Eternal Love - Bab 188 Empat Orang

Karena akhir pekan, setelah sarapan, Bernando Ji mengganggu Miranda Wen, dan mengajaknya pergi bermain.

Miranda Wen, bawa Bernando Ji pergi bermain, bawa dia pergi bermain.” Bernando Ji menggenggam lengan Miranda Wen yang bergetar , sampai sampai kepalanya pusing.

Karena Miranda Wen hamil, dan sedang sedikit lelah, ingin istirahat saja di rumah, jadi ia enggan menemani Bernando Ji keluar.

Maka dari itu, ia dengan suara halus mendesak Bernando Ji : “Bernando, bagaimana kalau kita bermain di rumah saja? Aku akan menemanimu, bagaimana kalau kita membangun rumah-rumah besar?

“tidak mau!” Bernando Ji menggelengkan kepala, “Bernando ingin pergi keluar bermain! Bernando merindukan istri menemaninya pergi bermain.”

Kegigihan Bernando Ji membuat perasaan Miranda Wen sedikit tersinggung, tetapi ia masih dengan sabar membujuk : “Bernando, kalau kamu tidak suka bermain balok kayu, kita bisa bermain yang lain, diluar banyak sekali kendaraan, sangat berbahaya.”

“tidak mau, tidak mau, Bernando hanya ingin pergi bermain, ingin pergi bermain...” Bernando Ji mulai rewel karena keinginannya tidak terpenuhi.

Miranda Wen menatapnya dengan pasrah, bagaimanapun juga IQ nya seperti anak kecil baru berusia 6 tahun, ia harus mendapatkan apa yang dia inginkan, tidak peduli dengan perasaan orang lain.

Joyce Qin mendengar suara itu lalu menghampirinya, menatap Miranda Wen dengan tidak senang, lalu dengan tegas bertanya : “ada apa dengan Bernando?”

Melihat ibu mertua menghampirinya, Miranda Wen tidak bisa mengelak.

Hanya mendengar tangisan dan keluhan Bernando Ji : “Bernando ingin bermain keluar, Miranda Wen tidak mau menemaniku pergi...”

Miranda Wen tidak bisa tertawa atau menangis, ia merasa dirinya baik kepadanya, kenapa sekarang mulai menuntutnya?

Joyce Qin pasti berada di pihak putranya, lalu segera memarahi Miranda Wen : “Bernando ingin kamu menemaninya pergi bermain, kenapa kamu tidak mau?

Miranda Wen selalu tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan ibu mertua. Ia hanya bisa menurunkan alis dan berkata dengan senang hati : “bu, aku akan menemani Bernando bermain.”

Saat Zayn Shen barusan masuk, begitu mendengar bibinya dimarahi, ia langsung cemberut.

Ia berjalan mendekat, menatap Miranda Wen dengan tenang, lalu menatap Joyce Qin, dan berkata : “bibi, begini saja, biarkan aku yang menemani mereka pergi.”

Joyce Qin mendengar perkataan itu, menganggukkan kepala, “baiklah, banyak orang juga lebih baik, kalau tidak saya khawatir jika hanya ia hanya pergi bersamanya.”

Ketika ia mengatakan ini, ia menatap Miranda Wen dengan tatapan tidak senang, ia semakin tidak senang dengan wanita ini.

Miranda Wen tidak peduli, ini bukan sekali atau kedua kalinya ibu mertua tidak suka padanya, jadi ia tidak mengambil hati sikap ibu mertuanya itu.

Zayn Shen mengerutkan keningnya, dari wajahnya yang tampan dan ceria tersirat ekspresi yang tidak senang.

Miranda Wen menikah dengan Bernando, ia dianiaya oleh Bernando, tapi bibi malah tidak tahu bagaimana menghargainya, selalu menargetkan Miranda, jadi Miranda harus menahan temperamennya, jika tidak emosi Bernando bisa meledak-ledak.

“aku juga ikut.” tiba-tiba suara itu datang.

Semua orang diikut yang lainnya langsung menoleh, dan melihat Alberto Ji dengan satu tangan dimasukkan dalam saku, perlahan menghampiri.

Mata Miranda Wen dan Zayn Shen terbelalak karena terkejut, ia juga mau ikut? Apakah ia bercanda?

Alberto, kenapa kamu juga ingin ikut pergi?” Joyce Qin sedikit cemberut.

“pekerjaan melelahkan, ingin pergi keluar bersantai.” Alberto Ji dengan santai menjawab.

Joyce Qin teringat kemarin malam ia mabuk, ia berpikir kalau ia berperan besar di perusahaan Keluarga Ji, pasti tekanannya juga besar, maka dari itu ia menghela napas dan menatapnya dengan penuh kasih : “baiklah, kamu juga harus bersantai.”

Alberto Ji terlihat acuh tak acuh.

……

Dengan seperti ini, yang awalnya hanya 2 orang, sekarang menjadi 4 orang.

Zayn Shen menyetir, Alberto Ji duduk di sebelah kursi supir, lalu Miranda Wen dan Bernando Ji duduk di kursi belakang.

Miranda Wen melihat 2 orang lelaki yang duduk di depan, lalu melihat Bernando Ji di sebelahnya

Lagipula, pergi dengan 3 orang berpenampilan seperti itu sungguh terlalu menantang.

Begitu banyak wanita yang ingin berada di posisinya saat ini.

Miranda Wen merinding merasa tidak enak untuk dipikirkan.

“Miranda kecil, apa kamu punya rencana akan pergi kemana?” Zayn Shen menoleh dan menatapnya.

Miranda Wen memutarkan bola matanya, ia tidak terpikirkan mau pergi kemana, lalu menoleh ke Bernando, “Bernando, kamu ingin pergi kemana?”

Bernando Ji menggelengkan kepala, dan tampak kebingungan: “tidak ada, istri ingin pergi kemana, Bernando mengikut saja.”

Ya, ia melemparkan masalah ini kepadanya lagi!

Tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya, Miranda Wen tiba-tiba menyebutkan satu tempat : “pergi ke taman bermain.”

Begitu mendengar ingin pergi ke taman bermain, Bernando Ji langsung sangat senang, “Bernando ingin pergi ke taman bermain, ingin pergi ke taman bermain...”

Ia sendiri sangat senang, sedangkan 2 pria lain tidak merasa senang.

Keduanya menoleh bersamaan, menatap Miranda Wen dengan tatapan tidak puas.

Miranda Wen mengangkat alisnya, seorang direktur dan seorang manajer, keduanya adalah pria besar, sungguh tidak masuk akal membawa mereka pergi ke taman bermain.

Maka dari itu, ia tersenyum dan berkata: “atau, kita ganti tempat.”

“tidak mau, Bernando hanya ingin pergi ke taman bermain!” Bernando Ji merengek.

Miranda Wen seketika malu, ia yang mengusulkan taman bermain, sudah ditetapkan, lalu pergi, Zayn Shen dan kakak merasa tidak puas, dan tidak pergi, Bernando tidak puas.

Ini sungguh membuatnya bingung!

Akhirnya, ia hanya bisa berkompromi saja.

“atau, kita semua pergi ke taman bermain, ketika sudah sampai, kalian berdua mencari dan duduk di kedai kopi terdekat, aku sendiri membawa Bernando bermain.”

Mendengar perkataan itu, Zayn Shen dan Alberto Ji menyeritkan alis.

Zayn Shen : ia seorang wanita yang tengah hamil, membawa bermain seorang pria besar yang IQ nya tidak lengkap, sungguh tidak pantas.

Alberto Ji : “dia bukannya sedang tidak enak badan? Bagaimana ia seorang diri menemani Bernando bermain?”

“tidak!” mereka serempak berseru.

Setelah mengatakan itu, dua orang itu saling menatap, sangatlah lucu.

Miranda Wen tampak kehabisan cara lalu menurunkan bahunya, “kakak-kakak, janganlah begitu, itu juga tidak baik, lalu apa yang harus saya lakukan?”

“aku akan menemanimu pergi, biarkan kakak sepupu pergi ke kedai kopi sendiri.” kata Zayn Shen.

Seusai mendengar perkataan itu, Alberto Ji tampak cemberut, seperti sangat tidak senang dengan perkataan Zayn.

Miranda Wen berpikir, ia juga berpikir bahwa ini tidak mungkin, lagipula wajah Zayn Shen juga tebal, tidak takut malu.

Berbeda dengan kakak tertua. Direktur perusahaan yang bermartabat, menyuruhnya pergi ke taman bermain sudah cukup menyusahkannya, apalagi menyuruhnya menemani pergi, sungguh keterlaluan.

Alberto Ji memandang jalanan di depan mobil, lalu tertegun.

Miranda Wen merasakan tekanan yang rendah darinya, lalu perlahan berkata : “kakak, kalau pergi sendirian membuatmu bosan, biarkan Zayn Shen menemanimu.”

Setelah perkataan itu terucap, tekanan udara di tubuh Alberto Ji menjadi lebih rendah.

Miranda Wen menutup mulut, tidak berani berkata lagi.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu