Eternal Love - Bab 64 Istriku, Kamu Sudah Kembali

Jam pulang kerja, semua orang di kantor sudah pergi, Lampu di kantor Miranda Wen masih menyala.

Dia melihati komputer dengan fokus dan serius, satu tangan menahan rahang, satu tangan memegang pena, sesekali menulis dan menggambar di atas kertas.

Tiba-tiba desakan telepon berdering dan memecah kesunyian kantor, juga mengejutkan Miranda Wen yang tenggelam dalam pekerjaan.

Dia mengambil hp, melihat pengingat panggilan, kemudian mengangkat, "Elisha."

"Marinda, apa malam ini mau keluar bersenang-senang?”

Miranda Wen melihat waktu yang di kanan bawah komputer, menolaknya dengan nada maaf: "Elisha, maaf, aku sini masih ada kerjaan, takutnya tidak bisa menemanimu."

“Begitu......”

Melalui hp, Miranda Wen dapat mendengar kekecewaan dari suara Elisha Yu, jadi dia membujuknya dengan suara hangat: "Elisha, tunggu aku selesai, sudah bebas, aku akan menemanimu keluar main."

Walaupun dia sudah berjanji, tetapi Elisha Yu tetap mengeluh beberapa kata baru mematikan telepon.

Miranda Wen menatap layar hp yang hitam dengan tak berdaya, tersenyum, menaruh hp ke samping, dan menaruh perhatiannya pada komputer lagi.

Dan Miranda Wen sekali sibuk, sampai jam sepuluh malam, begitu dia melihat waktu, ya Tuhan, sudah malam sekali.

Dia buru-buru mematikan komputer, mengambil pekerjaan yang belum selesai di tangannya, meninggalkan kantor dengan tergesa-gesa.

Miranda Wen mengendarai mobil ke tempat parkir, melalui jendela melihat lampu ruang tamu villa masih menyala, jantungnya tanpa sadar “berdebar” sebentar, mungkinkah ibu mertua sedang menunggunya?

Dengan perasaan gugup, dia berjalan masuk ke villa, sengaja berjalan ringan menuju ruang tamu, tak diduga, orang yang duduk di ruang tamu bukan ibu mertuanya, tetapi kakak pertama Alberto Ji.

Seketika, dia berhenti langkahnya.

Apakah dia ini sedang menunggunya?

Alberto Ji menoleh kepala perlahan, garis pandangannya melirik ke dokumen yang peluk di lengannya, alisnya sedikit berkerut, lalu membuka bibir tipisnya, bertanya: "Apakah sudah makan malam?"

Miranda Wen tertegun, kemudian merespon kembali, membuka mulut ingin menjawab, dan pada saat ini, perutnya berbunyi suara "krucuk".

Suaranya sangat keras, tentu dia pasti sudah mendengarnya.

Wajah Miranda Wen mendadak panas, bersenyum dengan sedikit canggung, "Aku sibuk sampai lupa."

terhadap masalah dia tidak makan malam ini, sepasang alis Alberto Ji yang bagus itu berkerut, wajahnya sedikit tidak senang, jari rampingnya menunjuk, "Pengurus rumah di dapur harusnya ada sisain makanan untukmu."

Mendengar perkataannya, Miranda Wen sangat gembira, "Asik." Dia mengira dirinya akan pergi tidur dengan perut lapar.

Lalu meletakkan dokumen di atas sofa, Miranda Wen berbalik badan dan berjalan cepat menuju ke dapur.

Melihat ekpresinya yang tidak sabar itu, Alberto Ji tak tahan bersenyum.

......

Miranda Wen menghangatkan makanan lagi, mencium aroma makanan, dia lebih lapar, juga tidak peduli dengan imagenya, segera melahap semuanya.

Dan ketika dia makan dengan bersenang-senang, Alberto Ji berjalan masuk.

Mendengar langkah kaki, dia mengangkat kepala dan melihat itu adalah dia, hampir sesuap makanan tercekat di tenggorokannya, setelah dia menelan dengan susah, kemudian memanggil dengan patuh: "Kakak pertama."

Alberto Ji memandangnya dengan tenang, langsung berjalan masuk ke dapur.

Miranda Wen menoleh, hanya melihat dia menuang air, mungkin mengetahui garis penglihatannya, dia menoleh kepala dan melihat kemari, dia terkejut sampai buru-buru mengambil kembali penglihatannya, memakan sesuap untuk menenangkan hatinya.

"Dengar-dengar Sherly Qiao memberimu kesulitan."

Telinga tiba-tiba berbunyi suaranya yang rendah, Miranda Wen menoleh, dia tidak tau kapan berjalan ke sisinya.

Dia tersenyum dengan canggung, "Kakak pertama, kamu sudah tau juga?"

Alberto Ji minum sesauap air, tidak menjawab dan bertanya balik: "Bisakah kamu melakukannya?"

Pertanyaan ini membuat Miranda Wen lebih merasa canggung, dia menjawab dengan sangat jujur: "Aku tidak bisa." Takut dia akan kecewa padanya, dia buru-buru menambah satu kata: "Tapi aku tetap ingin mencoba."

Perkataan begitu turun, tempat makan masuk dalam suasana hening, Miranda Wen tidak berani melihatnya, memain-mainkan makanan di mangkuk dengan tidak tenang.

Alberto Ji memandangnya dengan tenang, waktu yang lama, baru berkata lagi: "Mengikuti karya gaya desain sebelumnya pergi desain, sangat mustahil untuk mencapai tujuan itu. Jika ingin membuat terobosan, perlu meningkatkan dari semua aspek, tidak hanya beberapa desainer baru yang perlu ditingkatkan, bahkan Desainer yang berpengalaman Bernessa Song mereka semua harus ditingkatkan bersama. "

Miranda Wen mengangguk kepala, "Aku sudah mempertimbangkan ini."

Hanya Bernessa Song dari beberapa mereka memiliki pendapat yang besar, selalu melawan dengannya, ini membuatnya sakit kepala.

Apa yang akan dia lakukan untuk mengambil hati mereka?

Miranda Wen menggigit sumpit dan jatuh ke pemikiran sendiri, alisnya berkerut, terlihat sangat risau hati.

Alberto Ji menyimpan adegan ini di dalam pandangan matanya, cahaya lampu berwarna orange jatuh kebawah, ekspresinya sangat aneh terlihat sangat lucu.

Pemikiran bergerak, dia tak tahan mengulurkan tangan ingin memegang kepalanya, tapi tangannya mencapai setengah jalan, jari-jarinya meringkuk perlahan, mata hitamnya melewat perasaan yang kacau, dia mengambil kembali tangannya, membuka mulutnya dengan tenang: "Bagaimanapun juga, berusaha keras. Cepatan habiskan makanan dan cepatan istirahat. Kalau ada yang tidak mengerti, datang bertanya padaku."

Meskipun suaranya tenang tanpa ombak, tapi Miranda Wen tetap dapat mendengar keluar perhatian dan penghiburannya, dalam hati sangat tersentuh.

Kakak pertama masih kakak pertama itu.

Dia bersenyum manis kepadanya, "Terima kasih kakak."

Alberto Ji menatapnya sekali, kemudian berbalik badan dan keluar dari tempat makan.

Miranda Wen melihati dia pergi, meskipun kakak pertama terlihat dingin dan tenang, tapi sebenarnya juga sangat hangat.

Dia menunduk kepala makan sesuapp, ehmm, makanannya enak sekali.

......

Setelah selesai makan, membersihkan piring dan sumpit, Miranda Wen mengambil dokumen naik ke atas.

Begitu membuka pintu, dia menyadari lampu di kamar masih menyala, segera tertegun, dia cepat-cepat masuk, melihat seseorang berbaring di tempat tidur.

Dia terkejut sehingga terhuyung mundur, dokumen di tangan hampir jatuh ke lantai.

Orang yang di tempat tidur tampak sudah tertidur, tidak mendengar dia masuk.

Agar tidak membangunkan pihak lawan, dia melangkah lembut dan mendekat dengan perlahan, meregangkan lehernya untuk melihat, tak tahan tertawa, ternyata Bernando Ji.

Tapi...... bagaimana bisa dia ada di sini?

Sejak pernikahan mereka, dua orang selalu tidur di kamar terpisah, kenapa malam ini bisa datang ke sini?

Melihat seorang pria besar berbaring di tempat tidurnya, Miranda Wen sangat tidak nyaman.

Kamarnya tidak pernah tidur dengan seorang pria, tiba-tiba ada seorang pria, benar-benar sangat tidak nyaman.

Dia ingin membangunkan Bernando Ji, tetapi melihat dia tidur begitu nyenyak, tidak sanggup memanggilnya.

Apalagi kalau dia mengusir Bernando Ji, besok kalau diketahui oleh Joyce Qin, tidak tau bisa bagaimana mengomelinya?

Dengan tak berdaya, dia memutuskan malam ini dirinya pergi ke kamar tidur.

Dia berbalik badan pergi ke ruang ganti mengambil pakaiannya, berpikir mandi dulu baru pergi ke ruang tamu.

Tapi begitu mengambil pakaian keluar, langsung melihat Bernando Ji terbangun di tempat tidur, dia duduk, menggosok matanya yang mengantuk, ketika melihatnya, matanya membesar dalam sekejap, rasa ngantuk menghilang, berseru dengan kaget: "Istriku Miranda, sudah pulang!"

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu