Eternal Love - Bab 360 Belum Mengambil Keputusan

Alberto Ji tidak berbicara, melihat sekeliling dengan serba salah, dan akhirnya mengarahkan pandangannya pada ibunya, Joyce Qin, dan berjalan perlahan ke sisi Joyce Qin dan bertanya tanpa daya, "Bu, bagaimana caranya agar kamu bersedia melepaskan Miranda Wen? Itu hanya kesalahpahaman!"

Joyce Qin mengangkat sudut mulutnya menunjukkan senyuman licik di wajahnya, memandang wajah putranya dengan hati-hati, perlahan mengangkat lengannya dan mengarahkan jarinya ke tumpukan foto.

Alberto Ji tahu bahwa tidak peduli apa yang dia katakan sekarang, ibunya tidak akan mempercayainya, tetapi jika mengatakan yang sebenarnya, Joyce Qin akan semakin mengkhawatirkan keberadaan Miranda Wen. Jantung Alberto Ji berdetak lebih kencang.

Suasana hati yang tidak nyaman melonjak, apa yang harus dilakukan sekarang?

Richard Ji yang tadinya berdiri di samping terlihat jelas kewalahan dengan situasi ini, tak punya pilihan selain berdiri tegak sambil menunjuk ke arah Alberto Ji dan berteriak, “Kamu adalah anak dari Keluarga Ji, aku tidak akan pernah mengizinkan kekonyolan seperti ini terjadi dalam Keluarga Ji!"

Alberto Ji tertusuk oleh kata-kata Richard Ji, dan kata-kata "tidak mengijinkan" bergema di benak Alberto Ji untuk waktu yang lama.

Mungkin karena Richard Ji sudah tua, setelah mengatakan ini, dia langsung jatuh terduduk di sofa.

Alberto Ji merasa bingung harus berbuat apa dengan adegan ini, dia tidak menyangka ayahnya sakit, dan itu karena dirinya dan Miranda Wen. Dia tidak tahu bagaimana membela diri agar Richard Ji bisa mempercayainya.

Joyce Qin melihat suaminya pingsan dan segera lari. Saat Alberto Ji bereaksi, semua orang di seluruh ruangan sudah mengelilingi Richard Ji. Alberto Ji mengepalkan tinjunya dan maju dua langkah seolah memikirkan sesuatu, lalu berhenti dan berkata dengan lembut, "Ayah ..."

Alberto Ji sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi tidak berani. Joyce Qin menyeka air mata dari wajahnya dengan tangannya, menunjuk ke hidung Alberto Ji dan mengertakkan gigi berkata, "Alberto Ji, apakah kamu ingin membuat ayahmu mati keki gara-gara wanita itu?"

Saat ini, wajahnya cemas, matanya berlinangan air mata, dan dia terus memegangi tangan suaminya, khawatir dia terjadi sesuatu dan meninggalkan dirinya, dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Dalam hatinya membenci jika bukan karena siluman rubah Miranda Wen, keluargaku tidak akan seperti sekarang.

Hatinya saat ini hampir hancur, dia benar-benar tidak berdaya untuk membereskan kekacauan ini. Di satu sisi, Richard Ji tidak dapat menerima kenyataan ini, dan di sisi lain Alberto Ji tidak mengakui masalahnya dengan Miranda Wen.

Joyce Qin berdiri perlahan, dan berkata dengan dingin kepada Alberto Ji: "Lihat ini masalah yang terjadi gara-gara kamu dan Miranda Wen. Tanpa masalah kamu dan Miranda Wen, mungkinkah Ayah kamu menjadi seperti ini?"

Suasana menjadi lebih kacau, dan kebencian Joyce Qin terhadap Miranda Wen semakin dalam. Miranda Wen tidak hanya menggoda putra bungsunya, Bernando Ji, sekarang dia kembali menggoda Alberto Ji, putra sulungnya.

Jika tidak ada Miranda Wen, tidak akan seperti hari ini. Joyce Qin hanya bisa bersumpah secara diam-diam, jika dia tidak membunuh Miranda Wen, aku Joyce Qin bersumpah tidak akan menjadi manusia!

Wajah Alberto Ji semakin malu dan dia menundukkan kepalanya, seolah akan meledak sedetik berikutnya. Hanya Alberto Ji yang tahu betapa sakit hatinya sekarang, memilih antara hubungan ayah dan anak atau wanita yang dicintainya bagaikan memutuskan salah satu lengan sendiri.

Jantungnya seakan meneteskan darah, menetes setetes demi setetes ke lantai. Alberto Ji mengepalkan tinjunya untuk mengurangi rasa sakit di hatinya, Alberto Ji mengangkat kakinya yang kaku dan bergerak maju perlahan.

Melihat Richard Ji yang terbaring di sofa, hati Alberto Ji semakin terasa tidak nyaman. Kakinya menekuk dan dijatuhkan ke tanah hingga menimbulkan bunyi keras. Dia berbisik dengan pilu, "Ayah, aku dan Miranda benar-benar tidak ada hubungan khusus!"

Di bawah sentuhan Joyce Qin, napas Richard Ji menjadi lebih normal.

Richard Ji menutup matanya rapat-rapat, terengah-engah, menghirup udara segar, dan sepertinya berjuang untuk mendapatkan kesempatan untuk meredakan emosinya. Tetapi hatinya sangat kecewa dengan kedua putranya, dia tidak percaya bahwa Miranda Wen dan Alberto Ji bersama.

Alberto Ji menundukkan kepalanya dan berlutut di tanah. Kepalanya kosong. Dia tidak tahu bagaimana menjawabnya. Hanya dia yang tahu dirinya sendiri bersalah atau tidak. Wajahnya menjadi pucat, seolah dia tidak bisa bernapas.

Joyce Qin jelas tidak ingin mendapatkan jawaban yang sebenarnya dari Alberto Ji, berpaling dengan sedikit kecewa, dan terus berkata: "Kamu ... kamu selesaikan sendiri!"

Alberto Ji tidak menyangka Joyce Qin akan sesedih ini, awalnya, dia ingin membujuknya untuk tidak marah, tapi ketika melihat situasinya, tiada guna berkata apa pun.

Zayn Shen juga melihat Alberto Ji serba salah, dan merasa sedikit tidak tenang dalam hatinya.

Mereka membiarkan Alberto Ji membuat keputusannya sendiri, tapi Alberto Ji belum mengambil keputusan sama sekali sekarang.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu