Eternal Love - Bab 373 Tidak Mengizinkan Orang Lain Untuk Membantahnya.

Miranda Wen sudah dikurung selama tiga hari di dalam ruangan yang gelap ini. Joyce Qin benar-benar sangat kejam, dia sama sekali tidak memedulikan bahwa Miranda Wen masih mengandung dan dia juga menggunakan segala cara untuk menyiksa dia yang merupakan istri dari putra keduanya.

Miranda Wen seorang wanita yang dikurung seharian di ruangan gelap ini, dicambuk, tidak diberi makan dengan baik bahkan tidak tidur dengan baik. Tetapi tubuh dia diam-diam menerima semua penderitaan ini.

Sebenarnya ada beberapa saat dimana Miranda Wen sudah tidak dapat bertahan. Tetapi begitu teringat anak di dalam perutnya dan teringat Alberto Ji, dia pun memaksa dirinya untuk bertahan. Dia juga tidak mengatakan apa-apa meskipun sudah disiksa oleh ibu mertuanya.

Dia menggunakan cara ini untuk menjelaskan rasa cinta dia terhadap Alberto Ji.

Pada hari ketiga, Alberto Ji yang pergi dinas ke luar negeri telah kembali. Begitu turun dari pesawat, dia bergegas pulang ke rumah. Selama beberapa hari di luar negeri, dia tidak dapat berkomunikasi dengan Miranda Wen dan Zayn Shen. Hal ini membuat hatinya menjadi tidak tenang.

Beberapa hari yang lalu, dia terus bermimpi buruk dan dia sering terbangun karena mimpinya yang terlalu menyeramkan. Selama dua hari ini kepalanya terus berkedut. Semua hal ini membuat dia terus pulang ke rumah begitu turun dari pesawat.

Setelah turun dari mobil, Alberto Ji menyadari ada yang salah dengan ekspresi para pembantu yang berada di luar. Alberto Ji melambaikan tangan memanggil seorang pembantu dan bertanya: "selama aku tidak berada di rumah beberapa hari ini, apakah ada terjadi sesuatu?"

Sang pembantu tidak berani mengangkat kepalanya dan nada bicaranya yang tersendat-sendat membuat Alberto Ji merasa ada yang salah. Lalu dia memarahinya: "cepat katakan! Kamu pergi saja jika tidak mengatakannya!"

"Tuan muda, aku......"

Tatapan Alberto Ji membuat sang pembantu tidak berani menutupinya, "tuan muda, kabar mengenai.........kehamilan......Nona Wen sudah tersebar. Akhir-akhir ini semuanya sedang membahas hal ini........"

Alberto Ji hanya merasakan otaknya meledak dan tiba-tiba menjadi kosong, berdiri dengan bodoh di tempatnya. Beberapa saat kemudian ia mendapatkan kembali kesadarannya dan bertanya dengan cemas, "di mana Miranda Wen sekarang ?!"

Sang pembantu menggelengkan kepalanya, "kami hanya mendengar nyonya besar mengurung Nona Wen, tetapi aku tidak tahu......dia mengurungnya dimana."

Alberto Ji langsung mendorong dia dan memasuki rumah seperti orang gila.

Pada saat ini Joyce Qin sedang mengintrogasi Miranda Wen. Miranda Wen yang malang sedang sekarat. Dia berbaring di tanah, nafasnya lemah, dan ibu mertuanya yang kejam berdiri di depannya dengan tangan di pinggangnya.

"Mulutmu rapat sekali ya. Sudah beberapa hari berlalu, kamu masih saja tidak mengakuinya. Jika bukan karena aku melihat kamu sedang mengandung, aku tidak akan berbasa-basi denganmu di sini. Aku ini sedang mengasihi anak di dalam kandunganmu, karena bagaimana pun juga dia tidak berdosa. Jika kamu mengatakan siapa ayah dari anak ini, maka aku akan melepaskan kamu!"

"Tidak ada yang perlu aku bicarakan....." Miranda Wen sudah sangat lemah hingga sudah tidak dapat berbicara lagi.

"Hebat sekali, masih saja kamu menutupinya. Hari ini aku harus membuat kamu menderita!" Setelah Joyce Qin selesai berbicara, dia mengangkat cambuknya. Miranda Wen memejamkan matanya......

Di saat inilah Alberto Jin masuk ke dalam ruangan. "Berhenti!"

"Ibu, apa yang sedang kamu lakukan! Mengapa kamu...........memukul dia?" Alberto Ji melirik sekilas ke arah Miranda Wen yang berbaring di lantai. Hatinya sangat sakit, tetapi dia tidak boleh menunjukkan di depan ibunya bahwa dia merasa sedih, dia hanya dapat berpura-pura terlihat seperti perhatian terhadap adik iparnya.

"Alberto, kamu tahu tidak.......si rubah ini bukan hanya menggoda kamu, dia juga mengandung anak orang lain. Apa arti dari semua ini? Ini artinya dia mengkhianati adikmu! Kesalahan apa yang telah dilakukan adikmu hingga dia berbuat seperti itu......"

Pada saat ini Joyce Qin teringat akan putra keduanya dan kembali teringat perbuatan Miranda Wen, hal ini membuat dia semakin marah hingga wajahnya memerah.

"Ibu, pasti ada kesalahpahaman di dalam ini. Aku percaya Miranda akan memberikan jawaban yang tepat untukmu.......kamu berikan dia kesempatan untuk menjelaskannya ya?" Sebenarnya Alberto Ji juga merasa panik. Dia tidak berani membayangkan bagaimana reaksi Joyce Qin jika dia tahu bahwa ayah dari anak di dalam kandungan Miranda Wen adalah dirinya.

"Huh! Memberikan dia kesempatan? Kamu tanyakan sendiri kepada dia, aku sudah memberikan berapa banyak kesempatan kepada dia. Akan tetapi dia tidak mengatakannya!" Joyce Qin masih marah, dia menatap Miranda Wen dengan tatapan tajam. Mungkin saja dia sudah lelah karena marah terus-menerus, dia pun berbalik dan duduk di atas bangku yang ada di samping.

Pada saat ini Alberto Ji baru memiliki kesempatan untuk melihat Miranda Wen yang sedang berbaring di atas lantai. Miranda Wen yang dulunya terlihat anggun, saat ini rambutnya berantakan dan pandangannya kosong.

Pada lengan dan kakinya dapat terlihat bercak darah. Dia melihat orang yang dia cintai berbaring dalam keadaan seperti itu di depannya, terlebih semua ini karena dirinya.

Begitu teringat hal ini, Alberto Ji memejamkan matanya dengan sakit, dia takut air matanya turun dan Joyce Qin melihatnya.

Pada saat ini Miranda Wen juga sudah mendapatkan kembali kesadarannya secara perlahan-lahan. Dia menangis begitu melihat Alberto Ji yang sedang berdiri di depan dia.

Miranda Wen tahu di dalam hatinya bahwa dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Dia sangat mencintai Alberto Ji, dia lebih suka menanggung semua rasa sakit itu sendiri daripada membuatnya berada di dalam keadaan yang sulit. Pada saat yang sama, dia juga takut bahwa Alberto Ji akan bersikap acuh tak acuh seperti sebelumnya.

Pada saat ini ibu mertuanya berjalan menghampiri dia dan dengan ekspresi mengejek berkata: "masih menangis? Kamu sudah berpikir dengan jernih atau belum?"

Miranda Wen berpikir apakah ada yang salah dengan cinta dia dengan Alberto Ji? Mengapa bisa menjadi seperti sekarang ini? Sebenarnya mereka berdua tidak salah, hanya saja mereka bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang salah.

Sekarang keadaan sudah menjadi seperti ini. Harus ada seseorang yang membayar atas perbuatannya. Hanya saja dia tidak dapat mengatakan kebenarannya. Jika begitu maka tamat sudah hidup Alberto Ji, bukan hanya nama baik Alberto Ji akan hancur, dia juga tidak dapat tinggal di rumah ini lagi..........bagaimana pun juga, dia tidak boleh membiarkan Alberto Ji menjadi seperti itu.

"Sebenarnya kamu akan mengatakannya atau tidak?" Joyce Qin terlihat sedikit tidak sabaran.

"Ibu, semua ini adalah salahku, akan tetapi anak di dalam kandunganku ini tidak berdosa. Aku tidak menyalahkan dan menerima semua hukuman yang kalian berikan kepadaku. Tetapi saat ini aku mohon kepada kalian untuk melepaskan anak ini........"

Joyce Qin mendengus: "huh, kamu masih memiliki wajah untuk mengajukan permintaan? Kamu menganggap dirimu terlalu tinggi!"

"Ibu......." Miranda Wen tercekat.

"Kamu jangan memanggilku dengan sebutan ibu. Saat ini aku sudah tidak memiliki menantu seperti kamu!" Joyce Qin berbicara dengan tegas dan sikapnya tidak mengizinkan orang lain untuk membantahnya.

"Aku tahu saat ini entah aku mengatakan apa pun sudah tidak berguna. Tetapi saat ini anak ini sudah berada di dalam perutku selama beberapa bulan, apakah kalian boleh melepaskan dia......" Miranda Wen menggunakan nada memohon, memohon Joyce Qin untuk melepaskan anak ini.

Alberto Ji terdiam di samping tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Saat ini hatinya seperti sedang digerogoti oleh semut yang membuat hatinya terasa sangat sakit.....

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu