Eternal Love - Bab 35 Pembantaian Orang yang Tak Tahu Malu

Setelah keluar dari rumah sakit, mereka pun segera pulang.

Sepanjang perjalanan Miranda Wen tidak berkata apa-apa, hatinya merasa tidak tenang, teringat saat sebelum keluar dari rumah, ibu mertuanya mengingatkannya terus menerus untuk merawat Bernando baik-baik, saat itu dia masih bisa menjaminnya dengan penuh rasa percaya diri.

Alhasil tiada orang yang bisa meramalkan nasib, siapa yang bisa tahu bisa ada kejadian seperti itu di rumah keluarga Wen, sekarang kepala Bernando Ji terluka, setidak-tidaknya Miranda Wen tidak akan luput dari teguran.

Seperti yang sudah diperkirakannya, saat mereka melangkah masuk rumah, mata Ibu Ji pun sontak mengarah ke kain perban yang membalut kepala Bernando Ji dan dia bergegas mendekat dengan wajah yang pucat pasi, dia pun segera memeriksa sekujur tubuh Bernando Ji dengan cermat.

Miranda Wen merasakan udara di sekitarnya bertambah pekat, bahkan dia pun mulai merasa kesusahan bernafas.

"Bernando, beritahu Ibu, siapa yang melukaimu sampai seperti ini?" Ekspresi di wajah Joyce Qin pun bertambah dingin, sebelum Bernando Ji sempat menjawab, Joyce QIn memalingkan pandangan ke arah Miranda Wen dan berkata, "Bukankah aku berkata kepadamu untuk merawatnya baik-baik, bagaimana kamu memperhatikannya, keluar-keluar dengan baik, saat kembali menjadi seperti ini, sebenarnya apa yang terjadi!"

Hati Miranda Wen terasa kalut, dia sungguh takut untuk mengatakan apa yang terjadi.

Saat hendak membuka mulut untuk meminta maaf, Bernando Ji sudah berdiri di hadapannya, "Tidak ada hubungannya dengan Miranda sayang, aku yang tidak berhat-hati saat sedang bermain, Ibu, jangan memarahi Miranda sayang, dia juga tidak melakukan kesalahan apa-apa......"

Tidak disangka Bernando Ji akan bertanggung jawab, sesaat Miranda Wen pun terdiam, kemudian hatinya merasa begitu terharu, ternyata saat berbuat tulus kepada seseorang, orang itu bisa merasakannya, bahkan itu juga termasuk Bernando Ji yang berintelektual seperti anak berumur enam tahun.

Joyce Qin jelas tidak percaya bahwa luka di kepala Bernando Ji itu adalah perbuatannya sendiri, sorot matanya kepada Miranda Wen pun menjadi lebih tajam.

Ini baru saja dia menikah ke keluarga Ji, sudah membuat anak lelakinya melindunginya seperti ini, bagaimana hari kedepannya?

Suaranya pun serentak menjadi lebih dingin, "Bernando, kamu sedang menutupinya, meskipun dia ini istrimu, jika melakukan suatu kesalahan juga harus menanggungnya, cepat beritahu ibu apa yang sebenarnya terjadi dengan luka di kepalamu?"

Bernando Ji menggelengkan kepala, "Sungguh ini karena aku terpeleset, jika Ibu tidak percaya, tanyalah kakak, kakak juga melihatnya....."

Mendengarnya berkata dengan begitu tulus, Joyce Qin pun mulai goyah, dia mengalihkan pandangannya ke arah Alberto Ji, "Alberto, apakah benar yang dikatakan oleh Bernando?"

"Bu, akulah yang tidak perhatian hingga Bernando sampai terluka, jika memang mencari kesalahan, seharusnya akulah yang bertanggung jawab, tidak ada hubungannya dengan Miranda." Alberto Ji mengatakannya dengan begitu tulus, begitu membuka mulut kata-katanya sungguh memiliki aura untuk dipercaya, membuat orang mau tidak mau mempercayai kata-katanya.

Setelah beberapa saat kemudian, sikap Joyce Qin pun melunak, tapi melihat ke arah Miranda Wen dia pun masih merasa agak curiga.

"Meskipun demikian, kamu juga harus bertanggung jawab, kali ini aku tidak akan menyalahkanmu, jika lain kali kembali terjadi hal seperti ini lagi, kamu sebagai istrinya harus mengambil tanggung jawab penuh!"

Meskipun dalam hatinya Miranda Wen merasa agak tidak puas dengan nada bicara Joyce Qin, tapi dia juga tidak bodoh kemudian membantahnya, dia segera menganggukan kepala, "Tenanglah, lain kali aku pasti akan memperhatikan Bernando baik-baik."

"Cepat bawa Bernando ke kamar untuk istirahat, jika sampai terbentur maka itu berarti kamu yang tidak memperhatikan dengan baik, saat itu tidak akan yang bisa melindungimu!" Joyce Qin melirik dengan sengit ke arah Miranda Wen, baru kemudian pergi ke dapur untuk menyuruh pelayan membuatkan makanan penambah nutrisi untuk Bernando Ji.

Melihat Joyce Qin pergi, Miranda Wen pun merasa lega.

Sesungguhnya, dia sungguh takut ibu mertuanya akan menyalahkannya, bukannya bagaimana, jika tahu bahwa luka di kepala Bernando Ji ada hubungannya dengannya, bisa-bisa dia diusir kembali ke rumah keluarga Wen. Jika begitu, bagaimana dengan biaya rumah sakit Dessie?

........

Beberapa hari setelah itu, Miranda Wen memperhatikan dan merawat Bernando Ji dengan amat hati-hati, menggantikan obat di waktu yang tepat, lagipula Bernando Ji terluka karena berusaha melindunginya, sudah sepantasnya Miranda Wen merawatnya untuk balas budi.

Saat mengingat lagi setelah keseluruhan kejadian itu, hatinya terus menerus merasa ketakutan, jika saat itu lukanya lebih parah, hasilnya pastilah tidak akan seperti ini.

Begitu memikirkannya, hati Miranda Wen semakin dipenuhi dengan rasa bersalah, dan hanya menambahnya untuk merawat Bernando Ji dengan jauh lebih baik.

Joyce Qin yang melihatnya begitu perhatian kepada Bernando Ji, juga tidak memikirkan ada kesalahan sedikit pun, dua hari ini pun dia juga tidak mempersulit Miranda Wen.

Malam ini, setelah selesai mandi Miranda Wen mendapatkan sebuah telepon dari Melvin Wen, dia sedikit ragu, berpikir apakah dia akan mengangkatnya atau tidak.

"Miranda, bagaimana luka di kepala Bernando?"

Melvin Wen langsung menanyakan keadaan Bernando JI, tidak tahu apa maksud yang terselubung di hatinya, Miranda Wen tahu ayahnya bukanlah orang yang secara cuma-cuma menanyakan sesuatu, dia hanya berlagak baik dengan niat yang busuk, nantinya juga akan terlihat kebusukannya.

"Sudah tidak apa-apa, jika kamu tidak ada urusan apa-apa lagi akan kututup teleponnya."

Mendengar suara dinginnya, tanpa berkata apa pun dan bersiap menutup teleponnya, Melvin Wen pun berkata dengan panik, "Tunggu tunggu, jangan tutup dulu!"

"Ada apa lagi?" Miranda Wen bertanya dengan tidak sabar.

Apa yang sedang diragukan oleh Melvin Wen itu, lama sekali dia tidak berkata apa pun, kemudian terdengarlah suara saat telepon itu direbut, dan terdengarlah suara ribut Yenny Shen, "Jika kamu tidak bilang, aku yang bilang! Berikan teleponnya kepadaku......."

Miranda Wen mengernyitkan dahi, lagi-lagi kelakuan jahat apalagi yang dilakukan oleh keluarga ini?

Saat sedang bertanya-tanya, Yenny Shen menyambar teleponnya.

"Miranda, karena si idiot itu tidak apa-apa, kamu cepatlah berkata kepada Alberto Ji, suruh dia melepaskan Perusahaan Besar Wen kita ini, investasi yang dulu dia janjikan untuk membantu Perusahaan Besar Wen sudah dihentikannya, perusahaan ayahmu bisa jatuh bangkrut, kamu juga masih merupakan bagian dari keluarga Wen, jangan kau lupakan itu!"

Ternyata ada sesuatu yang mereka inginkan darinya, sungguh tidak menyangka di dunia ini masih ada orang yang tidak tahu malu seperti mereka!

Mereka menganggapnya sebagai sebuah batu permata saat mereka membutuhkan sesuatu, dan menginjaknya saat mereka tidak membutuhkan apa pun, apa mereka sungguh menganggapnya begitu mudah dipermainkan?

Miranda Wen tersenyum sinis, dan menjawab dengan sindiran, "Tidak, aku bukanlah anggota keluarga Wen, mulai dari saat aku menikah aku sudah bukan lagi bagian dari keluarga Wen, semenjak kalian memindahkan barang-barangku ke ruang tamu aku bukan lah lagi bagian dari kelaurga Wen, lagipula bukankah kamu dan anak mu dulu selalu berusaha untuk mengeluarkanku dari keluarga Wen, kenapa, sudah berubah?"

Yenny Shen yang dicerca perkataan itu, dengan panik membumbung segera membela diri dan bertanya, "Apa maksudmu, kamu tidak mau membantu kali ini?"

Wanita bertemperamen bagus, sungguh tidak punya muka saat diberi muka, jika bukan karena tidak ada cara lain, dia tidak akan mungkin mempedulikan telepon itu!

"Anakmu berkemampuan untuk membuat masalah, biarkan dia yang menyelesaikannya!" Miranda Wen tertawa.

Melvin Wen yang mendengar bahwa Miranda Wen tidak berkenan membantu pun juga mulai ikut panik, kemudian tanpa ada cara lain lagi, dia pun membujuk Miranda Wen dengan berkata, "Adikmu ada di rumah sakit, jika ada sesuatu yang terjadi di perusahaan, biaya rumah sakit pun akan terpotong, tentang ini........."

Begitu Miranda Wen mendengar Melvin Wen menggunakan Dessie sebagai jaminan, amarahnya pun memuncak dan dia berteriak, "Kamu menolong adikku adalah persyaratan yang kamu berikan untukku menikah, sekarang kamu mau berkelit?"

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu