367 Aku Pasti Tidak Akan Membiarkanmu Begitu Saja
- Bab 368 Baik Untuk Semua Orang
- Bab 369 Tidak Akan Membiarkan Dia Disakiti Lagi
- Bab 370 Tidak Tahu Malu
- Bab 371 Milik Siapa Anak di Dalam Perutmu
- Bab 372 Tidak Akan Melepaskan Dia
- Bab 373 Tidak Mengizinkan Orang Lain Untuk Membantahnya.
- Bab 374 Penderitaan yang Tidak Dapat Terlupakan Dalam Seumur Hidupnya
- Bab 375 Diusir Keluar
- Bab 376 identitas yang buruk
- Bab 377 jaga diri
- Bab 378 apakah anak itu masih ada?
- Bab 379 akan baik-baik saja
- Bab 380 kecelakaan
- Bab 381 Keguguran
- Bab 382 Sengaja menyembunyikan
- Bab 383 Bisakah membawa aku pergi
- Bab 384 Meninggalkan tempat mengerikan ini
- Bab 385 Semua telah tiada
- Bab 386 Takut Sekali Akan Direbut Orang
- Bab 387 Membawanya pulang untuk untuk dikuburkan dengan damai
- Bab 388 Tuhan Sedang Menghukumnya
- Bab 389 Tidak ada lagi yang dapat memasuki hatinya
- Bab 390 Dia Pantas Mati
- Bab 391 Semuanya Salahku
- Bab 392 Lupa Segalanya
- Bab 393 Awal Yang Baru
- Bab 394 Pasti Bisa
- Bab 395 Membuka Jalan Untuk Diri Sendiri
- Bab 396 Terus bertindak sesuka sendiri
- Bab 397 Jangan menoleh kembali lagi
- Bab 398 Waktu berlalu
- Bab 399 Pasukan cadangan yang kuat
- Bab 400 Jangan-jangan kamu malu?
- Bab 401 Apakah Kamu Sesuka Itu
- Bab 402 Suruh Dia Pergi
- Bab 403 Tunangan Pengganti
- Bab 404 Sangat Merindukanmu
- Bab 405 Melewatkan Satu Sama Lain
- Bab 406 Jangan-jangan Kamu Menyukaiku
- Bab 407 Terlewat Begitu Saja
- Bab 408 Sosok yang mirip
- Bab 409 Terus Membuat Kebohongan
- Bab 410 Harus Menemukan Dirinya
- Bab 411 Tidak Tenang
- Bab 412 Apakah Kamu Menyembunyikan Sesuatu Dariku?
- Bab 413 Kasmaran
- Bab 414 Ini Bukan Kebetulan
- Bab 415 Cemburu Dalam Hati
- Bab 416 Bertemu Kembali
- Bab 417 Nona Amnesia
- Bab 418 Kesedihan
- Bab 419 Salah Lihat Orang
- Bab 420 Akhirnya Masih Hidup
- Bab 421 Aku Tidak Bisa Memutuskan Hubungan Dengannya
- Bab 422 Mengucapkan Selamat Tinggal Pada Masa Lalu
- Bab 423 Jangan Membuat Dia Terluka
- Bab 424 Demi Menyelamatkannya
- Bab 425 Aku Baru Tidak Akan Mengingatnya
- Bab 426 Istri tercinta, makam Miranda Wen
- Bab 427 Sebuah Makam
- Bab 428 Apakah aku sudah menikah?
- Bab 429 Membuang masa lalu
- Bab 430 Kesepian
- Bab 431 Kepergian
- Bab 432 Benar tidak menyukaimu
- Bab 433 Aku merindukanmu
- Bab 434 Mengapa harus memberitahukan kepadamu
- Bab 435 Jika dia membenciku, biarkanlah dia membencinya
- Bab 436 Tidak akan membiarkan dia dianiaya
- Bab 437 Kamu masih memiliki aku
- Bab 438 Kenapa seluruh badan ada darah
- Bab 439 Sudah terpesona olehnya
- Bab 440 Kalian berani menyentuh orangku
- Bab 441 Sepenuhnya Menggodaiku
- Bab 442 Bagaimana Jika Kamu Menikahiku Saja Untuk Membalasnya
- Bab 443 Punya Niat Jahat
- Bab 444 Siapakah Wanita Itu
- Bab 445 Tunangan Dilanjutkan
- Bab 446 Obat Bius
- Bab 447 Pasti Suka
- Bab 448 Hatinya Sudah Ada Pemilik
- Bab 449 Setidaknya Tidak Akan Mencelakainya
- Bab 450 Membantunya Mendapatkan Semuanya
- Bab 451 Kenapa Masih Hidup
- Bab 452 Dia Bukan Wanita Jalang
- Bab 453 Membuatnya Menghilang
- Bab 454 Dia Mungkin Sangat Khawatir
- Bab 455 Tidak Usah Berpura-pura untuk dikasihani
- Bab 456 Hanya Mengakui Kamu Sebagai Menantuku
- Bab 457 Masa Lalu yang Tidak Tertutupi
- Bab 458 Siapa Ayah dari Anak Tersebut
- Bab 459 Balas Dendam
- Bab 460 Konsekuensi yang Tidak Terpikirkan
- Bab 461 Menyimpan Maksud Lain
- Bab 462 Ada Hak Apa Untuk Meminta
- Bab 463 Tidak Akan Pernah Luluh
- Bab 464 Apakah Kamu Membencinya
- Bab 465 Takut Dia Tidak Menginginkannya Lagi
- Bab 466 Mendapatkan perusahaan
- Bab 467 Sebenarnya ada dendam apa
- Bab 468 Kegembiaraan
- Bab 469 Siapa yang ingin mencelakaiku
- Bab 470 Seorang diri tegar menghadapi
- Bab 471 Sudah mencintainya
- Bab 472 Jangan ikut campur
- Bab 473 Menyukainya
- Bab 474 Hanya ingin berbagi dengannya
- Bab 475 Tidak perlu menyembunyikan
- Bab 476 Terlalu Samar
- Bab 477 Mampu Membuatnya Suka
- Bab 478 Tidak Akan Membuatmu Kecewa
- Bab 479 Kesedihan Sesaat
- Bab 480 Harus Bagaimana Terhadapmu
- Bab 481 Menyatakan Cinta
- Bab 482 Hanya Suka Kamu Seorang
- Bab 483 Sangat Bahagia
- Bab 484 Tidak akan membiarkanmu Seenaknya
- Bab 485 Di Dalam Hatiku Sudah Ada Seseorang
- Bab 486 Ini bukan bekas ciuman
- Bab 487 Tiba-tiba hati sakit sekali
- Bab 488 Kenapa tidak langsung mati
- Bab 489 Kenapa tidak mengaku
- Bab 490 Apakah tidak ingin mengulangi malam yang hangat itu?
- Bab 491 Wanita Yang Tak Ingin Dihiraukan
- Bab 492 Lihat Bagaimana Aku Menghukummu
- Bab 493 Tidak Takut Pembalasan?
- Bab 494 Dipermainkan
- Bab 495 Suatu Hari Kamu Akan Menyukaiku
- Bab 496 Meninggalkan Kesan yang Baik Padanya
- Bab 497 Bolehkah Aku Mengajakmu Untuk Makan Bersama?
- Bab 498 Hanya Cinta Satu Malam
- Bab 499 Orang yang Dia Akui
- Bab 500 Terlalu Centil