Eternal Love - Bab 212 Meredakan Emosi

Melvin Wen dan Sisca Wen tidak memperhatikan ekspresi wajah Alberto Ji yang semakin dingin.

Zayn Shen berdiri di sampingnya sambil memegangi lengannya, dengan angkuh. DIa tahu, beberapa orang di sini tak akan sampai membaik, karena dia sangat paham akan temperamen sepupunya.

Melvin Wen tidak mendengar suara Alberto Ji, ia berpikir Alberto Ji masih marah, dia berkata kepadanya: "Anak perempuanku ini tidak tahu apa-apa sejak dia masih muda, hanya suka bermain saja, kalau saja aku tahu emosinya seperti ini, aku pasti tidak akan mengajaknya ke Kediaman Keluarga Ji. Aku mohon, Direktur Ji bisa memaafkan Keluarga Wen..."

Berdiri di samping, Miranda Wen melihat penampilan ayahnya, rasa sakit yang pahit mulai menyebar ke seluruh dadanya.Meskipun dia tahu bahwa dia tidak punya tempat di hatinya, tapi dia tidak menyangka ternyata akan serendah...

Alberto Ji juga melihat mata Miranda Wen tiba-tiba menjadi sedikit redup. Melihat tubuh kecil Miranda Wen, jejak rasa miris melintas di hatinya.

Alberto Ji mengerutkan kening. Ketika dia mendengar ini, dia tidak bisa mendengarkan lagi. Dia dengan dingin menyela kata-kata Melvin Wen, "Kenapa ayah orang lain bisa begitu menyayangi putrinya, tapi ayahmu ini malah mati-matian menginjak putrinya sendiri? Miranda punya ayah sepertimu. Aku harus bilang benar-benar menyedihkan. Hari ini, Direktur Wen benar-benar membuatku benar-benar melihatnya sendiri. Sepertinya, keluargamu seharusnya hanya punya satu anak perempuan saja."

Kata-kata Alberto Ji seolah seperti melemparkan guntur yang teredam ke telinga Melvin Wen, membuat Melvin Wen membeku di tempatnya.

"Direktur Ji, ini... Apa maksudnya?"

Apa yang terjadi di sini, bukankah dia meminta maaf kepada Alberto Ji dan memintanya untuk tidak marah? Kenapa Alberto Ji malah berkata seperti ini, sama sekali tidak sama dengan apa yang dirinya bayangkan. Bagaimana ini, lantas...

Sebelum Alberto Ji sempat berbicara, Sisca Wen langsung berdiri. Ia tidak senang kepada Miranda Wen yang sudah melakukan hal seperti itu, tetapi Alberto Ji tidak marah, sebaliknya ia malah marah pada ayahnya.

Kenapa Miranda Wen selalu dikelilingi oleh pria baik, kenapa dia selalu memprioritaskan Miranda Wen, Sisca Wen sangat kesal, ia tidak mau berdamai begitu saja!

Sisca Wen meneteskan sedikit air mata dari alam mata aprikotnya yang indah, ia mengulurkan satu jarinya ke arah Zayn Shen, "Direktur Ji, kami semua demi kakak ipar, bagaimana kamu bisa mengatakan itu. Di belakang kakak ipar, ia bergaul dengan pria lain. Kami melakukan ini semua demi reputasi Keluarga Ji..."

Sebelum Sisca Wen selesai berbicara, Zayn Shen mulai tertawa di aula sambil terkekeh. Saat ini, di seluruh aula ini hanya terdengar suara tawanya seorang. Dalam sekejap, suasana di aula menjadi sangat canggung.

Semua orang memandang Zayn Shen dan ada sedikit ketidakjelasan di mata mereka, Bukankah dia ini selingkuhannya Miranda Wen? Bagaimana bisa begitu beran tertawa di sini di depan Alberto Ji, untuk sesaat semua orang sedikit tidak yakin, jadi mereka samar-samar memandangnya.

Alberto Ji menatap dingin ke arah Zayn Shen yang sedang tertawa terbahak-bahak, tatapan matanya sangat dalam dan tidak bisa ditebak.

"Sudah cukup tertawanya?"

Zayn Shen memeluk perutnya yang sakit dan berkata sambil tersenyum: "Sepupu, belum cukup tertawanya."

Begitu kata-kata Zayn Shen keluar, rasanya seperti melempar bom ke kerumunan, dengan dentuman dan ledakan yang besar.

Apa-apaan ini, sepupu?

Melvin Wen langsung membeku, wajahnya langsung memucat lalu memerah. Hatinya langsung tenggelam, dia tahu, tamat sudah riwayatnya...

Ketika orang-orang dalam pertemuan mendengar panggilan ini, mereka tidak bisa menahan diri untuk berbisik. Salah satu pria berbisik kepada orang di sebelahnya: "Orang ini mungkin Zayn Shen."

Orang di sebelahnya sedikit tercengang, matanya penuh keraguan dan menatap pria di depannya, "Siapa itu Zayn Shen?"

Mendengar perkataan orang-orang di sekitarnya, pria itu tidak bisa menahan diri untuk tidak membeku sejenak, pantas saja orangnya sangat cuek dan tetap tenang saja.

Dia dengan cepat menjelaskan kepadanya: "Zayn Shen saja tidak tahu? Sebelumnya, kakek dan nenek Alberto Ji mengurus seorang anak perempuan. Lalu, anak perempuan itu menikah dengan komisaris Perusahaan Besar Shen. Baru-baru ini, Tuan Muda dari pemiliki Perusahaan Besar Shen ini sudah kembali dari luar negeri. Awalnya aku tidak percaya, namun tidak disangka ternyata memang benar seperti ini..."

Semua kata-kata orang ini sampai ke telinga Melvin Wen. Hati Melvin Wen bergetar, ia benar-benar membeku di tempat. Ekspresi wajahnya saat itu membuat orang-orang merasa ingin tertawa, dibilang menyedihkan, agak lucu juga, dibilang lucu, agak menyedihkan juga.

Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari aula konferensi, "Kualitas Nona Kedua Keluarga Wen terlalu buruk. Aku masih bingung bagaimana bisa di depan banyak orang, mengatakan kakaknya sendiri berselingkuh, tak disangka, sosialita kelas atas tapi masih bisa berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu."

Setelah itu, pria itu mendesah pelan, lalu melanjutkan: "Benar saja, orang yang dibawa dari luar itu memang tak berpendidikan."

Begitu dia mengatakan ini, wajah Sisca Wen langsung memucat, dan dia mengatupkan telapak tangannya, menggertakkan giginya dan menatap Miranda Wen.

Ia berdiri dengan acuh tak acuh di tempatnya berdiri, seolah-olah hal-hal ini tidak ada hubungannya dengan dia. Ketenangan yang terpancar dari tubuhnya tak bisa tidak menembus mata Sisca Wen. Yang paling dia benci adalah Miranda Wen tetap terlihat tenang seperti ini.

Sisca Wen awalnya ingin mengatakan sesuatu dengan lantang, tetapi ketika dia menyentuh mata ibunya, dia mengertakkan gigi dengan enggan dan hanya bisa menyerah begitu saja. Memang benar bukan pilihan yang tepat baginya untuk terus berbicara saat ini, tetapi di lubuk hatinya, dia tetap melakukan perhitungan pada Miranda Wen.

Melihat keluarga Melvin Wen dengan kepala tertunduk dan hanya terdiam, seseorang berdiri dan berkata: "Direktur Wen, kenapa kamu bahkan tidak mengenal keluargamu sendiri. Kamu tidak tahu apapun, tapi langsung menuduh selingkuhan, pria liar. Kalau hari ini, Direktur Ji tidak menjelaskan semuanya dengan jelas, mungkin kami akan salah paham menilah Nona Wen."

Begitu kata-kata itu terucap, yang lain pun mulai mengangguk satu demi satu, seseorang berkata setuju: "Ya, ini sama sekali tidak salah. Kami sangat berdosa, hampir merusak reputasi Nona Wen."

"Lain kali, Direktur Wen kalau mau keluar pakai kacamata hitam, agar tak salah orang lagi, kalau begitu lain kali tidak akan merusak reputasi orang lain lagi."

Melvin Wen melihat semua orang berdiri di sisi Miranda Wen, ia dengan cepat mendorong Sisca Wen, ia berkata dengan dingin, "Sisca, cepat minta maaf pada kakakmu. Hari ini kamu sudah salah paham pada kakakmu."

Meskipun Sisca Wen tidak bersedia, dia mengertakkan gigi dan berbisik kepada Miranda Wen: "Kak, aku sudah salah. Maafkan aku, aku tidak seharusnya berbicara seperti ini. Kedepannya aku pasti akan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara."

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu