Eternal Love - Bab 4 Sungguh Kejam Sekali

Alberto termangu agak lama di sana, baru kemudian ia lanjut membalikkan halaman.

Data ini mendetail sekali, termasuk orang yang pernah berpacaran dengan Miranda, hubungan pertemanannya, serta hubungan keluarga dan lainnya……

Dan semakin dilihat, Alberto menyadari dirinya agak salah paham dengan Miranda.

Tadinya dia masih mengira Miranda adalah wanita sembarangan yang mencari uang dengan tubuh.

Tapi setelah melihat yang tertulis di berkas tersebut, ibu dan adiknya kecelakaan bersama, dan ayahnya langsung menikah lagi, tanpa bisa ditahan ia mengerutkan dahi.

Di samping masih terlampir foto Miranda berlutut di depan makan ibunya.

Dia yang di sana sedang terbengong sendirian, ekspresinya tampak menyayatkan hati.

Tanpa sadar Alberto teringat dia yang semalam lagi.

Tubuhnya yang mungil, membuat orang tanpa sadar ingin mengasihaninya……

Alberto merasa agak tercengang.

Sebelumnya terhadap wanita lain, pada dasarnya dia tidak punya perasaan yang bagaimana, yang bisa diingat olehnya malah lebih sedikit lagi, hanya Miranda saja yang membuatnya teringat-ingat di benak.

Alberto berusaha menenangkan diri dan lanjut melihat datanya.

Semakin dilihat, pandangan matanya semakin suram, membuat orang tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya……

……

Di saat ini, di dalam rumah sakit.

Sepuluh menit yang lalu, Miranda hendak pergi setelah mengatakan begitu banyak hal kepada adiknya di kamar pasien.

Namun tidak disangka, mesin medis yang disamping tiba-tiba mengeluarkan suara darurat.

Miranda kaget sekali, segera ia memanggil dokter untuk memeriksanya.

Agak lama kemudian baru dokter selesai memeriksa.

“Dokter, apa yang yang terjadi dengan adikku? Apakah dia baik-baik saja? Apakah keadaannya semakin kritis?”

Dalam hati Miranda takut sekali, sangat takut akan mendengar kabar buruk, takut adik satu-satunya juga akan meninggalkan dirinya.

Tidak disangka dokter malah berkata kepadanya sambil tersenyum : “Nona Wen, jangan panik, keadaan adik kamu bukan semakin kritis, tadi aku sudah memeriksa, setiap indikator dari tubuhnya tidak masalah, saya perkirakan ini adalah gejala yang memungkinkan adanya harapan untuk sadar kembali.”

“Apa? Dokter, apakah benar? Adikku benar-benar akan sadar kembali?”

Miranda termangu sejenak, suaranya yang bersemangat terdengar bergemetar.

“Memang ada harapan, hanya saja belum bisa dipastikan kapan akan sadar, semua ini masih harus melihat tekad Dessie sendiri.”

Dokter mengangguk sambil tersenyum, kemudian menepuk pundak Miranda dan menghibur : “Nona Wen, kalau adikmu punya harapan untuk sadar kembali, kamu juga tidak perlu setiap hari berharap dengan begitu capek. Selamat!”

“Hm, terima kasih, dokter.”

Miranda senang hingga matanya basah.

Meskipun dokter tidak bisa memastikan kapan adiknya akan sadar, tapi bagi Miranda ini sudah merupakan kabar terbaik.

Masih ingat dua tahun yang lalu, ayahnya ketahuan selingkuh oleh ibunya, dengan sakit hati dan putus asa ibunya membawa sang adik pergi.

Akhirnya saat akan menyeberang, ia tidak melihat mobil yang datang menerobos dari samping, sehingga sebuah kecelakaan tersebut menyebabkan kematian ibunya, dan adiknya menjadi koma, tidak sadarkan diri sekian lama.

Sedangkan ayahnya masih tidak menyesal sedikit pun, ia bertekad menikahi orang ketiga itu.

Saat itu Miranda masih seorang murid, dua orang yang sangat ia cintai menjadi seperti ini membuat dia merasa putus asa sekali, hampir dia menarik semua anggota keluarga untuk ke liang kubur bersama ibunya.

Kemudian karena memikirkan adiknya, dia hanya bisa menahan diri di keluarga Wen dengan sabar.

Terkadang dia merasa benci sekali.

Membenci Yenny, membenci Sisca, karena mereka merebut semua yang awalnya milik dia.

Tapi dia lebih membenci ayahnya, benci dia tidak berperasaan dan tidak setia.

Dalam hatinya, keluarganya hanya tersisa adiknya sendiri.

Setiap hari dan malam dia berharap, sampai sekarang, akhirnya adiknya sudah akan sadar kembali!

Air mata Miranda sampai tidak bisa berhenti mengalir, digenggamnya tangan sang adik : “Dessie, sudah kuduga kamu tidak akan tega meninggalkan aku, kamu tenang saja, kakak pasti akan memikirkan segala cara, agar kamu sadar!”

Di detik ini juga Miranda membulatkan tekad.

Dia bersedia menikah dengan anak bodoh keluarga Ji.

Asalkan adiknya bisa sadar kembali, melakukan apa pun dia rela!

Setelah menemani adiknya sebentar lagi di rumah sakit, Miranda menghapus air mata dan berkata kepada dokter : “Dokter, kuserahkan Dessie kepada kamu, ada apa-apa harus segera memberitahu aku!”

Kemudian, setelah dokter mengiyakan, dia pun meninggalkan rumah sakit dengan tergesa-gesa.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu