Eternal Love - Bab 456 Hanya Mengakui Kamu Sebagai Menantuku

sindiran ini datang dengan mendadak dan hal ini membuat Miranda terbengong di tempat asalnya.

dia sedikit bingung ketika menatap dua wajah asing yang ada di depannya, namun nada bicara yang datar dari kedua orang tersebut membuat Miranda merasa begitu akrab dengan mereka.

beberapa memori singkat mulai muncul di dalam benaknya dan memori-memori itu bagaikan pecahan kaca yang mulai merangsang saraf otaknya.

Miranda menatap kedua orang tersebut dengan tatapan yang penuh ketakutan. dia mulai merasa sakit kepala dan ia pun memegang kepalanya sendiri dengan sekuat tenaga. dirinya terlihat ingin mengingat kembali sebuah hal, namun ia tidak mampu memastikan apa yang ada di dalam pikirannya itu.

potongan-potongan adegan yang ada di dalam pikirannya itu tidak bisa bergabung menjadi satu. kondisi saat ini, Miranda tidak mengenal siapa mereka, Miranda hanya bisa membiarkan mereka memarahi dirinya sendiri dan tidak bisa melakukan perlawanan apapun.

melihat Miranda yang terbengong dan tidak melakukan perlawanan apapun, Violet dan Mia sudah bisa memastikan kalau Miranda pastilah sudah kehilangan ingatannya, karena kondisi Miranda sekarang sudah sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya.

mereka berdua pun saling bertatapan dan tatapan mereka terlihat penuh kejutan.

Miranda hanya merasakan sakit kepala yang luar biasa. Miranda tidak lagi perduli apakah dirinya memiliki hubungan dengan kedua orang ini dan dia juga tidak ingin memikirkan lagi kesalahpahaman apa yang ada diantara mereka. dia hanya ingin segera pergi dari tempat ini karena dia merasa begitu tidak nyaman.

"aku tidak mengenali kalian!" Miranda tiba-tiba memiliki tenaga yang begitu kuat untuk menghadapi kedua orang tersebut. dia lalu berlari ke arah mereka dan mendobrak tubuh Violet ke arah lain.

"kamu!" Violet tidak sempat melakukan perlawanan karena dia masih memikirkan kondisi Miranda yang sudah kehilangan ingatannya.

Miranda mendobrak kedua orang itu dari tengah dan berusaha berlari ke pinggir jalan raya. dia lalu mengangkat dan melambaikan tangannya untuk memanggil taksi. dia lalu mengarahkan taksi itu ke arah tempat tinggalnya.

saat ini, hanya tersisa Violet dan Mia yang masih terbengong di tempat tersebut.

setelah Miranda tiba di rumah, dia merasa kejadian hari ini sangatlah aneh. dia bahkan merasa sedikit marah karena dua wanita asing menghancurkan suasana hatinya yang baik. namun setelah memikirkannya, dia tidak lagi mementingkan kejadian hari ini.

"tante, lihatlah Miranda, apa yang sebenarnya terjadi padanya? aku merasa begitu terkejut melihat kondisinya. begitu juga dengan kamu bukan?" kata Violet kepada Mia di dalam mobil mewah sambil merangkul lengan Mia.

"hm." kata Mia sambil tersenyum.

"apakah kamu tidak menyadari sikapnya yang seperti orang bodoh itu? Miranda yang dulu tidak akan membiarkan kita memarahinya seperti ini bukan?" kata Mia dengan nada yang penuh ejekan.

"jika dia memang masih hidup, maka Alberto......" setelah mengatakan ini, Violet seketika berhenti berkata.

setelah mendengar perkataan Violet, Mia pun mengerti apa yang dimaksud olehnya. dia tahu apa yang sedang dikhawatirkan oleh Violet karena dia juga merasakan apa yang dirasakan oleh Violet.

"Violet, kamu sangatlah polos." kata Mia dengan lembut sambil meraih tangan Violet.

"tenang saja, aku tidak akan perduli bagaimana kondisi Miranda sekarang. intinya menantu di keluarga Ji hanyalah satu orang saja, yaitu kamu." kata Mia kepada Violet dengan suara yang keras dan tatapan yang teguh.

perkataan Mia membuat Violet merasa sedikit lebih tenang. dia lalu tersenyum dan menggenggam tangan Mia sambil bersandar pada pundak Mia.

"namun.... bagaimana jika Alberto masih bersikeras dengan kehendaknya sendiri?" kata Violet dengan suara yang pelan dan nada yang penuh rasa khawatir.

setelah mendengar ini, Mia seketika menjadi begitu semangat dan tatapannya terlihat begitu tajam.

"tenang saja, kini aku sudah tahu kalau dia masih hidup, demi kebahagiaanmu dan Alberto, aku akan membuatnya tidak bisa bertahan hidup di sini." kata Mia dengan sadis.

dikarenakan dirinya dimarahi tanpa alasan pagi tadi, Miranda merasa begitu tidak senang. dia lalu mandi dan beristirahat. setelah ia menyadarkan diri, hari pun sudah berganti.

pada pagi hari, Miranda dibangunkan oleh suara alarm. ketika ia hendak pergi ke dapur untuk mencari makanan, ponselnya pun berbunyi.

Miranda pun meraih ponselnya dan melihat kalau itu merupakan panggilan dari klien yang baru saja menandatangani kontrak beberapa hari yang lalu. Miranda sedikit terbengong melihat panggilan itu, dia juga tidak tahu kenapa dia bisa ditelepon dengan tiba-tiba.

"maaf sebelumnya, nona Wen. untuk kontrak beberapa hari yang lalu, perusahaan kami memutuskan untuk tidak bekerja sama denganmu. silahkan cari orang yang lebih hebat untuk bekerja sama." terdengar suara yang pelan dari dalam ponsel.

Miranda tidak berkata lebih dan Miranda juga tidak menghiraukan kata-kata maaf yang terus disampaikan dari dalam ponsel tersebut.

partner yang baru saja setuju untuk bekerja sama dengannya beberapa hari yang lalu malah menyesal dan hal ini membuat Miranda merasa begitu terkejut. dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Miranda tidak sempat sarapan dan segera bergegas ke perusahaan. dia ingin menelusuri apa penyebab dari pembatalan kontrak ini. hal ini tidak mungkin terjadi karena kesalahannya sendiri.

setelah tiba di perusahaan, Miranda menggunakan relasinya untuk mendapatkan semua informasi tentang kliennya dan juga informasi dari perusahaan yang merebut kliennya ini.

hasil penelusurannya benar-benar berada di luar dugaannya. ada sebuah perusahaan besar di balik masalah ini dan setelah ditelusuri lebih dalam lagi, masalah ini berhubungan dengan perusahaan milik Alberto.

"apa? ternyata itu dia?" Miranda menatap berkas yang ada di tangannya sambil berkata dengan suara yang pelan. dia tidak berani mempercayai hasil yang ada di tangannya itu.

klien ini tidak pernah bisa digapai oleh perusahaan mereka dalam waktu yang lama, pada akhirnya Miranda pun beraksi dan menemani klien ini untuk minum alkohol sebanyak beberapa kali. akhirnya klien ini pun setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan mereka.

awalnya dia mengira hal ini sudahlah pasti dan dia tidak menyangka Alberto tiba0-tiba muncul dan merebut semua ini. ini adalah hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Miranda.

sejak Alberto dan Miranda kembali bertemu, Miranda memiliki keinginan untuk menolak sejak awal. namun dia berusaha untuk menerimanya karena dia juga menyadari setiap sikap Alberto kepadanya. namun dia tidak menyangka kalau Alberto datang untuk menghancurkan segala hasil kerja kerasnya kali ini.

Miranda merasa begitu marah, dia sangat ingin menemui Alberto dan meminta penjelasan darinya.

tidak lama kemudian, Miranda pun pergi menemui Alberto dengan penuh amarah. dia membuka pintu ruangan Alberto dengan kuat dan segera masuk ke dalam. dia pun melihat Alberto sedang berbicara dengan sekretaris pribadinya.

tatapan Alberto terlihat panik, dia lalu mengerutkan keningnya dan menatap ke arah Miranda yang masuk secara tiba-tiba sambil mendengar setiap perkataan sekretarisnya. dia tidak terlihat terkejut dan hanya menatap Miranda dengan tatapan yang tenang bagaikan dia sudah tahu kalau Miranda akan datang menemuinya.

tidak menunggu Alberto berbicara, Miranda langsung mendekatinya dan melototi wajah Alberto yang terlihat tenang itu.

melihat sikapnya, Alberto pun tersenyum dan tidak berbicara. dia lalu melambaikan tangannya dengan tujuan menyuruh sekretarisnya keluar terlebih dahulu.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu