Eternal Love - Bab 320 Lukisan Asli Dan Palsu

Miranda Wen buru-buru mau pulang, namun tidak disangka tiba-tiba ia mendengar suara asing, tidak ada orang di sekitar sini, besar kemungkinan memang memanggil dirinya, sehingga dia pun menoleh, barulah dia menyadari pria penjual lukisan yang tadi ia lewati sedang memanggilnya.

Pria itu melambai menyuruhnya ke sana.

Tidak tahu kenapa, Miranda Wen yang biasanya tidak akan menghabiskan waktu dalam hal ini malah dengan patuhnya datang ke hadapan orang tersebut.

Melihat Miranda Wen mendekat, segera ia menunjuk lukisan yang dia jual ke Miranda Wen : “Nona, kamu lihat, di aku sini benar-benar ada barang antik, kamu tidak akan rugi kalau membeli.”

Tadinya mata Miranda Wen tertuju ke sang pria, setelah mendengar perkataan pria, barulah dia memusatkan perhatian ke “barang antik” yang pria itu maksud.

Tadi saat lewat dia sudah melirik sekilas, ditunjuknya salah satu lukisan dan berkata sambil tertawa : “Ini masih barang asli? Tadi aku masih melihat lukisan yang sama persis di acara lelang. Kamu seorang penjual barang palsu masih berani jualan di depan tempat orang lelang, sama sekali tidak takut di tangkap?”

Pria tersebut melihat ke tempat lelang tadi, sekilas muncul keangkuhan, dari nada bicaranya terkesan menyindir : “Cih, hanya barang tiruan, mereka berani bilang asli? Sungguh tidak tahu apakah orang yang di dalam sana benar-benar mengerti barang antik atau tidak.”

Perkataan ini berhasil menarik perhatian Miranda Wen, apakah pria di depannya ini sangat mengerti barang antik?

Dia berjongkok dan bertatapan langsung ke mata pria tersebut, “Memangnya kamu bisa membedakan lukisan asli dan palsu?”

Pria itu segera mengambil lukisan yang ditunjuk Miranda Wen : “Aku jelaskan lukisan ini secara singkat aja. Kamu lihat orang yang terlukis di dalam Dwelling in the Fuchun Mountains ini, bukankah tampak sangat hidup, bukit yang naik turun, awan putih yang bergerak di langit, rerumputan hijau, rasanya seperti berada di dalam gambar ketika melihat lama-lama. Dan cat warna yang dipakai terbuat dari bahan yang paling bagus, sehingga warna dari lukisan ini sangat spesial, meskipun sudah sekian tahun berlalu juga tetap tampak hidup, tidak memudar sama sekali. Kalau barang tiruan yang biasa tidak akan ada warna yang begitu bagus, juga tidak akan memberikan rasa yang sama kepada orang yang melihat.”

Pria yang depan ini saat menjelaskan tampak lancar dan seolah punya pengetahuan luas, juga dengan tatapan yang berbinar dan agak bangga, bahkan pakaian usangnya tidak dapat menghalangi cahayanya saat ini.

Kalau bukan pakaian yang usang ini, bilang dia tuan muda konglomerat sama sekali tidak berlebihan.

Jarinya menyentuh setiap bagian dari gambar, sedangkan mata Miranda Wen mengikuti jari pria tersebut. Ternyata benar, asalkan melihat dengan teliti, akan menyadari lukisan ini seperti ada kekuatan ajaib yang akan menarik hatimu, membuat kamu terasa masuk ke dalam lukisan, seolah gunung terkenal yang indah dari negara tercinta benar-benar ada di depan mata.

Dan pria tersebut seolah masih belum puas, secara langsung dia menggambar pola lukisan ini untuk Miranda Wen, sambil gambar ia berkata : “Kamu lihat, ini pola yang aku gambar, lukisan tiruan biasanya tidak dapat melukiskan efek gambar yang bertimpa-timpa seperti lukisan asli.

Sepertinya dia punya keterampilan seni, hanya dalam beberapa menit sudah menggambar setengah bagian dari Dwelling in the Fuchun Mountains, meskipun tidak dengan tinta, tapi tetap bagus dan tampak hidup, namun tidak membuat orang terpesona seperti pelukis aslinya, rasanya seperti lukisan yang sudah diberi warna di acara lelang tadi.

Tatapan Miranda Wen kembali ke lukisan tersebut, sama sekali tidak menyembunyikan kekagumannya, dari balik matanya tampak begitu senang, dan lukisan yang tadi di tempat lelang dirinya juga suka, hanya saja tidak membuat dirinya terpesona seperti lukisan yang ini.

Bahkan hatinya agak goyah, apakah yang di lelang tadi itu lukisan palsu?

“Kalau memang punya kamu ini lukisan asli, kenapa tidak menjual di tempat lelang, malah jual di jalanan seperti ini, siapa yang akan percaya kalau ini barang asli?”

Tanya Miranda Wen kepada pria di depannya ini dengan bingung.

Pria itu tersenyum lebar, meskipun berpenampilan gelandangan, tapi juga tampak bebas, santai, tidak terikat, dengan tidak berdaya ia berkata : “Aku juga ingin menjual di dalam sana, hanya saja aku sedang buru-buru perlu uang, uang di acara lelang harus menunggu lama baru bisa diambil, aku tidak punya waktu sebanyak itu, jadi aku menjual di jalanan.”

Dia lanjut lagi : “Nona, aku lihat kamu sangat suka gambar ini, kalau kamu mau, aku beri lebih murah, 1 juta yuan saja.”

Awalnya Miranda Wen masih tidak yakin yang dia katakan itu benar atau tidak, tapi melihat sikap dia yang buru-buru ingin menjual lukisan ini, jadi Miranda Wen merasa dia mungkin hanya penipu biasa, kalau tidak, bagaimana mungkin lukisan bernilai 10 juta yuan bisa dibeli dengan 1 juta yuan saja.

Miranda Wen berdiri dan ingin pergi : “Aku sendiri tidak tahu apakah lukisan ini asli atau palsu, kalau benar-benar membeli barang palsu dengan 1 juta yuan, bukankah aku sangat rugi, bukankah sudah tertipu oleh kamu? Kamu juga penjual jalanan yang dapat pindah sana sini, jangan-jangan melihat aku gampang ditipu? Nanti aku cari perhitungan ke siapa.”

“Nona, ini aku jual ke kamu dengan harga terendah, kalau bukan karena melihat kamu dan merasa sangat berjodoh, aku juga tidak akan menjualnya ke kamu. Lagipula aku bukan penjual jalanan yang berpindah-pindah, kalau kamu bersedia, aku bisa memperlihatkan kartu identitas aku.” Nada bicara pria itu agak buru-buru, kemudian ia menambahkan : “Dan belakangan ini aku juga lagi kekurangan uang, kalau tidak, aku juga tidak akan menjual barang-barang antikku ini.”

Saat mengatakan ini dia berdiri dan ingin menarik lengan Miranda Wen, seolah ingin menghalagi Miranda Wen pergi.

Miranda Wen menghindari tangan sang pria. Ia merapikan rambutnya yang tertiup angin, terakhir ia melihat lukisan Dwelling in the Fuchun Mountains tersebut dengan tidak rela, kemudian bersiap pergi.

Dia memang sangat menyukai lukisan ini, juga mengakui rasa yang ia dapat dari lukisan ini melebihi lukisan di lelang tadi, tapi dia masih rasional, tidak akan sembarangan membeli lukisan yang tidak tahu asli atau palsu dengan harga 1 juta yuan.

Dan tatapan tidak relanya juga tertangkap oleh pria, dia merasa akan berhasil. Sebenarnya selama seharian ini jualan, dia ada memanggil banyak orang, tapi mereka hanya melirik sekilas dengan dingin, seolah sedang melihat sampah saja, dan Miranda Wen adalah satu-satunya orang yang sempat jeda beberapa detik ketika lewat.

Dia sungguh berharap transaksi ini bisa berhasil, lagipula dia benar-benar kekurangan uang sehingga sampai memilih menjual barang-barang antik ini untuk menghidupi diri. Kalau dia yang dulu bagaimana mungkin rela menjual kesayangannya dengan harga murah.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu