Eternal Love - Bab 406 Jangan-jangan Kamu Menyukaiku

Dalam perjalanan pulang, Miranda Wen kebetulan bertemu dengan Christian Xia yang akan pergi bekerja.

“Miranda, kenapa kamu kembali, seharusnya saat ini adalah acara puncak dari fashion show.” Christian Xia melihat Miranda Wen dan bertanya pada Miranda Wen dengan curiga.

"Christian Xia, aku ketiduran tadi malam dan lupa mengatur jam weker, jadi sudah terlambat, dan ketika aku pergi tadi, ada kecelakaan mobil, saat aku sampai, fashion show sudah dimulai setengah jam, aku tidak bisa masuk ke lokasi, makanya aku pulang.” Miranda Wen menjelaskan sambil tersenyum.

“Hahaha, tidak apa-apa, aku sudah menonton dua fashion show, itu lebih dari cukup.” Melihat Christian Xia yang menyesali hal ini, Miranda Wen pun tersenyum menghibur Christian Xia.

"Sudahlah, aku seharusnya bersyukur. Aku bisa kembali dan tidur sebentar. Lagipula aku tidak tidur nyenyak tadi malam." Miranda Wen tersenyum dan menguap sambil melambaikan tangannya ke Christian Xia.

“Aku akan kembali tidur, kamu cepatlah pergi kerja, selamat tinggal!” Selesai berbicara, Miranda Wen berbalik dan berjalan masuk ke rumahnya.

“Oke, oke, kalau begitu kamu segera kembali beristirahat.” Christian Xia juga melihat kelelahan Miranda Wen. Jadi dia pun tidak berkata apa-apa lagi.

Sekembalinya ke rumah, Miranda Wen barulah menarik kembali senyuman di wajahnya saat berbicara dengan Christian Xia barusan, wajahnya kembali terlihat sedih.

Tadi malam, Miranda Wen bermimpi, dia memimpikan Alberto Ji, bermimpi bahwa dia dan Alberto Ji akan bersatu kembali, dalam mimpi itu, dia mengenakan gaun pengantin putih dan memegang seikat bunga, dia berjalan perlahan menuju Alberto Ji, sementara Alberto Ji dalam mimpinya mengenakan setelan jas putih berekor dengan cincin di tangannya, sedang tersenyum padanya.

Dalam mimpi itu, mereka mengadakan pernikahan di sebuah gereja yang megah, disaksikan oleh pendeta dan restu dari keluarga dan teman-teman, seharusnya itulah pernikahan yang diinginkan Miranda Wen.

Dan Alberto Ji malah sedang menggeledah seluruh area fashion show, hasilnya tetap nihil, dia hanya melihat ada tempat duduk kosong di area fashion show, apakah itu Miranda Wen? Alberto Ji berpikir tanpa sadar.

"Hei, bantu aku selidiki nama-nama semua pembeli fashion show Paris hari ini dan kirimkan kepadaku segera setelah menemukannya." Alberto Ji sedikit berharap tapi juga sedikit takut. Alberto Ji takut, dialah yang terlalu banyak berpikir, tapi Alberto Ji tetaplah sangat berharap, betapa bagusnya jika itu adalah Miranda Wen.

Setengah jam kemudian, ponsel Alberto Ji berdering, tapi hasilnya hanya mengecewakannya, karena di antara semua nama itu, tidak ada nama Miranda Wen.

Alberto Ji sekali lagi merasakan perasaan kehilangan besar yang disebabkan oleh sebuah harapan.

Alberto Ji merasa tidak berdaya, dimana aku bisa menemukan Miranda Wen? Berapa banyak air mata yang bisa mengalir untuk Miranda Wen.

Alberto Ji tidak tahu caranya bertahan, apakah Alberto Ji masih mempunyai keberanian untuk bertahan? Alberto Ji takut, bagaimana kalau setelah bertahan terus dirinya tetap tidak dapat menemukan wanita yang dia rindukan setiap saat, lalu apa yang harus dia lakukan?

Alberto Ji ketakutan, dan dia juga tidak mengerti, Miranda Wen, kemana dia akan pergi, dia pasti sangat menderita dalam dua tahun terakhir, tetapi dia malah tidak bisa bersamanya.

Setelah terbangun dari mimpinya, Miranda Wen menangis sepanjang malam, mengingat masa lalu dirinya dan Alberto Ji. Dalam kenangan mereka bersama, cerita yang menyedihkan memang lebih banyak, tapi bagaimanapun juga, dia masih sangat mencintai Alberto Ji, selalu di tengah malam, setelah bangun dari mimpi, dia memikirkan pria yang dia cintai-Alberto Ji.

Tapi Miranda Wen sendiri memang sangat merindukan Alberto Ji. Meski Alberto Ji selalu membawa lebih banyak kesedihan daripada kebahagiaan, tetapi cinta Miranda Wen kepada Alberto Ji tetap tidak berkurang sedikitpun... Miranda Wen mencintai Alberto Ji, sama seperti Alberto Ji yang juga mencintai Miranda Wen.

Oleh sebab itulah, Miranda Wen baru akan tertidur sebelum subuh, itulah penyebab dia melewatkan fashion show terakhir ini.

Tepat ketika Miranda Wen sedang mengingat hal itu, teleponnya berdering. Miranda Wen mengangkat telepon dan baru tahu bahwa ada jamuan makan malam yang harus dihadiri, dan dirinya diminta hadir oleh perusahaannya.

Miranda Wen berpikir, jangan dipikirkan lagi, aku harus tidur dulu, jika aku tidak tidur, bagaimana aku bisa bekerja malam ini? Bagaimanapun, pekerjaan itu sangat penting.

Saat senja, dia baru bangun dan bersiap-siap, berganti pakaian, menata rambut panjangnya tinggi-tinggi, merias wajah, mengambil tas tangan, lalu Miranda Wen keluar memanggil taksi dan bergegas ke perjamuan.

Sesampainya Miranda Wen di luar ruang perjamuan, matahari senja membuat bayangan sosok Miranda Wen memanjang hingga membuat orang yang melihatnya merasakan kecantikan yang disertai dengan kesepian, sosoknya yang kurus, entah kenapa membuat orang ingin melindunginya. Ketika orang yang menelepon Miranda Wen, melihat Miranda Wen, dia mengajak Miranda Wen dan membawanya pergi menata ulang model rambutnya, mengganti bajunya dengan gaun, terlihat sangat cantik, yang penting tidak menghabiskan uangnya sendiri, semuanya adalah uang perusahaan, setelah itu barulah dia membawa Miranda Wen memasuki ruang perjamuan bersama, dan Miranda Wen mengikutinya masuk dengan memegangi roknya.

Miranda Wen yang didandani ulang terlihat bahkan lebih cantik lagi. Namun, Miranda Wen hanya ingin masuk ke dalam jamuan makan dengan cara yang tidak mencolok, begitu memasuki jamuan makan, Miranda Wen berdua mencari tempat duduk di pojok lalu duduk.

Begitu mereka duduk, orang yang membawa Miranda Wen masuk memandangi Miranda Wen, dan perlahan mendekati Miranda Wen, lalu melihatnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

“Apa yang kamu lakukan? Jangan-jangan kamu menyukaiku?” Kata Miranda Wen bercanda.

“Sepertinya aku ditaklukkan oleh kecantikanmu, bagaimana kalau kamu memeliharaku saja.” Orang yang membawa Miranda Wen juga menanggapinya dengan humor.

“Tidak, tidak, aku tidak menyukai sesama jenis, aku bukan lesbian, oke?” Kata Miranda Wen sambil tersenyum.

Orang yang membawanya masuk tiba-tiba diam-diam memberi tahu Miranda Wen bahwa tujuan utama mereka malam ini adalah membantu perkembangan perusahaan, menarik pelanggan, dan mereka juga secara khusu memberi tahu Miranda Wen, target utamanya adalah penanggung jawab LC Studio.

Sebenarnya Miranda Wen juga penasaran terhadap penanggung jawab LC Studio, orang seperti apa dia sehingga dapat dengan cepat tumbuh menjadi seperti sekarang ini hanya dalam dua tahun?

“Dan yang terpenting, aku mendengar bahwa penanggung jawab LC Studio ini sangat tampan.” Orang yang membawa Miranda Wen berkata dengan wajah tergila-gila. Miranda Wen juga sangat menantikan kemunculan orang hebat ini.

Karena jamuan makan berlangsung pada malam sebelum Alberto Ji pergi, maka Alberto Ji juga menghadiri jamuan tersebut.

Ketika Alberto Ji datang, rambutnya disisir ke atas, fitur wajahnya yang sempurna, ditambah lagi mengenakan setelan jas hitam, dan bagian atasnya Alberto Ji disertai dengan dasi kupu-kupu hitam, celana hitam membungkus kaki ramping dan kuat Alberto Ji.

Setiap langkah Alberto Ji sangatlah tenang dan bertenaga. Selain itu, wajah Alberto Ji sangat mengesankan sehingga dia selalu bisa mendengar sorak-sorai dan desahan dari beberapa gadis kemanapun dia pergi.

Penampilan Alberto Ji langsung menjadi pusat perhatian.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu