Eternal Love - Bab 445 Tunangan Dilanjutkan

Mobil melaju dengan cepat, seolah kecepatannya semakin cepat, namun waktu berlalu secara perlahan, didalam hatinya tidaklah lega karena melajunya mobil.

Semenjak menjawab panggilan itu, dia mengetahui Alberto lagi berada diluar negeri, dan telah bersama dengan wanita lain selama selama itu, Violet sudah menahan kemarahan didalam hatinya dan semuanya meletus pada saat ini.

Didalam benaknya terus berada didalam adegan-adegan Alberto tengah bahagia bersama wanita lain, itu bagaikan jarum yang menusuk kedalam hati Violet, semenjak dia mengenal Alberto hingga sekarang, hatinya sudah terus berada pada Alberto, dan tidak bisa beralih darinya, dan terus mencintainya hingga sekarang.

Awalnya dia berharap setelah Miranda tidak ada, itu bisa membuat Alberto perhatian terhadap dirinya, namun tidak disangka baik bagaimanapun dirinya berusaha, Alberto juga tampak sangatlah sombong dan tidak ingin mempedulikan siapapun.

Namun jika Alberto tidak bisa keluar dari bayangan Miranda, sudah lah, Violet masih bisa membujuk dirinya untuk menerimanya, namun saat ini dia membawa wanita lain kedalam kehidupannya, ini tidak bisa diterima oleh Violet, dia tidak ikhlas.

Kemarahan didalam hati Violet membuatnya langsung bertenaga dan menginjak gas mobil dengan kuat dan kecepatan mobil semakin cepat.

Setelah kembali kerumah, Violet langsung mendorong pintu dan masuk tanpa menyapa siapapun, dia berlari kedalam kamarnya dengan marah dan mulai menangis.

Reaksinya membuat ibunya kaget, dia pertama kali melihat tampang marah putrinya dan sebelum bertanya dia sudah berlari masuk kedalam kamar dan menangis, itu membuat ibunya merasa sayang sekali, dan bergegas berlari kearahnya dan mempertanyakannya.

"Sayangku, ada apa denganmu, mengapa kamu menangis, cepat, jangan biarkan ibu panik." Ibu dari Violet menegetuk pintu dengan panik dan terus berkata.

Namun siapa yang menyangka bahwa ucapan perhatian dari ibunya malah membuatnya menangis lebih kencang, dia sama sekali tidak peduli dengan perkataan ibunya.

"Sayangku, kamu bicara dulu, bicarakan dengan ibu akan masalahmu, jangan menangis lagi, bicarakan dengan ibu, ok?"

Reaksi Violet membuat ibunya panik dan juga penasaran, jelas bahwa tadi pagi ketika keluar masih baik-baik saja, dan berdandan dengan cantik, dia bilang mau pergi menemui Alberto, mengapa sekali pulang langsung menjadi begini?

Violet terus saja bersembunyi didalam kamar dan suara tangisannya terus terdengar, ibunya sudah memanggilnya beberapa kali namun pintunya tetap tidak bisa dibuka, suasansa hatinya juga tidak terlihat membaik, tidak ada cara lain lagi, dia hanya bisa menelepon ayah Violet.

Disisi lain telepon, ayah violet tengah rapat, sekretarislah yang menjawab panggilan dari ibu Violet, mendengar suara panik dari Nyonya dan sekali terpikiran karena demi putri dari Direktur Utama, dia tidak berani menundanya dan masuk kedalam ruang rapat untuk memberitahu Ayah Violet.

Mendengar perkataan sekretarisnya, ayah Violet menatapinya dengan kaget, putrinya yang disayangnya dari kecil bahkan dirinya tidak tega menyentuhnya sama sekali, sekarang karena apa makanya bisa menangis hingga seperti itu?

Tidak sempat banyak berpikir, ayah Violet langsung mengatur pekerjaannya dan menunda rapatnya, dia bergegas memanggil supir dan bergegas kembali kerumah.

Ketika Ayah Violet tiba dirumah, Violet masih mengunci dirinya didalam kamar dan tidak mau keluar, namun suara tangisannya semakin kecil.

Melihat ayah Violet pulang, ibu Violet langsung datang dan menatapinya dengan panik, tatapannya penuh rasa tidak berdaya dan rasa sayang, "Kamu akhirnya kembali, kamu lihat saja, apa yang harus dilakukan sekarang......"

Ayah Violet tidak berkata apa-apa, dia berjalan kedepan pintu dan meliriknya, lalu dia memutarkan badannya.

"Pasti karena Alberto itu!" Ayah Violet menatapi ibu Viole yang berekspresi penuh rasa tidak tega dan berkata dengan marah.

"Karena dia? Ada apa ini?" Ibu Violet menatapi Ayah Violet dengan bingung.

Ayah Violet menghempaskan nafas dan duduk, dia berkata, "Suruh penjaga rumah ambil kunci dan buka pintu kamarnya!"

Ibu Violet bergegas berjalan kesamping Ayah Violet dan duduk, "kamu cepat bilang apa yang terjadi, putri kita sudah menangis hingga begini kamu masih saja tidak menasehatinya!"

"Alberto pergi keluar negeri dan bersama wanita lain, dia masih belum pulang sampai saat ini, kamu bilang saja sendiri apakah putri kita tidak menangis!" Sambil berkata, ayah Violet langsung menepuk dengan keras diatas meja.

Setelah mendengar alasannya, Ibu Violet sangatlah marah, jelas bahwa itu adalah putri kesayangan dari keluarga mereka, mengapa Alberto bisa seolah tidak melihatnya saja, keluarga Qin dianggap seperti apa oleh Alberto, apakah putri dari keluarga Qin masih tidak bisa dibandingkan dengan wnaita yang dia cari diluar negeri?

Ibu Qin semakin marah jika dipikirkan, dia merasa tindakan dari Alberto adalah tidak menganggap keluarga mereka, mengapa dia tidak mempedulikan putri keluarga Qin.

Sekali terpikiran, Ibu Qin mengambil hp dan akan menelepon keluarga Ji, ayah Violet tidaklah melarangnya.

Kedua keluarga berjanji untuk bertemu disebuah cafe mewah, orang tua kedua belah pihak yakni kepala keluarga masing-masing keluarga sama-sama menaiki mobil mewah dan tiba ditempat tujuan.

Pertemuan kali ini, ibu Violet sudah tidak lagi tertarik untuk basa-basi dengan ibu Alberto, dia berjalan dengan muka marah.

Ibu Violet sudah mengatakan dengan jelas akan alasan pertemuan kali ini, putra dari keluarga Ji yang tidak menganggap Putri keluarga Qin sama sekali, dia tidak menganggap tunangannya dan masih pergi keluar negeri untuk bersama dengan wanita lain.

"Nyonya Qin, Anda duduk dulu, mau minum apa?" Ibu Alberto berkata sambil tersenyum, sikapnya jelas terlihat merasa bersalah.

Ibu Qin tidaklah mempedulikannya, dia malah berkata dengan marah, "Kalian keluarga Ji seperti beginikah? Ada tunagan dan masih bisa keluar untuk bersama dengan wanita lain, apakah kami keluarga QIn tidak pantas untuk kalian?!"

Ibu Ji tercengang, dia berkata, "Bagaimana mungkin, Alberto bagaimana mungkin bisa bersama dengan wanita lain, mungkin adalah kesalahpahaman, wanita sebagus Violet adalah yang kami impikan, bagaimana mungkin akan mencari wanita lain lagi."

Ibu Qin melipatkan kedua tangan didepan dada dan melirik kearah depan tanpa mempedulikannya.

Melihat sikap keras dari ibu Qin, bagaimanapun juga karena putri kesayangannya dibully, kekuasaan keluarga Qin tidak bisa diremehkan, jadi keluarga Ji juga tetaplah bersedia untuk meneruskan tunangannya.

"Nyonya Qin, Anda jangan marah dulu, Anda tidak tahu betapa inginnya aku menginginkan Violet menjadi istri anakku, ini pasti karena adanya kesalahpahaman." Kata Ibu Ji sambil tertawa dan terus melirik orang keluarga Qin.

Keluarga Qin melihat sikap Keluarga ji yang terus saja bagus, mereka tidak lagi marah seperti tadi, mereka berpikir putrinya sudah bertahan begitu lama, mereka tidak akan mengecewakannya lagi.

"Lalu bagaimana dengan tunangan, apa yang keluarga kalian inginkan, putriku sekarang dibully." tanya Ibu Qin dengan coba-coba.

Sekali mendengarnya begitu, Ibu Ji tertawa, dia tahu mereka pasti demi putrinya dan tidak akan melepaskan tunangan ini juga.

Ibu Ji menatapi kedua orang dari keluarga Qin, dia tersenyum dan seolah terpikiran ide bagus.

"Jika mereka anak muda malu untuk mengutarakannya, kita sebagai orang tua yang lebih berpengalaman seharusnya membantu mereka." Seusai berkata, Ibu Ji tersenyum.

Mendengar perkataannya, semua orang tertarik dan menatapinya dengan penasaran.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu