Eternal Love - Bab 443 Punya Niat Jahat

Setelah turun dari tangga, Miranda melihat berbagai sarapan yang sudah disiapkan dari tadi, Miranda bertanya dengan sedikit kaget, "Semua ini kamu yang suruh untuk dipersiapkan?"

Alberto mengaruk kepalanya dan berkata dengan sedikit malu, "Ketika aku bangun aku melihat kamu masih belum bangun, aku lalu menyuruh mereka asal buatkan sedikit sarapan, karena tidak tahu kamu suka yang mana, jadi dibuatkan berbagai jenis."

Melihat sarapan yang beragam yang terletak diatas meja, Miranda terharu, dia menatapi Alberto dan berkata dengan penuh berterima kasih, "Terima kasih."

Alberto mengerakkan tangannya dan menariik kursi untuk Miranda, "Lihatah, sungguh asing jika kamu berkata seperti begitu, anggap saja ini adalah rumahmu saja."

"Baik." Miranda lalu duduk dan Alberto merasakan bahwa Miranda tidak begitu ilfeel terhadap dirinya, dia bergegas duduk kesampingnya dan ketika makan dia terus mengambilkan makanan untuk Miranda dengan teliti.

Seusai sarapan, Miranda membersihkan mulutnya dan berkata kepada Alberto, "Waktu sudah tidak pagi lagi, aku harus segera pergi ke kantor." Sambil berkata dia bersiap untuk bangkit dan pergi.

"Eh, aku antar kamu saja." Alberto melihat Miranda akan pergi, dia bergegas mengambil pakaian dan berjalan kesampingnya, dia takut Miranda akan menolak dirinya, dia bergegas berkata, "Didekat rumahku tidak begitu mudah untuk mendapatkan taksi, jadi aku menyetir dan mengantar kamu saja>"

Melihat Alberto yang penuh penantian, Miranda tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Alberto sangatlah senang, dia mengulurkan tangan dan mengambil tas Miranda dan berkata, "Ayo kita pergi." Sambil berkata, dia membukakan pintu untuk Miranda dan keluar.

Sepanjang perjalanan, Alberto terus menceritakan pengalaman serunya ketika kecil, Miranda terus saja tertawa terbahak-bahak karenanya, ketika mobil berhenti didepan pintu mobil, Miranda sedikit tidak tega dan berkata, "Tidak disangka begitu cepat sudah sampai, nanti kedepannya jika ada kesempatan barulah aku mengobrol denganmu lagi."

"Baik!" Alberto tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia membukakan pintu untuk Miranda, Miranda terus menatapi hingga Alberto pergi barulah dia berjalan masuk kedalam kantor, namun tidak disangka langsung ditarik oleh Christian.

Christian melirik sekeliling dan bertanya, "Miranda, aku tadi lihat sepertinya kamu turun dari mobil Alberto?"

"Iya." Miranda menganggukkan kepalanya, dia menatapi Christian dengan lantang dan berkata, "Kemarin aku tidur dirumahnya, dia lalu menyetirku kembali kesini, ada apa?"

Melihat sikap Miranda yang aneh, bahkan tidak sedikitpun merasa ilfeel ketika mengungkit Alberto, Christian sedikit tidak mempercayainya dan bertanya, "Miranda, apakah kamu baik-baik saja? Bukankah itu adalah Alberto yang paling kamu benci? Mengapa kamu bisa turun dari mobil dia?"

Melihat tampang hiperbola dari Christian, melambaikan tangan dan berkata dengan tidak berdaya, "Dulu aku memang membencinya, tapi orang pasti akan berubah, lagipula dia lumayan baik dan juga sangatlah menarik."

Christian tidak menyangka perkataan seperti ini akan muncul dari ucapan Miranda, dia bergegas bertanya, "Miranda, obat bius apa yang sebenarnya Alberto berikan kepadamu, mengapa kamu sampai begitu mendukungnya?"

Miranda tidak menyangka Christian akan berkata seperti itu terhadap Alberto, sepertinya biasanya dirinya sungguh terlalu jahat terhadap Alberto, sekali terpikiran, rasa bersalah Miranda terhadap Alberto semakin dalam, dia berkata kepada Christian, "Kemarin bukankah aku pergi bertemu dengan seorang klien, dia terus menyuruhku minum arak, dan ketika aku mabuk, dia ingin melecehkan aku, untung saja terlihat oleh Alberto dan dia menolongku kembali kerumahnya."

"Oh begitu." Christian menganggukkan kepalanya, dia lalu melanjutkan, "Lalu setelah dia membawamu pualng, apakah dia tidak melakukan apa-apa terhadapmu?"

Mendengar perkataan Christian, Miranda mengerakkan tangannya dan berkata dengan malu, "Tidak, kemarin dia membawaku pulang dan langsung menyerahkan aku ke pembantu wanita nya, dia pergi ke kamar lain untuk tidur, setelah aku bangun barulah dia mencariku, dan dia berbaik hati untuk mengantarku lagi."

Dibandingkan dengan Miranda yang berterima kasih kepada Alberto, Christian malah dengan tidak pedulinya berkata, "Ini berarti Alberto ini masih tahu diri, tapi kedepannya kamu juga harus menjaga-jaga, siapa sangka apakah dia juga berpikiran jelek terhadapmu atau tidak."

Mendengar perkataan Christian, MIranda mengeluarkan lidahnya dan berkata dengan manja, "Tidak akan, dia orangnya baik, dan sangatlah menarik, sepanjang perjalanan ini dia menceritakan banyak pengalaman lucunya."

"Kamu ini." Christian tampak menyesali Iranda, dan berkata, "Kedepannya kamu sebaiknya berhati-hati juga, tidak boleh sembarangan untuk mendengar perkataan lelaki lain, kedepannya jika bertemu dengan klien, kamu harus memberitahuku terlebih dahulu."

"Iya, iya, sudah mau terlambat, sebaiknya kita cepat masuk." Miranda dengan tidak sabaran mengerakkan tangannya dan sangat ingin mengingatkannya bahwa dia juga adalah seorang lelaki, namun MIranda menahan perkataannya, dia berpura-pura terburu-buru dan mendorong Christian kedalam kantor.

Setelah masuk kedalam, Miranda awalnya mengira bahwa klien akan datang untuk menuntutnya, namun setelah satu pagi, dia juga tidak mendengar atasannya memanggilnya, hati Miranda yang tergantung itu akhirnya merasa lega, dia mengambil tas dan terpikiran dengan tampang Alberto yang tegang dan juga takut itu, Miranda lalu tertawa.

"Miranda, apa yang kamu ketawakan?" Christian mendekat dan meledekanya.

Ketika menyadari dirinya begitu, MIranda bergegas berkata, "Huh? Tidak ada, aku sedang bekerja, aku mana ada tertawa." Dia berpura-pura terlihat serius.

"Oh.....begitukah." Christian menganggukkan kepalanya dengan sedikit tidak percaya, "Lalu mengapa diatas mejamu tidak ada apa-apa?"

"Huh?" Sekali diingatkan oleh Christian, Miranda akhirnya menyadari bahwa diatas mejanya tidak ada satupun kertas, dia bergegas mengambil sebuah dokumen dan membukanya diatas meja sambil berkata, "Tadi aku mencari barang, jadi makanya tidak ada."

Alasan Miranda yang jelek membuat Christian tertawa terbahak-bahak, setelah itu dia berkata, "Miranda, setadi kamu masuk ke kantor, kamu terus saja duduk dan tersenyum tolol disini, kamu........jangan-jangan sedang memikirkan Alberto?"

Miranda yang isi hatinya tertebak langsung terlihat tegang, dia menatapi Christian dan berpura-pura marah dan menegur, "Kamu jangan sembarangan bicara, aku mana mungkin akan memikirkan dia."

Melihat tampang Miranda yang marah, Christian tahu dan berkata, "Baiklah, baiklah, tidak ada." Dia lalu kembali ke tempat kerjanya.

Sedangkan Miranda semenjak tertebak isi hati oleh Christian, wajahnya langsung terlihat merah, dai mengambil cermin, dan dirinya yang berada dicermin terlihat berwajah merah, dia dengan malunya menundukkan kepalanya kemeja. dan bergumam "Bagaimana mungkin bisa begitu, aku sama sekali tidak punya perasaan terhadap dia."

Dia mengambil dokumen dan berusaha untuk membuat dirinya tenang, namun seluruh matanya masih dipenuhi dengan adegan tampang Alberto, dia lalu bergumam, "Pasti karena aku terlalu merasa bersalah terhadap dia, pasti karena itu." Miranda diam-diam mengingatkan dirinya.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu