Eternal Love - Bab 263 Uang Memang Segalanya

Sebuah mobil Maybach warna hitam melaju cepat di jalan rayu, tidak lama kemudian berhenti di depan sebuah gedung istana.

Suara knalpot mobil mewah itu langsung menarik perhatian sekumpulan orang. Semua menoleh melihat laki-laki berkacamata hitam yang turun lebih dulu. Laki-laki itu memiliki sepasang mata hitam nan indah, hidung mancung, bibir tipis menggoda, serta wajah yang berekspresi sedikit cuek, postur badannya yang tinggi semakin menambah keindahan itu.

Terlihat dia berjalan ke kursi sebelah setir, membuka pintu secara perlahan, membuat orang-orang penasaran, orang seperti apa yang bisa membuat laki-laki tampan itu membukakan pintu. Tiba-tiba saja terlihat sebuah kaki putih dan mulus berpijak pada lantai, setelah itu, wajah cantik Miranda Wen pun terpampang di depan mata.

Saat ini, Zayn Shen yang berdiri di samping Miranda Wen pun menurunkan kacamata hitamnya, terlihat keseriusan dalam sepasang mata yang biasanya selalu santai dan suka bermain itu.

Wajah Zayn Shen juga terlihat oleh petugas keamanan, sesungguhnya mereka telah menghabiskan waktu 3 hari demi menghafal wajah setiap tamu yang akan datang. Kini sangat terkejut saat melihat kedatangan Zayn, dia adalah tamu yang amat terhormat.

Petugas keamanan segera menghampiri, membungkukkan badan memberi hormat pada Zayn Shen: “Tuan Muda Shen, serahkan saja padaku.”

Zayn Shen melihatnya sekejap, lalu menyerahkan kunci mobil padanya, sebab dia juga tidak terlalu suka mengemudi. Kini ada orang yang membantunya memarkirkan mobil, bukankah hal yang baik?

Zayn Shen melangkah perlahan, menggandeng Miranda memasuki lokasi acara yang sangat besar.

Tiba di dalam, Miranda Wen sedikit terkejut, dalam hati berseru, Kompetisi Akbar kali ini memang sudah mengeluarkan modal sangat besar. Ketahuilah, ada banyak sekali tokoh-tokoh terkenal dari dalam dan luar negeri, serta model-model ternama berkumpul bersama, ini adalah kesempatan yang sangat langka.

Melihat begitu banyak tempat duduk yang tersusun disana, Miranda Wen pun kebingungan lebih baik duduk dimana.

Di saat Miranda Wen masih kebingungan memilih tempat duduk, tiba-tiba saja seorang pelayan menghampiri mereka: “Tuan, apa kabar, mohon tunjukkan kartu identitas Anda, aku bawa ke tempat Anda.”

Begitu kalimat pelayan terucap, Zayn Shen malah berdiri diam di tempat dengan ekspresi wajah melamun, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Melihat pelayan yang kebingungan disana, Miranda pun menyenggol Zayn yang masih melamun, “Kartu identitasmu, keluarkan.” Setelah berbicara, dia pun tersenyum pada pelayan tanda maaf.

Mendengar suara Miranda, Zayn Shen baru tersadar, segera mengeluarkan kartu identitas mereka dan menyodorkan pada pelayan: “Ini punya kami.”

Setelah kartu identitas ditunjukkan, sikap pelayan pada mereka pun menjadi jauh lebih hormat. Dia menjulurkan tangan, mempersilahkan: “Tuan Muda Shen, silahkan lewat disini.”

Miranda Wen dan Zayn Shen pun berjalan mengikuti pelayan itu, tiba di barisan kursi paling depan, pelayan berkata: “Ini adalah tempat duduk kalian, Tuan Muda Shen, jika ada perintah lain, silahkan sampaikan padaku."

Kepala Zayn Shen sedikit mengangguk, melihat pelayan dengan sembarang sambil berkata: “Baik, aku tahu.”

Pelayan sama sekali tidak mempermasalahkan sikap Zayn Shen, dalam hati malah merasa senang, ketahuilah laki-laki yang sedang dia hadapai adalah Zayn Shen.

Miranda duduk ke kursi yang telah disediakan, melihat ke sekeliling, lalu menganggukkan kepala dengan puas: “Punya uang memang enak ya, duduk saja bisa di baris paling depan.”

Mendengar perkataan Miranda, Zayn malah tersenyum kecil: “Bodoh, Miranda, ini bukan tempat yang bisa diduduki semua orang kaya loh.”

Miranda sedikit terkejut mendengarnya, sebuah tempat duduk saja harus memenuhi banyak persyaratan. Berpikir demikian, terlintas ekspresi bingung dalam wajahnya.

Kebingungan Miranda membuat Zayn Shen mengedipkan mata, menjelaskan: “Yang bisa duduk di baris paling depan tidak hanya bergantung pada uang, tetapi juga kedudukan, jika tidak, pasti tidak bisa duduk disini.”

Setelah penjelasan Zayn terdengar, Miranda pun melihat ke sekeliling secara refleks, menyadari kenyataannya memang seperti yang Zayn katakan, orang-orang yang duduk disana seringkali dia jumpai di layar televisi, dalam mati mulai berteriak heboh.

Saat ini, di sisi lain, Bernessa Song, Sherly Qiao, Kiara Tsu malah duduk di bagian paling kanan baris pertama, ketiganya terlihat sangat berbangga diri.

Bernessa Song berkata pada Sherly: “Direktur Qiao, kali ini sungguh berterima kasih padamu, jika bukan karena kata-katamu, kami tidak mungkin bisa seperti sekarang, dan tempat ini juga, jika bukan karena menumpang nama baikmu, mungkin saja kami sudah duduk di baris paling belakang.”

Meski berekspresi cuek, sesungguhnya dalam hati Sherly Qiao sedang berbunga-bunga, malah sengaja cemberut, berkata pada Bernessa Song: “Untuk apa terima kasih, kita adalah satu keluarga, jangan sungkan seperti itu.”

Melihat sikap Sherly, Bernessa Song sangat terharu, segera menjulurkan tangan menarik lengan Kiara Tsu, “Lihatlah betapa baiknya seorang Direktur Qiao, Kiara, cepat ucapkan terima kasih pada Direktur Qiao.”

Mendengar kata Bernessa, meski dalam hati merasa tidak terima, Kiara tetap menundukkan kepala, sebab dia masih harus bergantung banyak pada orang itu: “Terima kasih, Direktur Qiao.”

Sherly Qiao pun tersenyum berseri, berkata pada kedua orang itu: “Tidak masalah.”

Di saat Miranda sedang menoleh ke kiri dan kanan, tiba-tiba saja terlihat Elisha Yu, dia segera menarik lengan Zayn Shen: “Kamu juga menyiapkan tempat duduk baris pertama untuk Christian Xia dan lainnya? Bagus sekali.”

Miranda tahu tempat duduk itu tidak mudah didapatkan, maka tidak bertanya kenapa tidak duduk bersama mereka, namun terpisah oleh beberapa orang.

Zayn Shen mengangkat alis mata, seolah berkata, lihatlah betapa hebatnya aku, cepat ucapkan terima kasih, “Mungkinkah aku tidak membawamu kemari? Aku takut kamu mencari Elisha sampai pingsan.”

Mendengar perkataan Zayn, Miranda pun melihat ke sekeliling, yang terlihat hanyalah kepala manusia dan rambut hitam, membuatnya tidak tahan mengangguk. Memang benar, jika harus mencari satu demi satu, sepertinya akan sangat lama.

Saat ini sudah ada banyak orang mengambil posisi duduk, para wartawan pun mulai melontarkan pertanyaan kemana-mana, tadinya ada yang berencana mewawancarai Zayn Shen, namun sebelum mendekatinya malah sudah dihadang oleh pelayan yang berjaga.

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu