Eternal Love - Bab 304 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan

"Kamu jangan seperti ini ..." Miranda Wen takut menatap pria yang dingin di hadapannya ini, yang sedikit demi sedikit mendekatinya, sedangkan dia tiada henti berjalan mundur, akhirnya sampai terduduk ke atas kursi.

Setiap kali melihat Alberto Ji, rasa bersalah di hatinya tidak henti bertambah, bahkan teringat pada masalah yang terjadi malam itu. Setiap kali berdekatan dengan Alberto Ji membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Mata dingin Alberto Ji mengandung rasa ragu. Melihat dress yang Miranda Wen kenakan dan perut yang agak menonjol, dia semakin tidak dapat menahan diri.

Bertatapan dengan mata Miranda Wen yang jernih dan terlihat sedang ketakutan sekarang, seperti dirinya adalah binatang buas, membuat Miranda Wen ketakutan. Melihat tampang Miranda Wen yang ketakutan, hati Alberto Ji seperti digerogoti oleh puluhan ribu semut, dan terasa sangat pahit.

Alberto Ji membuat Miranda Wen meringkuk dalam kursi, dan tidak bisa menahan perasaannya lagi, langsung memeluk Miranda Wen dalam pelukan, menyesal atas keputusan yang waktu itu dia buat.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Miranda Wen untuk sesaat tidak sadar apa yang terjadi. Saat masuk ke dalam pelukan, dia dapat dengan jelas merasakan, detak jantung Alberto Ji, tengah bertambah cepat tiada henti.

Miranda Wen tersadar dengan cepat, menahan kedua tangan di depan dada, dan berusaha keras melepaskan diri dari pelukan Alberto Ji, tidak ingin mempunyai hubungan apapun dengan Alberto Ji.

Siapa yang tahu saat ingin melepaskan pelukan Alberto Ji, pria ini malah mempererat pelukan dan berkata dengan nada rendah yang serak, seperti ingin mengontrol perasaannya sendiri.

"Jangan bergerak, sebentar saja." Alberto Ji menahan penderitaan dalam hatinya. Mata dalam itu menyipit kecil, orang kecil dalam pelukannya bersikeras ingin melepaskan diri.

Miranda Wen dapat mendengar suara Alberto Ji yang terluka dan hatinya sedikit tergerak. Sebuah perasaan yang tidak bisa dijelaskan, muncul dalam hatinya, perasaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Tidak mengerti apa yang Alberto Ji pikirkan sekarang. Setelah mengetahui dia menikah dengan adiknya, anak dalam kandungan juga terjadi diluar dugaan.

"Aku tidak ingin masalah yang mudah berubah menjadi sangat rumit. Jadi aku harap kita bisa kurang berhubungan."

Ketika Alberto Ji mendengar perkataan ini, dia seketika tersadar dan perlahan-lahan melepaskan pelukan, "Maaf, tadi sedikit impulsif." mata Alberto Ji sedikit bercahaya. Di bawah cahaya gelap, mata Alberto Ji seperti bintang.

"Iya, aku pergi dulu." Miranda Wen menatap mata pria itu dan meminta maaf pada dirinya. Tidak tahu kenapa hatinya merasa sedikit sedih, tapi akal sehat memberitahunya, cepat hilangkan pemikiran ini.

Setelah membuka sabuk pengamandengan dengan cepat, dia membuka pintu mobil.

Alberto Ji melihat Miranda Wen ingin segera pergi dari sini, suaranya yang dingin bertambah lembut, "Apa aku boleh pegang sebentar?" melihat perut yang sedikit menonjol itu, dia merasa sedikit ragu.

Hati Miranda Wen yang bergejolak sudah sedikit tenang, sedikit tidak terpikir, dan mengikuti pandangan pria itu terarah ke perutnya, setelah itu menjadi tenang.

Suasana menjadi sedikit serius, "Sebentar saja."

Alberto Ji berkata sekali lagi.

Mata yang cantik bertatapan dengan mata Alberto Ji yang hati-hati itu. Miranda Wen seperti bisa membaca perasaan hati Alberto Ji.

Alberto Ji melihat Miranda Wen tidak menolaknya, dia pun mengulurkan tangan dengan bergetar ke arah perut Miranda Wen, menyentuh dengan perlahan.

Tidak tahu kenapa.

Saat ini, perasaan campur aduk dalam hati, bukan hanya merasa bersalah padanya, menyesal, juga rasa senang pertama kali menjadi seorang ayah. Meskipun bayi kecil masih ada di dalam perut, baru terbentuk, dia malah semakin menantikan hari dimana anak ini bisa lahir.

Miranda Wen melihat pria yang tinggi besar itu dan meringkuk di dalam mobil. Sebuah tangan bergetar yang menyentuh perutnya. Mata yang awalnya dingin, saat ini malah penuh dengan kehangatan seorang ayah.

Seiring dengan sentuhan Alberto Ji, kesenangan yang bercampur dengan perasaan bersalah, semuanya bercampur aduk dalam hati, Miranda Wen semakin tidak dapat menahan diri dan bergetar.

Setelah lewat lama kemudian, di bawah cahaya yang gelap, mereka berdua menetap tidak bergerak di sana, untuk sesaat melupakan semuanya.

Anak yang tiba-tiba datang ini, tanpa terasa sudah berlalu beberapa bulan. Beberapa waktu lalu masih tidak terlihat, sekarang sudah semakin jelas.

Teringat dulu dia bersikeras mau menggugurkan anak ini, begitu berpikir sampai sini, dadanya seperti ditimpa batu dengan berat beberapa kilo, sesak napas.

Kamu sudah membesarkan anak selama beberapa bulan, apakah dia akan diam-diam pergi ke rumah sakit untuk menggugurkan anak ....

"Kata dokter anak sekarang sangat sehat." Miranda Wen kelihatan sangat gugup. Bibir yang berwarna sedikit merah itu tersenyum, teringat beberapa hari yang lalu dia mengecek sendiri ke rumah sakit.

Dokter bilang perkembangan anak sangat baik, dan tidak boleh membiarkan tubuhnya terlalu lelah. Setelah lewat beberapa bulan, anak sudah akan mulai kelihatan. Dokter bilang, kalau dia terlalu lelah, anak juga akan memberontak.

Begitu memikirkan ini, bocah kecil ini tiba-tiba datang, dan bukanlah sebuah pilihan yang salah.

"Benarkah?" begitu Alberto Ji mendengar anak dalam kandungan sangat baik, suaranya sedikit bergetar, tubuh yang setengah berjongkok juga sedikit bergetar, begitu menengadahkan kepala langsung melihat sepasang mata Miranda Wen yang jernih itu.

Miranda Wen mengangguk kecil, "Baik."

Di saat dia menganggukan kepala, jelas sekali melihat perasaan senang dalam mata Alberto Ji. Pengertian beberapa saat ini pada Alberto Ji, pria ini adalah orang yang tidak mudah menunjukkan perasaannya sendiri.

Sepanjang hari bagaikan balok es, sedangkan di saat ini, dia melihat kesenangan pria itu.

Alberto Ji melihat Miranda Wen menganggukan kepala, dan mengetahui Miranda Wen sudah menyetujui keberadaan anak ini, sekali lagi mengalihkan pandangan ke anak di perut Miranda Wen.

Di bawah cahaya yang redup, untuk sesaat, wajah Alberto Ji memiliki kesamaan dengan adiknya itu, Miranda Wen tiba-tiba bergetar, teringat perkataannya dengan Alberto Ji tadi, jelas-jelas adalah perbincangan antara suami istri.

Sedangkan dia adalah wanita yang sudahh menikah. Di saat berhubungan dengan kakaknya ini, tapi tidak dapat diakui, di saat itu, dia memang memiliki perasaan pada Alberto Ji.

Tidak boleh ....

Dia sudah melakukan hal yang bersalah padanya, bahkan diam-diam mengandung anak Alberto Ji, dan secara sembarangan memikirkan untuk melahirkan anak ini. Sekarang bisa-bisanya dia memiliki perasaan pada kakaknya.

"Maaf, waktu sudah tidak pagi lagi. Aku sudah harus pergi." Miranda Wen mendorong Alberto Ji dengan kuat, sambil berpikir dirinya adalah wanita jahat, seperti jalang yang orang-orang katakan.

Miranda Wen, kamu tidak boleh seperti ini.

Alberto Ji tidak terpikir perasaannya bisa tiba-tiba menjadi heboh, dalam kondisi yang tidak disadari, brak, dahi yang putih tabrakan dengan dahi lain, seketika memerah.

Miranda Wen tidak terpikir, perasaannya yang gegabah tadi, mengerahkan kekuatan sebesar ini sampai menabrak dahi pria itu, dan segera meminta maaf, "Maaf, tadi aku yang terlalu heboh. Aku pergi dulu dari sini."

Melihat dahi Alberto Ji yang mulai memerah, tapi perasaan rumit dalam hati terus mengganggunya. Dia sama sekali tidak sempat berpikir terlalu banyak, hanya ingin segera meninggalkan tempat ini, dan mencari sebuah tempat yang hening untuk menenangkan diri.

"Aku, baik-baik saja." Alberto Ji duduk tegak di tempat duduk dan menggeleng kecil.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu