Eternal Love - Bab 247 Dia marah

Melihat Alberto Ji masih belum berbicara, Miranda Wen terus bertanya, seolah ingin memecahkan keheningan dan mendapatkan jawaban yang pas.

Miranda Wen berjalan ke arah Alberto Ji dan berkata kepadanya: "Kakak, kenapa kamu mengabaikanku? Jika kamu sedang dalam mood yang buruk, kamu bisa memberitahuku dan aku akan membantumu memikirkan solusi."

Alberto Ji tampak acuh tak acuh, menatap Miranda Wen yang berkicau seperti burung, dan tidak mengatakan apa-apa. "..."

Melihat ekspreis Alberto Ji yang datang dan tidak ingin berkata apa-apa, Miranda Wen dengan enggan meraih kedua telapak tangannya. Dia tidak percaya bahwa hari ini dia tidak bisa tidak membuat Alberto Ji berbicara, "Kakak, jika kamu terus seperti ini kamu akan cepat tua, senyumlah."

"..."

Alberto Ji mengulurkan tangan dan mencubit bibir Miranda Wen. Sejenak, Miranda Wen hanya bisa melontarkan beberapa kata pelan-pelan dari mulutnya, "Kakak, apa yang kamu lakukan ..."

"Berisik."

Alberto Ji melontarkan satu kata dengan dingin dan berbalik, berjalan ke dalam rumah, meninggalkan Miranda Wen dengan wajah bingungnya.

Apa maksudnya, bukan aku yang membuatnya tidak mood, untuk apa dia kesal padaku.

Miranda Wen menghela napas dengan lemas, dan berjalan kembali dengan bingung.

Saat Miranda Wen duduk di sofa sambil menonton TV sendirian, suara Zayn Shen tiba-tiba terdengar di telinganya, “Miranda, sangat membosankan, mari kita bermain game, aku akan membantumu menaikkan levelmu."

Melihat Zayn Shen memegang ponselnya dan berjalan ke arah Miranda Wen dengan antusias dan berkata kepadanya.Setelah itu, dia menggoyangkan ponsel di tangannya dan menunjukkan levelnya kepada Miranda Wen, seolah untuk membuktikan levelnya.

Miranda Wen memutar bola matanya. Sebenarnya dia tidak terlalu suka bermain game, tetapi sekarang dia sangat bosan. Mendengar kata-kata Zayn Shen, dia menjadi sedikit penasaran.

Melihat Miranda Wen yang melamun, Zayn Shen menepuknya dan berkata: "Ayo, Miranda, lagi pula duduk disini sangat membosankan tidak tahu harus ngapain, mari kita main game."

Mendengar perkataan Zayn Shen, Miranda Wen tidak dapat tidak tergoda. Dia mengangguk, mengeluarkan ponselnya, dan berkata kepada Zayn Shen, "Ayo, mainkan beberapa set, lagi pula di sini sangat membosankan. "

Setelah itu, mereka berdua bermain bersama, melihat kata kemenangan yang muncul di layar ponsel.

Zayn Shen langsung menepuk bahu Miranda Wen. Ada sedikit keterkejutan, awalnya dia ingin di depan Miranda Wen memanangkan permainan itu, tetapi tidak menyangka bahwa keahlian Miranda Wen melebihinya, dan berkata dengan kecewa, “Miranda, tidak nyangka keahlianmu sangat bagus.”

Mendengar apresiasi Zayn Shen, Miranda Wen mengangkat alisnya dengan bangga, "Pasti dong, lihat dulu siapa aku, bagaimana mungkin game ini sulit bagiku?"

Begitu kata-kata Miranda Wen keluar, Zayn Shen langsung menatapnya, "Miranda, aku cuma menuji kamu sebentar, kamu langsung membuat dirimu terbang ke langit.”

Miranda Wen mendengus dingin, dan mencibir kata-kata Zayn Shen. Lagipula apa yang dia katakan, Zayn Shen tetap cemburu padanya.

Setelah bermain sebentar, Zayn Shen mencondongkan tubuhnya ke telinga Miranda Wen dan berbisik kepadanya: "Miranda, tidak menyenangkan bermain seperti ini di rumah, Tidak ada suasana seperti itu. Ayo pergi ke warnet untuk bermain, bagaimana?" Dia berbicara tentang sebuah rahasia besar, dan takut orang lain akan mendengarkannya.

Melihat mata Zayn Shen berkedip terus-menerus, Miranda Wen tidak bisa menahan diri untuk tidak tergoda, lalu mengangguk.

Setelah melihat Miranda Wen setuju, Zayn Shen meraih tangan Miranda Wen dan membawanya keluar, "Ayo pergi, tunggu apa lagi, Miranda."

Miranda Wen hanya merasakan kehangatan di pergelangan tangannya, dan kekuatan yang kuat menariknya ke depan.

Sudah sangat malam saat kedua orang itu keluar dari warnet. Miranda Wen dan Zayn Shen sedang berjalan di jalan raya. Tiba-tiba perut Zayn Shen mengerang.

Mendengar suara itu, Miranda Wen tidak bisa menahan tawa dan berkata kepada Zayn Shen, "Apakah kamu lapar?"

Zayn Shen menyentuh bagian belakang kepalanya dengan malu-malu, dan tersenyum malu pada Miranda Wen, "Ya, siang tadi cuma makan dikit, dan tadi kita keluar agak pagi jadi tidak makan malam, kenapa kamu tidak lapar? Miranda."

Miranda Wen memandang Zayn Shen dengan ringan, dan berkata dengan nada mengejek, "Kamu pikir aku ini kamu, seperti babi."

Zayn Shen tidak mempertimbangkan kata-kata Miranda Wen*, dia meraih tangan Miranda Wen dan membawanya ke sebuah jalan kecil.

Melihat jalan ini sepertinya bukan jalan pulang, Miranda Wen sedikit tertegun sejenak, "Mau kemana?”

Zayn Shen tidak memberi tahu Miranda Wen secara langsung, tetapi menunjukkan senyum misterius dan berkata secara misterius kepadanya: "Kamu akan tahu nanti."

Setelah dua orang berjalan sebentar, mereka sampai di sebuah warung makan. Zayn Shen berjalan masuk ke warung makan dan berkata kepada bibinya, "Bibi, dua porsi shaokao."

Setelah itu, Zayn Shen membawa Miranda Wen untuk mencari tempat duduk, dan menyerahkan sebotol jus kepadanya, dan mengambil bir untuk diri sendiri.

Melihat Zayn Shen yang seperti ini, ada sedikit kebingungan di mata Miranda, "Aku pikir orang seperti kamu tidak akan datang ke tempat ini, dan tampaknya kamu dan bibi itu sangat akrab."

Melihat Zayn Shen adalah anak orang kaya, dan tidak peduli di lihat dari sisi mana, tidak akan kebayang dia akan datang ke tempat seperti ini. Nampaknya tidak boleh melihat orang dari luarnya.

Zayn Shen tersenyum tidak setuju*, dan berkata kepada Miranda Wen: "Emangnya napa, shaokao yang di buat bibi sangat enak, aku sering makan di sini setelah bertahun-tahun."

Dalam hal ini, Miranda Wen sangat menyukai sifat Zayn Shen, ia tidak sok, dan tidak memiliki sifat seperti anak orang kaya.

Tanpa menunggu Miranda Wen berbicara, Zayn Shen mengangkat gelas bir di depannya, dan menatap Miranda Wen dengan mata berbinar, "Ayo, Miranda, bersulanglah untuk kita berdua."

Mendengar kata-kata Zayn Shen, Miranda Wen tidak bisa menahan tawa, "Kenapa kamu ingin bersulang untuk kita berdua."

Dengan kata-kata Miranda Wen, Zayn Shen melirik Miranda Wen dengan sedikit menghina, "Kamu tidak mengerti ini. Orang-orang beracting seperti ini di TV. Seorang pria dan seorang wanita duduk bersama sambil minum dan akan berkata bersulang untuk kita berdua."

Miranda Wen agak lemah untuk membantah perkataan Zayn Shen. Dan salah satu dari mereka minum jus dan yang lainnya minum bir, dan mereka makan sampai tengah malam.

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu