Eternal Love - Bab 371 Milik Siapa Anak di Dalam Perutmu

Zayn Shen duduk di depan meja kerjanya sambil menatap layar komputer. Ketika sedang mengurusi pekerjaannya, tiba-tiba sebuah berita muncul pada layar yang menghalangi pandangan dia. Dia mengernyitkan keningnya dengan tidak senang. Ketika dia ingin menutup berita tersebut, dia melihat foto Miranda Wen ditaruh di tempat yang paling mencolok.

Zayn Shen melafalkan judul berita tersebut: "Nyonya Muda Keluarga Ji Selingkuh Sebelum Pernikahannya........dan Dia Sudah Mengadung Seorang Anak!"

Zayn Shen terkejut hingga bergegas mematikan layar komputernya. Dia menarik nafas dalam jumlah yang banyak. Mengapa berita tentang Miranda Wen hamil bisa terbocorkan, bahkan hingga disebarluaskan melalui media.

Setelah dia berhasil menenangkan dirinya, Zayn Shen baru menyadari tingkat keseriusan masalah ini. Alberto Ji tidak mungkin membocorkan masalah ini, lagipula Keluarga Ji juga tidak mampu memikul rasa malu seperti ini. Lalu siapa yang menyebarkannya?

"Orang yang paling diuntungkan apabila informasi mengenai Miranda Wen hamil adalah Violet Qin!" Setelah Zayn Shen berpikir seperti ini, dia bergegas menelepon Miranda Wen.

Miranda Wen sedang membereskan kopernya ketika ponselnya berdering. Dia menaruh pakaian yang ada di tangannya untuk menjawab panggilan masuk tersebut.

"Zayn Shen ada apa kamu mencariku?" Sikap Miranda Wen terhadap Zayn Shen sangat lembut, kelihatannya dia belum mengetahui berita yang sudah tersebar di internet.

"Miranda Wen, aku beritahu kamu! Sekarang juga kamu ambil dompet, paspor dan KTP lalu segera pergi ke bandara. Aku sudah memesan tiket pesawat untukmu." Nada bicara Zayn Shen terdengar sangat panik dan dia segera mengucapkan serentetan perintah kepada Miranda Wen tanpa ragu-ragu.

Mendengar nada bicara Zayn Shen yang begitu panik, Miranda Wen tahu pasti ada sesuatu yang terjadi. Tetapi dia masih saja bertanya dengan kebingungan: "mengapa begitu tiba-tiba? Aku saja belum selesai merapikan barang-barang. Apa yang telah terjadi?"

Begitu mendengar ucapan Miranda Wen, Zayn Shen semakin merasa panik. Dia dengan sabar menjelaskan kepada Miranda Wen: "informasi mengenai kehamilan kamu sudah tersebar. Keluarga Ji tidak mampu memikul rasa malu seperti ini, mereka pasti akan memerintahkan orang untuk menangkap kamu."

"Informasi mengenai kehamilan kamu sudah tersebar." Ucapan Zayn Shen ini terus terngiang-ngiang di pikiran Mirand Wen.

Kalimat ini bagaikan sebuah bom yang berhasil menghancurkan ketenangan Miranda Wen, dia masih belum mendapatkan kembali kesadarannya dalam waktu yang cukup panjang.

"Miranda Wen, Miranda Wen, apakah kamu mendengar ucapanku?" Zayn Shen tahu Miranda Wen pasti sangat terkejut. Dia bergegas mengambil kunci mobil yang ada di mejanya sambil berjalan keluar sambil memanggil Miranda Wen.

"Apa yang harus aku lakukan?" Miranda Wen sudah mendapatkan kembali kesadarannya dan dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Kamu jangan panik, kamu ambil barang-barang terlebih dahulu dan aku pergi menjemputmu sekarang." Ketika Zayn Shen sedang berbicara, dia sudah menyalakan mesin mobil dan mengendarainya ke arah hotel.

"Aku sudah mengerti." Miranda Wen menjawab dengan pelan.

Lalu dia seperti baru mendapatkan kesadaran sepenuhnya dan dia bergegas memasukan semua pakaian yang tersisa ke dalam koper.

Beberapa saat kemudian, pintu bel berbunyi. Miranda Wen mengira bahwa Zayn Shen sudah tiba, dia pun bergegas membuka pintu.

Tetapi yang datang bukan Zayn Shen melainkan sekelompok pengawal yang memakai setelan jas berwarna hitam. Dia ingin menutup pintu, akan tetapi sudah terlambat.

Para pengawal itu masuk ke dalam ruangan, Miranda Wen memundurkan langkahnya tetapi dia dikepung oleh mereka tanpa ada sedikit celah untuk melarikan diri.

"Apa yang kalian ingin lakukan?" Miranda Wen bertanya dengan panik.

Tidak ada satu pun yang menjawab pertanyaan Miranda Wen Sang pemimpin yang memakai setelan jas berwarna hitam dengan dingin berkata: "bawa dia!"

Alberto Ji yang baru saja tiba di Amerika Serikat untuk mengunjungi pangkalan produksi rahasia, mengganti pakaiannya dengan mengenakan pakaian anti radiasi yang disediakan oleh perusahaan.

"Demi kesehatan Tuan Ji, harap Anda mengenakan pakaian anti radiasi yang telah kami sediakan. Harap serahkan juga peralatan elektronik yang ada di tubuh Anda kepada kami atau mematikannya."

Instruktur teknik berambut pirang dan bermata biru yang fasih berbahasa Mandarin itu menginstruksikan Alberto Ji untuk mematikan ponselnya dan memasuki basis produksi.

Begitu ponselnya dimatikan, jantung Alberto Ji tiba-tiba berdegup dua kali, seolah-olah sesuatu yang buruk akan terjadi.

Melihat lorong bawah tanah yang terang benderang di depannya, Alberto Ji menoleh dan bertanya: "Apakah Anda yakin kunjungan kali ini aman?"

“Oh, Tuan Ji terkasih, aku berani menggunakan kepalaku untuk meyakinkan Tuhan bahwa kunjungan ini sama sekali tidak ada masalah.” Alberto Ji terlihat sedikit khawatir sedangkan pemandu teknis tampak sangat tenang.

Menekan perasaan tidak enak di hatinya, Alberto Ji melangkah ke lorong bawah tanah.

Joyce Qin duduk di atas sofa sambil menatap Miranda Wen yang berlutut di aula dalam keadaan mengenaskan. Dimana rok putih di tubuhnya terlihat sangat kotor karena digosokkan ke tanah.

“Aku tanya padamu, milik siapa anak di dalam perutmu?” Joyce Qin menatap mata Miranda Wen untuk mencoba melihat apakah Miranda Wen memiliki tanda-tanda berbohong atau tidak.

Adegan ini sangat familiar bagi Miranda Wen. Bukankah peristiwa seperti ini baru saja dia alami beberapa waktu yang lalu? Tempat yang sama, orang yang sama, tetapi masalahnya berbeda.

Begitu melihat calon ibu mertuanya sedang duduk di atas sofa dengan anggun, Miranda Wen tiba-tiba mengulas sebuah senyuman dan berkata: "mengapa Anda begitu yakin bahwa aku sedang mengandung? Anda mempercayai desas-desus yang tersebar di luar sana?"

Joyce Qin tidak memperlihatkan reaksi yang berlebihan akan ucapan Miranda Weh. Dia sudah mengurusi Keluarga Ji selama bertahun-tahun dan dia sudah melihat berbagai macam kejadian. Baginya masalah Miranda Wen tidak ada apa-apanya.

"Jka kamu memberitahu siapa ayah dari anak itu sekarang juga, kamu masih dapat meninggalkan tempat ini dengan selamat." Ucapan Joyce Qin berhasil menambah tekanan bagi Miranda Wen,

"Kita dapat pergi ke rumah sakit sekarang juga untuk memeriksanya jika kamu mengatakan kamu tidak hamil. Tetapi jika kamu memang hamil, maka kamu harus segera melakukan aborsi." Joyce Qin memegang gelang giok yang ada di pergelangan tangannya sambil tersenyum.

Miranda Wen menundukkan kepalanya dan menatap motif bunga yang ada pada karpet tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sebenarnya Miranda Wen tahu dengan jelas bahwa dia sudah tidak dapat melarikan diri dari situasi ini. Dia tidak mungkin dapat melarikan diri dari Keluarga Ji.

"Sebaiknya kamu pikirkan dengan baik karena aku tidak memiliki jumlah kesabaran yang banyak." Joyce Qin tidak terdengar terburu-buru ketika melihat Miranda Wen yang sedang menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Keadaan seperti itu bertahan selama setengah jam. Joyce Qin sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berdiri sambil menatap Miranda Wen yang masih saja belutut dan terdiam, lalu melambaikan tangannya. Lambaiannya tersebut mengisyaratkan pengawal untuk membawa Miranda Wen.

"Lepaskan aku! Lepaskan aku!" Miranda Wen ketakutan hingga tubuhnya bergetar begitu merasakan aura berbahaya dari tubuh sanga pengawal dan dia berusaha untuk lepas.

Dibanding dengan tubuh sang pengawal, kekuatan Miranda Wen itu tidak ada apa-apanya. Dia langsung diangkat dan ditaruh di pundak sang pengawal.

"Bawa dia ke ruang bawah tanah. Kami Keluarga Ji tidak membutuhkan wanita buruk seperti dia, tentu saja kamu tidak perlu bersikap sungkan kepadanya." Nada bicara Joyce Qin terdengar tegas. Dulu tangannya sudah terkena banyak darah, akan tetapi dia tidak keberatan jika terkena kembali.

Alberto Ji yang sudah keluar dari tempat produksi masih terlihat gelisah. Bahkan ketika orang-orang di sisinya memanggilnya beberapa kali, dia masih tidak mendengarnya juga.

“Tuan Ji, jika menurut Anda sudah tidak ada masalah, kalau begitu apakah kita boleh menandatangani kontraknya?” Melihat Alberto Ji yang begitu gelisah, sang pemandu teknis mengira hasi karyanya membuat Alberto Ji terkejut. Sehingga nada bicaranya pun juga terdengar sangat senang.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu