Eternal Love - Bab 124 Aku ingin beli maka kamu harus jual

Mendengar suara ini, Miranda langsung merasa tidak enak, mengapa begini sial? Kenapa bisa ketemu Sisca Wen si bajingan yang bikin enek ini?

“Kakak, apa yang ingin kamu beli?” Sisca berjalan menghampirinya dan melihat sepasang kancing manset di lemari yang terlihat berharga fantastis, dengan sengaja dia membuka mulutnya dengan kaget. “Kakak, kamu ingin membeli sepasang kancing manset ini?"

Miranda ingin sekali membalas dia "Apa urusanmu", tetapi karena di tempat umum, lebih baik jangan kehilangan citra diri hanya karena dia.

Apa boleh buat, dia memilih untuk mengabaikannya dan berkata langsung kepada karyawan toko, "Bisakah kamu menunjukkan kancing manset ini kepada aku?"

Melihat dia mengabaikan dirinya, mata Sisca dingin terpancar. Dia menoleh dan berteriak sambil tersenyum: "Jiacheng, datang dan lihatlah."

Pada saat ini, Miranda baru mengetahui bahwa Sisca tidak sendirian, tetapi masih membawa seorang pria.

Dia tidak tahan lalu melirik pria itu sekilas, pria yang cukup tampan.

Sisca memperhatikan, matanya berkedip-kedip, dan dia menggandeng lengan pria itu dengan wajah yang manis. "Kakak, aku perkenalkan, dia adalah pacarku Sean Xu, walau tidak sebanding dengan Keluarga Ji, tetapi Sean sangat hebat, reputasinya di masyarakat kelas atas sini sangat baik, yang paling penting adalah ...

Ada sedikit kebanggaan di mata Sisca, "Dia memiliki IQ yang sangat tinggi."

Mendengar itu, Miranda Wen mengangkat alisnya, apakah dia lagi pamer, sekalian menginjak Bernando?

Sisca melihat dia tidak berbicara, berpikir bahwa dia sudah tersenggol di tempat yang sakit, maka dia bahkan lebih bangga. "Kakak, kamu tidak tahu, Sean membelikan aku banyak barang, aku berkata tidak, dia tetap membelikan, aku sampai tidak tahu harus berbuat apa. "

Miranda tertawa, "Beli lebih banyak bagus donk, jika tidak habis kamu pakai sumbangkan untuk yayasan amal, masih bisa melakukan beberapa perbuatan baik."

Ekspresi Sisca menegang, dan pandangan matanya semakin suram.

Miranda benar-benar terlalu malas untuk menghabiskan waktu bersamanya, setelah menerima kancing manset yang diserahkan oleh karyawan toko, sedang berencana untuk melihat dengan baik, malah direnggut oleh Sisca.

“Sisca!” Miranda sedikit marah.

Sisca tersenyum polos, "Kakak, aku juga suka sepasang manset ini, kamu berikan padaku saja."

“Aku yang suka duluan,” Miranda menyipitkan matanya, wajahnya kelihatan tidak senang.

Sisca menoleh untuk melihat karyawan toko, "Kamu mau jual ke siapa?"

Karyawan itu memandangi Miranda, lalu memandangi Sisca, dan tiba-tiba ada sebuah ide di dalam hatinya, segera menunjukkan senyum menyanjung, "Tentu saja jual kepada Anda."

Karyawan itu sudah mengawasi Miranda berjalan dari saat masuk sampai sekarang, dan tidak satu pun yang dia suka. Akhirnya suka dengan kancing manset dan melihatnya untuk waktu yang lama. Sepertinya dia tidak mau membelinya.

Terlebih lagi, dia mengenakan pakaian yang begitu polos sekali lihat tidak seperti seseorang yang mampu membeli barang yang begitu berharga.

Terpikir bahwa dia sudah memperkenalkannya begitu lama, dia masih tidak membeli apa-apa, hati karyawan itu agak kesal, dan dia mulai berbicara dengan tidak sopan, "Nona, jika kamu tidak mampu membelinya, silakan pergi."

Mendengar ini, Miranda tersenyum, ya, dia sudah membuka matanya hari ini, bahkan seorang petugas toko pun berani mengintimidasi?

"Ya, Kakak, aku tahu bahwa kamu tidak disukai di Keluarga Ji, kamu tentu tidak punya uang. Jangan membeli barang yang begitu berharga. Ada butik di lantai bawah, kamu bisa membeli yang murah," Sisca berkata hal yang sama di samping. Wajahnya sombong tidak terkira.

Bahkan mata Sean Xu yang berdiri di sampingnya pun menunjukkan sedikit jijik.

Miranda benar-benar terlalu malas untuk meladeni mereka, hanya berkata kepada karyawan toko itu kata demi kata: "Aku yang pertama kali melihat kancing manset ini."

Karyawan toko itu menjawab dengan dingin: "Hanya ada sepasang kancing manset, jadi aku minta maaf."

Berani tidak menjualnya padanya!

Miranda marah.

Melihat hal itu, Sisca semakin tersenyum bahagia, "Maaf, Kakak, kalau begitu aku beli ya."

“Aku sudah bilang, aku yang lihat duluan.” Miranda menekan kemarahan di hatinya dan mengulanginya kata-katanya sekali lagi.

Zayn Shen yang sudah menunggu lama di kedai kopi, tetapi tidak melihat Miranda kembali, mulai mencarinya dengan tidak sabar.

Begitu dia datang, dia mendengar karyawan toko itu berkata, "Nona, jadi orang harus mengetahui kemampuan diri, lihat duluan tidak berarti Anda mampu membelinya."

Yang benar saja! Apakah ini sedang mengejek bahwa Porselin kecilnya tidak mampu beli?

Emosi Zayn meledak seketika, melangkah maju dan meraih kancing manset yang akan diserahkan oleh karyawan toko ke Sisca, berteriak: “Kancing manset ini kami beli.”

Kemunculan Zayn mengangetkan karyawan toko dan Sisca.

"Tuan, kamu ..." Karyawan itu ingin mengatakan sesuatu, lalu dia melihat Zayn mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

“Aku di toko, kamu segera berguling ke sini,” Zayn berteriak di telepon, lalu menutup telepon, dan menatap karyawan itu dengan dingin.

Petugas itu gemetar, merasakan ketakutan yang tidak bisa dijelaskan.

Sisca mengerutkan kening dan berteriak dengan tidak puas: "Tuan, kancing manset ini aku yang suka duluan. Bagaimana kamu bisa merampas barang orang lain?"

“Kamu yang suka duluan?" Zayn terkekeh. "Memang kenapa kalau kamu suka? Aku ingin beli maka kamu harus menjualnya kepadaku."

"Kamu ..." Sisca tidak terpikir bahwa dia adalah orang yang tidak masuk akal.

Pada saat ini, seorang wanita paruh baya berlari ke toko dengan panik dan datang ke depan Zayn, berkata dengan hormat: "Tuan Zayn, ada apa Anda mencari aku?"

Petugas toko itu kewalahan ketika dia melihat wanita paruh baya itu, "Manajer, mengapa kamu di sini?"

Manajer? Sisca juga terkejut, ketika dia melihat rasa hormat Manajer terhadap Zayn, dia pun mengerutkan kening.

"Aku tidak datang, tidak akan tahu ternyata staf di toko ini kualitasnya begini rendah, bahkan bisa memandang rendah orang." Zayn sengaja melirik ke arah karyawan toko itu, yang dengan cepat menundukkan kepalanya dengan panik.

Manajer itu tersenyum dan berkata, "Tuan muda Zayn, semua salahku yang tidak pintar membimbing. Aku akan segera memecatnya."

"Manajer ..." Wajah karyawan toko itu seketika menjadi pucat ketika mendengar bahwa dia akan dipecat.

"Kamu!" Manajer toko menunjuk padanya, "Sekarang, segera, pergi sekarang juga. Yang kita butuhkan adalah karyawan yang bisa memperlakukan setiap pelanggan dengan itikad baik, tidak membeda-bedakan. Kamu tidak cocok, silakan pergi."

Karyawan toko ini baru tahu siapa yang telah dia singgug, tetapi itu sudah tidak bisa dibalikin lagi, dan dia hanya bisa menangis menerima kenyataan itu.

Kemudian, Zayn menunjuk Sisca dan berkata, "Usir mereka pergi, kamu pikir bahwa dengan sedikit uang bau kamu sudah dapat memiliki seluruh dunia."

Manajer bertindak segera setelah dia mendengarnya, lalu mengusir Sisca.

Tanpa orang-orang yang bikin enek itu, Zayn menyerahkan kancing manset kepada Miranda, "Porselen Kecil, milikmu."

Miranda meliriknya sekilas, mengambil kancing manset, dan memberikannya kepada manajer toko, "Bungkuskan untukku."

Zayn menyeretnya ke depan manajer toko, "Ingat, dia adalah nyonya muda kedua dari keluarga Ji. Lain kali siapa pun yang melihatnya harus lebih sopan."

Nyonya muda kedua keluarga Ji?

Tidak hanya manajer toko, tetapi asisten toko lainnya juga terkejut sampai membuka mata lebar, ternyata dia adalah Nyonya muda kedua keluarga Ji.

Pemegang saham terbesar mal ini adalah Keluarga Ji, jadi mereka semua segera mengerti mengapa karyawan toko itu dipecat, sudah menyinggung orang yang begitu penting. Bagaimana mungkin dia bisa tinggal di sini?

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu