Eternal Love - Bab 281 Apakah Kamu Rela?

Setelah kompetisi besar itu berakhir dengan memuaskan, melihat Lili yang bersiap untuk kembali ke hotel, Miranda pun tidak bisa menahan dirinya, tetapi segera menghentikannya, "Bagaimana bisa kamu kembali ke hotel begitu saja? Sepertinya itu akan sangat membosankan."

Lili mengangkat matanya, bertanya dengan ragu: "Apa yang kamu maksud Manager Wen?"

Miranda melirik sekerumunan orang, lalu dengan terburu-buru berkata: "Kompetisi besar ini akhirnya telah usai. Sehingga tidak perlu merasa gugup lagi. Kita tentu harus pergi merayakannya."

Mendengar kata-kata Miranda, Lili pun tidak bisa menahan untuk menganggukkan kepalanya. Walaupun kali ini nilainya tidak terlalu tinggi, tapi dia sangat puas karena dapat melaju ke babak final di Kompetisi Akbar. Terlebih lagi, hasil akhirnya pun tidak terlalu buruk, dalam hal ini tetap Perusahaan Besar Ji lah yang akan menjadi pemenang terbesar.

Setelah mendengar ucapan Miranda, Zayn yang awalnya telah berjalan keluar menuju gerbang, segera berlari kembali tanpa berpaling, "Benar, benar. Baiklah Miranda, aku juga setuju jika kita pergi merayakannya. Ayo kita pergi, marilah bersenang-senang malam ini."

Miranda mengalihkan pandangannya, menatap Elisha dan Christian yang berada tidak jauh, lalu segera berkata: "Oke. Kita juga dapat mengajak Elisha dan Christian. Dengan begitu kita dapat sekalian merayakan kerjasama kali ini dengan mereka."

Begitu mendengar kata-kata Miranda, Elisha pun juga merasa tidak sabar untuk menghampirinya. Dia sudah lama tidak pergi bersenang-senang dengan Miranda, sungguh memilukan jika memikirkannya, "Ayo kita pergi Miranda."

Segelintir orang dengan penuh semangat berjalan keluar dari lokasi Kompetisi Akbar. Saat hendak berjalan keluar dari pintu gerbang, tiba-tiba tampak dua sosok wanita, yaitu Sherly dan Bernessa. Awalnya, Elisha ingin mengeluarkan hujatan terhadap mereka, tetapi tiba-tiba Miranda tersenyum, lalu berkata kepada kedua orang itu:

"Kami ingin pergi untuk merayakan selesainya kompetisi hari ini, apakah kalian ingin ikut bergabung?"

Awalnya Sherly juga mengira Miranda akan mengejek mereka, tapi tidak disangka dia malah mengajak mereka untuk pergi. Dalam sekejap wajahnya semakin tampak masam.

Berlaku seperti ini terhadapnya yang merupakan Wakil Direktur, apakah dia menjadi tidak tahu malu karena ulah Kiara? Memikirkan hal ini, Sherly pun melirik Bernessa yang berada di sampingnya.

"Tidak, masih ada yang harus kulakukan." Usai berkata, Sherry pun berbalik, segera meninggalkan tempat dimana dirinya kehilangan wajahnya itu.

Melihat Sherly yang berjalan pergi, Bernessa pun tidak bisa menahan diri untuk berceloteh secara diam-diam. Lalu dia pun segera berjalan mengikuti Sherly.

Setelah melihat kedua wanita itu telah dikalahkan, lalu melarikan diri, Elisha pun tidak dapat menahan tawanya, kemudian berkata kepada Miranda: "Miranda, caramu memperlakukan mereka ini sungguh hebat. Itu terasa lebih menyakitkan daripada menyindir mereka dengan kata-kata yang memilukan."

Setelah mendengar ucapan Elisha, dalam seketika Miranda pun tampak terpana. Awalnya dia tidak bermaksud seperti itu. Tetapi ucapan Elisha terasa masuk akal juga.

"Sudahlah, jangan membahasnya lagi. Karena mereka tidak ikut pergi, kalau begitu mari kita pergi."

Di sisi lain, Sherly dan Bernessa segera kembali ke hotel. Tanpa disangka, begitu mereka membuka pintu, tampak Kiara yang sedang duduk di dalam kamar. Kedua orang itu pun semakin merasa kesal setelah melihatnya.

Begitu melihat kedua orang itu telah kembali, Kiara pun merasa sangat senang, dengan terburu-buru bangkit berdiri, lalu berkata kepada mereka: "CEO Qiao, Kak Song kalian telah kembali? Aku ingin berkata kepada kalian, bahwa saat ini kita harus..."

Sebelum Kiara menyelesaikan ucapannya itu, Sherly menghampirinya, lalu menampar wajahnya tanpa rasa ampun. Apakah Kiara berpikir bahwa Sherly terlalu bodoh? Atau Kiara lah yang terlalu bodoh? Bagaimana bisa Kiara merasa bahwa Sherly tetap akan berada di perahu yang sama dengannya.

"Kiara, apakah kamu tidak sadar apa yang telah kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu masih memiliki wajah untuk muncul di depanku sekarang? Siapa yang memberimu keberanian untuk berpikir bahwa aku akan tetap bekerja sama denganmu?"

Kiara hanya dapat merasakan panas dan rasa sakit yang membara di wajahnya. Meskipun ada ketidakpuasan di dalam hatinya karena baru saja telah mendapat tamparan,tetapi dia tahu bahwa saat ini tidak ada orang lain yang dapat membantunya kecuali mereka berdua.

Kiara pun segera meraih lengan Sherly dan Bernessa, "CEO Qiao, Kak Song, ini memang salah ku. Aku tidak melakukan pekerjaanku dengan baik. Tetapi bisakah kalian memberikanku kesempatan lagi? Aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian lagi."

Mendengar perkataan Kiara, tidak ada satupun dari dua orang itu yang bersuara.

Melihat kedua orang itu tidak mengatakan apa-apa, Kiara pun tanpa ragu kembali berkata, "CEO Qiao, Kak Song, apakah kalian mempercayaiku? Kak Song, kamu harus percaya padaku. Aku telah memikirkan strategi baru untuk menghadapinya. Kali ini, aku pasti dapat menyerang Miranda dengan habis-habisan. CEO Qiao, Kak Song, kalian harus percaya padaku. "

Setelah itu, Kiara kembali meraih lengan Bernessa, berkata padanya: "Kak Song, apa kamu benar-benar tidak ingin kembali ke posisimu sebegai Direktur? Apakah kamu bersedia untuk dibanding-bandingkan dengan Miranda?"

Mendengar perkataan Kiara itu, dapat dikatakan bahwa hati Bernessa mulai goyah. Kiara dan dirinya sudah saling mengenal dalam waktu yang begitu lama, tentu saja Kiara tahu betul apa yang diinginkan di dalam hatinya.

Melihat ekspresi Bernessa, Sherly pun tidak dapat menahan untuk mengeluarkan cibiran yang menghancurkan fantasinya itu. Mereka sungguh tidak mengetahui status apa yang dimiliki Miranda, tapi Sherly tahu dengan sangat jelas. Kedua orang ini sungguh ingin melawan Miranda, tetapi sampai pada waktunya Alberto untuk mengambil tindakan telah tiba, dirinya pun tidak akan mampu menghadapi amarahnya itu.

Sherly memberi tatapan dingin kepada Kiara, "Cukup bermimpi pada tempatnya. Jangan biarkan orang mengira kamu memiliki gangguan paranoia. Itu tidak bagus."

Tanpa menunggu Kiara angkat bicara, Sherly melirik Bernessa, lalu berkata, "Begitu juga dengan dirimu. Aku akhirnya tahu mengapa kamu hanya dapat berada di posisimu saat ini. Gunakanlah otakmu dengan baik, jangan sampai setelah diserang oleh orang lain pun kamu tidak mengetahuinya. Jangan sampai kamu menyesal pada akhirnya."

Tatapan Sherly sungguh dingin, dalam seketika dia dapat memahami pikiran Kiara. Kiara pun terkejut, ujung jarinya mulai bergetar, "Aku, aku tidak berpikir seperti itu. Kak Song, kamu harus percaya padaku."

Tidak peduli seberapa bodohnya Bernessa, dia tidak akan sebodoh itu. Sherly telah membuat kata-katanya terdengar begitu jelas. Sehingga Bernessa pun tidak bisa menahan diri, tetapi menenggelamkan wajahnya. Dia tidak menyangka Kiara masih ingin memanfaatkan dirinya.

Bernessa tidak bisa menahan diri, tetapi memberikan tatapan yang sangat dingin. lalu melepaskan tangan Kiara, lalu berkata dengan dingin, "Enyalah kamu."

"Kak Song, kamu harus mendengarkan penjelasan ku. Kak Song, aku bukanlah orang yang seperti itu." Sebelum dia selesai berbicara, Bernessa telah mendorongnya keluar kamar, hanya menyisakan pintu di depan matanya.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu