Eternal Love - Bab 223 Jangan Membuat ku Khawatir

Zayn Shen terdiam sejenak ditempat, tatapannya menjadi tegang, “Apa, Bernando menghilang!”

Elisha Yu dan Christian Xia yang berdiri disamping dapat mendengar suara Zayn Shen, kemudian lansung menghampirinya, “Bukankah Bernando tadi masih didalam sini?”

Miranda Wen menjadi panik, dirinya akan berakhir, dia mulai melihat kearah pepohonan dan berlari, sembaring berlari sembaring meneriakkan nama Bernando Ji, “Bernando, kamu dimana.”

Zayn Shen yang melihat Miranda Wen berlari kedepan, kemudian menoleh kearah Elisha Yu dan Christian Xia, berkata: “Elisha Yu, Christian Xia kalian cari disisi lain, aku dan Miranda kesana.” Setelah mengatakannya dia lansung berlari tanpa menolehkan kepalanya lagi kearah Miranda Wen.

“Miranda, tunggu aku.”

Zayn Shen dan Miranda Wen telah berputar mencarinya disekitar tenda dan masih belum menemukan Bernando Ji, “Bagaimana ini, masih tidak dapat menemukan Bernando.” Elisha Yu dan Christian Xia berlari kesamping Miranda Wen, kemudian berkata padanya.

Miranda Wen mengalihkan pandangannya, disekitar sini tidak dapat menemukan Bernando Ji, maka sangat mungkin dia berlari jauh kedalam hutan, kemudian tersesat hingga tidak dapat kembali, melihat langit yang mulai gelap, jika bertambah terlambat untuk menemukan Bernando Ji, maka dia bisa dalam bahaya.

Berpikir sampai sini, Miranda Wen memalingkan pandangannya pada Elisha Yu dan berkata: “Elisha, kamu lapor polisi, aku, Zayn, dan Christian Xia akan berpencar kedalam hutam untuk mencari Bernando.”

Awalnya Elisha Yu ingin menolak Miranda Wen, dirinya ingin menemani mereka mencari Bernando Ji, tetapi dia tahu diwaktu seperti itu tidak mudah untuk menerima keinginannya, melihat Miranda Wen yang tidak dapat dengan mudah menolaknya, Elisha Yu menganggukan kepalanya.

Miranda Wen mencari arah dan berlari kedalam, Zayn Shen dan Christian Xia berlari kearah yang berlawanan.

Miranda Wen sembaring meneriakkan nama Bernando Ji dengan keras, sembaring menjaga agar pikirannya tetap tenang, kemudian melihat ke segala arah apakah ada Bernando Ji disana, karena takut terlewatkan sedikit pun.

Miranda Wen tidak tahu dirinya sudah jalan berapa lama, mulai merasa pegal dikakinya tetapu masih belum menemukan Bernando Ji, seketika Miranda Wen menjadi frustasi.

Miranda Wen mulai menarik-narik tenggorokannya yang agak serak, tidak berhenti meneriakkan nama Bernando Ji. “Bernando, kamu dimana?”

Disaat Miranda Wen berpikir untuk menyerah, tiba-tiba ada suara tangisan masuk ketelinga Miranda Wen, kemudian dia mulai gemetar. “Ini, bukankah ini suara Bernando?” dia lansung berjalan kearah suara tangisan.

Kemudian dia hanya melihat diatas lereng, ada seseorang yang tertimpah oleh sebatang kayu, Miranda Wen menjadi panik, dan lansung berjalan kesana, ternyata adalah Bernando Ji. Belum lama Miranda Wen sudah mulai tenang, tatapannya tertuju pada sebatang kayu besar yang menimpah badan Bernando Ji.

Saat Bernando Ji melihat Miranda Wen, suasana hatinya pun menjadi gelisah, kemudian mengulurkan tangannya dan menghapus air matanya, dan berkata pada Miranda Wen: “Istri ku Miranda, aku disini.”

Saat Miranda Wen mendengar suara Bernando Ji, seketika seperti ada perasaan yang seberat batu besar menimpah diatas dadanya, jika bukan karena dia, Bernando tidak akan seperti ini, seketika dia pun merasa bersalah.

Melihat wajah Bernando Ji yang kesakitan karena tertimpah, Miranda Wen lansung dengan cepat berkata: “Bernando, kamu jangan berbicara dahulu, tunggu aku menyelamatkan mu dahulu.”

Tanpa menunggu Bernando Ji berbicara, Miranda Wen lansung berlari kesana, bersiap untuk mendorong kayu yang menimpah tubuh Bernando Ji, tidak diduga ternyata bongkahan kayu ini sangat berat.

Karena Miranda Wen mendorong kayu ini, tetapi tidak berhasil mendorongnya, batang kayu pun mengores tubuh Bernando Ji, dia tidak dapat menahan erangan kesakitannya, tetapi tidak menangis, dan juga berkata apa-apa.

Miranda Wen sangat sensitif dan dapat mendengar suara erangan kesakitan tersebut,kemudian matanya memerah, dan berpikir Bernando Ji pasti kesakitan karena tertimpah seperti ini. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, dan berkata pada Bernando Ji: “Bernando, aku akan segera mendorongnya untuk mu.”

Melihat ekspresi Miranda Wen yang menyalahkan dirinya sendiri, Bernando Ji tersenyum padanya, dan dengan riang berkata: “Aku tidak sakit, Istri ku Miranda, kamu jangan berusaha terlalu keras.”

Meskipun ucpan Bernando Ji lembut, tetapi hati Miranda Web sama seperti drum yang dipukul dengan keras, tepat terpukul dibagian terlemahnya, matanya memerah, dan penglihatannya menjadi buram.

Meskipun Miranda Wen tersentuh, tegapi gerakan tangannya sama sekali tidak berhenti, tetapi tidak peduli seberapa keras Miranda Wen berusaha, tapi dia hanya seorang gadis, meskipun telah mendorongnya dengan lama, batang pohonnya masih tidak bergerak.

Melihat tangan putih Miranda Wen yang kulitnya mulai melupas, dan mulai mengeluarkan bekas darah. Melihat bongkahan kayu yang tidak bergerak, Miranda Wen pun muali cemas, sudut matanya meneteskan air mata.

Tatapannya tertuju pada wajag kecil Bernando Ji, Miranda Wen bergumam didalam hatinya: “Bernando, aku pasti akan menyelamatkan mu.”

Miranda Wen kembali mendorongnya, akhirnya usahannya membuahkan hasil, setelah menghabiskan waktu yang lama, Miranda Wen baru dapat mendorong bongkahan kayu yang menimpah Bernando Ji.

Melihat wajah Bernando Ji yang mulai pucat, saat ini akhirnya dia dapat menghirup udara segar lagi dan wajahya pun mulai kembali berwarna, Miranda Wen berjalan kedepan Bernando Ji, kemudian mengulurkan tangannya dan memapahnya berdiri, melihat Bernando Ji yang terjatuh disana, emosi didalam dadanya mulai sedikit tidak terkendali, kemudian mulai menegur Bernando Ji: “Bernando, kenapa kamu bisa terjatuh disini? Bukankah aku sudah mengatakan jangan berlarian?”

Melihat Miranda Wen yang panik, Bernando Ji tahu bahwa yang dia lakukan salah, kemudia menundukan kepalnya, dan menjelaskannya pada Miranda Wen: “Istri ku Miranda, aku salah, aku tadi melihat disini ada sebuah bunga yang sangat indah, kemudian berlalri kesini, dan ingin memberikannya pada istri ku Miranda.”

Bernando Ji masih sedikit takut Miranda Een tidak mempercayainya, kemudian dia memungut sekuntum bunga liar dan menunjukannya pada Miranda Wen, “Tadi masih sangat indah, kenapa sekarang sudah layu......”

Melihat Bernando Ji yang seperti ini, emosi didalam dada Miranda Wen pun menghilang, kemudian tersenyum, “Karena telah disinari matahari begitu lama, pasti akan layu.”

Bernando Ji pun bermaksud ingib membuang bunga ditangannya, meskipun sangat tidak rela, tetapi karena sudah layu, jika memberikannya pada Istri ku Miranda juga tidak baik. “Kalau begitu lain kali aku akan memetikan bunga lagi untuk Istri ku Miranda, yang ini tidak perlu lagi .”

Miranda Wen lansung menghentikan gerqkan Bernando Ji, dengan tersenyum berkata: “Aku sangat suka bunga ini, lain kali jangan seperti ini lagi, jangan membuat ku khawatir.”

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu