Eternal Love - Bab 458 Siapa Ayah dari Anak Tersebut

Miranda menatap seluruh tulisan di layar tersebut dengan tatapan yang kosong. dia pun mulai merenung dalam waktu yang lama.

apa saja yang pernah aku lalui selama ini? aku bahkan sudah pernah hamik? kenapa aku tidak memiliki sedikit pun ingatan tentang ini. dulunya aku juga merupakan seorang wanita yang tidak beres? dan diusir keluar dari rumah? Miranda terus menatap layar komputer tersebut. kenapa aku bisa menjadi orang yang seperti ini? apakah orang yang dibicarakan di sini memang adalah aku?

dia seketika merasa begitu marah, semua informasi yang ada di internet begitu menjelekkan dirinya dan ada yang menghina dirinya sebagai wanita yang tidak beres. hehe, bahkan ada yang berkata kalau dia sudah pernah hamil. ya Tuhan, apakah aku sendiri tidak jelas kalau aku sudah pernah hamil atau belum? meskipun aku tidak bisa memastikannya, lantas dimana anakku? kemana anakku pergi?

Elisha yang berada di luar ruangan mendengar suara Miranda yang pelan. dia pun segera meninggalkan pekerjaannya dan berjalan masuk ke dalam kamar Miranda.

"tok, tok, tok...." dia lalu masuk ke dalam kamar tersebut sambil mengenakan sendalnya.

setelah Elisha masuk ke dalam kamar, dia melihat Miranda sedang duduk di depan komputer dengan tatapan yang kosong. tubuhnya juga terkadang bergetar. Elisha merasa begitu kasihan melihat kondisi Miranda saat ini.

dia berjalan mendekati Miranda dengan penuh hati-hati sambil berkata dengan suara yang pelan, "Miranda, apakah kamu tidak apa-apa? ada apa denganmu? jangan membuatku takut."

Miranda menatap Elisha yang berada di depannya, dia lalu memegang perutnya sendiri sambil bertanya dengan wajah kebingungan, "Elisha, apakah aku sudah pernah hamil?"

setelah mendengar pertanyaan Miranda, hati Elisha hampir tergoyahkan. dia lalu berjalan ke arah belakang tubuh Miranda dan tatapannya terlihat begitu panik, "Miranda, kamu tidak perlu memikirkan ini. ini semua adalah informasi palsu, kamu tidak perlu mempercayai semua yang ada di internet itu. sudahlah, kamu tidak perlu berpikir lagi, bersiap-siaplah untuk makan."

Miranda mendengar perkataan Elisha dan dia juga tahu kalau semua masalah ini tidaklah semudah seperti yang dikatakan oleh Elisha.

setelah mengatakan itu, Elisha pun berjalan ke luar karena dia khawatir dirinya tidak bisa menahan diri untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada Miranda jika dia tetap berada di kamar tersebut. lagipula, tanpa adanya kenangan-kenangan ini, Miranda sudah melewati kehidupannya dengan baik selama beberapa tahun belakangan ini. oleh karena itu, Miranda tidak lagi perlu mengetahui semua ini. biarkan semua masalah ini berlalu asalkan Miranda bisa hidup dengan bahagia.

di meja makan.

Miranda pun mulai menyantap makanan yang dimasak oleh Elisha. dia merasa semakin tidak beres, jika dulunya dia memang tidak melakukan hal seperti itu, bagaimana mungkin orang-orang bisa menulis artikel tentang dirinya yang begitu buruk? lagipula dia sudah bertanya pada Elisha tadi dan respon Elisha terlihat begitu aneh. apakah..........?

setelah memikirkan itu, Miranda tiba-tiba memukul meja dan menatap Elisha dengan tatapan yang serius. dia lalu bertanya dengan nada yang penuh kebingungan, "bolehkah kamu berkata kepadaku tentang apa yang sebenarnya terjadi sebelum aku kehilangan ingatanku? aku tidak ingin melewati hidup dengan perasaan bingung seperti ini lagi."

Elisha sudah menduga kalau Miranda akan memberikan respon seperti ini. oleh karena itu, ketika Miranda memukul meja tadi, dia sudah tahu kalau dirinya tidak bisa menghindar dari masalah ini. meskipun Elisha tahu kalau dia tidak bisa menutupi masalah ini selamanya, namun dia tetap saja bersikap tenang. dia meletakkan mangkuk dan sumpitnya dengan tenang sambil menggelengkan kepalanya sebagai pertanda kalau dia tidak ingin mengatakannya.

Miranda sudah hampir menggunakan semua kesabarannya, dirinya kehilangan ingatan dan Elisha lah yang merawatnya selama ini. meskipun begitu, Elisha juga tidak seharusnya menyembunyikan masa lalu Miranda. Miranda berhak untuk mengetahui masa lalunya sendiri.

Miranda menatap Elisha, "Elisha, katakanlah kepadaku tentang apa yang sudah pernah aku lalui, baik itu hal baik ataupun jahat. bolehkah kamu berkata padaku? aku juga sudah membaca di internet kalau dulunya aku sudah pernah mengandung. aku..... aku sangat ingin mengetahui dimana keberadaan anak itu sekarang. aku mohon padamu, katakanlah padaku."

Elisha menggelengkan kepalanya, "Miranda, aku tidak bisa memberitahu kamu tentang masalah-masalah ini. aku juga memiliki alasan tersendiri, lagipula semua hal ini tidak ada keuntungan bagi kamu, aku dan juga anak tersebut. kamu tidak perlu bertanya lagi, biarkanlah semua masalah itu berlalu. kamu tidak lagi perlu memikirkan itu ya." setelah mengatakan itu, Elisha pun berjalan naik ke lantai dua untuk menghindari tempat itu.

bagaimana mungkin Miranda bisa melupakan hal ini begitu saja? dia lalu berteriak dengan suara keras, "Elisha, apakah kamu mengira aku tidak bisa mencari informasinya sendiri? apakah kamu kira aku bodoh?" setelah mengatakan itu, Miranda pun menghentakkan mangkuknya dan suara hentakkan itu terdengar jelas di telinga Elisha.

dia terkejut dan menoleh ke arah Miranda sambil menghela napas.

sepertinya selembar kertas tidak akan bisa menutupi api yang membara.

Elisha berjalan ke arah Miranda dan mengelus rambutnya sambil berkata dengan tidak berdaya, "sudahlah Miranda, aku akan mengatakan semua hal itu padamu, namun kamu harus mempersiapkan dirimu terlebih dahulu!"

Miranda lalu menganggukkan kepalanya.

Elisha menatap ke kejauhan, "Miranda, sebenarnya kondisimu pada masa lalu hampir sama seperti yang ada di internet tersebut. kamu sudah pernah hamil, namun......" setelah mengatakan ini, Elisha seketika terdiam.

melihat Elisha yang terdiam, Miranda mulai merasa panik!!

dia meraih lengan Elisha dan menyuruhnya untuk melanjutkannya. Elisha tetap saja tidak mengatakan apapun. Miranda merasa begitu panik dan dia pun bertanya pada Elisha, "kamu berkata kalau aku sudah pernah mengandung, lantas dimana anakku sekarang? apakah dia hidup dengan baik? apakah dia sudah bersekolah? apakah dia......."

setelah melihat sikap Miranda yang begitu perhatian pada anaknya, Elisha merasa begitu sakit hati. apakah Miranda sama sekali tidak mengingat masa lalunya? dulunya, demi anak ini, Miranda pernah melakukan begitu banyak hal bodoh.

dia memotong perkataan Miranda, "Miranda, sebenarnya...... anak itu sudah tiada. kamu tidak perlu berpikir lebih akan hal itu. yang paling penting adalah kamu harus hidup dengan baik saat ini. kamu tidak perlu mementingkan hal lain lagi."

setelah mendengar perkataan Elisha, kedua mata Miranda seketika memerah dan mulai meneteskan air mata. bahkan dia sendiri juga tidak menyadari hal ini.

...........

pada akhirnya, Elisha hanya bisa bersikap jujur akan masa lalu Miranda. dia berkata kepada Miranda kalau anak itu telah meninggal karena sebuah kecelakaan dan Miranda sendiri juga kehilangan ingatannya karena kecelakaan ini.

setelah mendengar itu, Miranda pun kembali bertanya, "Elisha, kalau pun anakku meninggal karena kecelakaan itu, lantas dimana ayah dari anak tersebut? kenapa dia tidak datang? kenapa? apakah dia tidak bermaksud untuk mencari kami setelah kami mengalami kecelakaan besar waktu itu? dia benar-benar seorang ayah yang sangat baik!" kata Miranda sambil menggertakkan giginya.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu