Eternal Love - Bab 94 Apakah Suami Bodoh Tidak Menemanimu

“Gila!”

Miranda tidak tahan dan mengumpat, tidak ingin menghabiskan waktu berharganya dengan Violet, ia pun berjalan cepat masuk ke dalam lift.

Violet menunjukkan ekspresi bangganya, tapi dengan cepat menghilang, tatapannya terlihat berpikir, apakah anak ini mengetahui sesuatu?

Jika iya, ia harus memikirkan cara, Miranda tidak boleh memberitahukan yang ia tahu pada Alberto, jika tidak ia tidak bisa menikahinya.

Di dalam mall, banyak orang yang berlalu lalang di keramaian.

Karena sudah datang, dan juga memiliki waktu luang, Miranda pun melihat-lihat satu demi satu toko.

Melihat baju baru yang berkilauan, ia terpikirkan bahwa ia tidak kekurangan baju, oleh karena itu, ia pun memilih dua set pakaian untuk Adelina.

Ia sangat menyukai Adelina, menganggapnya sebagai adik.

Jika tidak terjadi kecelakaan dengan Dessie, sekarang seharusnya ia sama dengan Adelina, lincah dan imut, membuat orang menyukainya.

Teringat Dessie yang berbaring di rumah sakit, perasaan Miranda pun sedih, tapi dengan cepat ia kembali, tidak apa-apa, pasti ada hari di mana Dessie bisa kembali sehat.

Seteleh membeli baju Adelina, ia pun menaiki lift dan pergi ke lantai pakaian pria.

Sekarang tidak peduli bagaimana, Bernando adalah suaminya, manalagi beberapa hari ini ia terus berusaha setiap hari menyiapkan Miranda air untuk mandi, jadi Miranda berencana membelikannya beberapa pakaian.

Meski IQ Bernando hanya sekitar anak umur 6 tahun, tapi ia juga adalah pria dewasa, perawakannya tampan, jadi penampilan sehari-harinya tampan seperti orang normal, hanya saja mudah mengotori pakaiannya.

Jadi, Miranda berusaha memilih baju berwarna gelap, dengan begitu tidak akan mudah terlihat.

Setelah memilih baju dan bersiap membayar, ketika melewati kasir, ia melihat sebuah dasi yang begitu bagus.

Ia menghentikan langkah kakinya, memandangi dasi itu.

Pelayan yang melihatnya tersenyum dan berkata: “Nona, Anda memang memiliki tatapan yang bagus, ini adalah produk baru.”

Ia bukannya memiliki tatapan yang bagus, hanya saja tanpa disadari ia merasa dasi itu sangat cocok dengan Kakak.

“Bisakah memberikannya padaku untuk kulihat?” Ia menoleh memandang pelayan.

“Tentu saja.” Pelayan itu mengambil dasi tersebut.

Miranda mengambilnya dan berjalan ke depan kaca dan mengukurnya, otaknya membayangkan bagaimana jika Kakak menggunakan dasi ini.

Setelahnya, ia bertanya: “Berapa harga dasi ini?”

“Karena barang baru, jadi tidak diskon, 50000 yuan.”

50000 yuan?

Nominal ini membuat Miranda tercengang, tapi memikirkan dasi ini benar-benar cocok dengan Kakak, ia pun memberikannya pada pelayan, “Bantu aku mengemasnya.”

Anggap saja dasi ini sebagai ucapan terima kasih karena perhatian Kakak padanya.

Setelah berkeliling setengah hari, tas besar dan tas kecil di tangannya, meski semuanya ia beli untuk orang lain, tapi Miranda merasa puas, juga lelah.

Kakak sudah bilang, jika sudah selesai berkeliling, cari mereka di lantai 6.

Jadi, ia pun langsung berjalan ke arah lift.

Sepanjang jalan, ia menunduk melihat tas-tas di tangannya, bibirnya pun tersenyum, ia sedang memikirkan Adelina dan Bernando melihat ia membelikan mereka pakaian, pasti sangat senang.

Ia juga membelikan Ibu Mertua syal, tapi dengan keadaan Ibu yang tidak kekurangan apapun, mungkin ia tidak akan bereaksi apa-apa.

Sedangkan Kakak? Jika ia menerima hadiahnya, reaksi apa yang akan diberikannya?

Miranda yang larut dalam pikirannya sendiri, tidak memperhatikan keadaan di depannya, ia lansung menabrak orang di delannya, tas di tangannya langsung jatuh ke lantai.

“Maaf!” Sembari meminta maaf, ia sembari buru-buru jongkok dan mengambil tas-tas itu.

Setelah mengambilnya, ia berdiri, menengadah, dan melihat orang yang ditabraknya, sesaat udara dingin berhembus.

Mengapa dia?

Lawan bicaranya tersenyum, menatapnya dengan tidak sungkan, “Istri dari si bodoh dari Keluarga Ji, sungguh kebetulan!”

Mendengar suara ini, hati Miranda pun terasa dingin, ia tidak lupa akan maksud buruk apa yang ingin dilakukan pria ini malam itu di dalam kelab.

Ia ingat waktu itu Kakak memanggilnya Willy, adalah Tuan Besar Keluarga Song di Beijing.

Willy menyapukan pandangannya pada tas di tangan Miranda, ia menggeleng, “Kamu sungguh kasihan, berkeliling di mall sendirian, apakah suami bodohmu itu tidak menemanimu?”

Miranda mengerutkan alisnya, terbesit sebuah pemikiran di kepalanya, ia pun tersenyum licik, “Sungguh kebetulan, tempat orang berpacaran pun ada kamu, kalian sudah janjian kan?”

Tadinya ia sedang berpikir mengapa ia begitu sial bisa bertemu Willy. Tapi berpikir balik bahwa Violet juga ada di sini, teringat hal yang pernah mereka lakukan, ia pun tidak kuasa dan mencurigai keduanya sudah berjanjian.

Ia mengomel di dalam hatinya, ternyata Violet tidak tahu malu, mengajak Kakak, dan masih tidak melupakan berpacaran dengan kekasihnya.

Mengetahui pria di hadapannya bukanlah pria baik-baik, Miranda pun tidak ingin berlama-lama dengannya, mengindari nantinya mencari masalah.

Oleh karena itu, ia mengangkat barangnya, ingin pergi.

Namun Willy mengulurkan tangan dan menahannya, Miranda menoleh balik dan memelototi Willy, “Apa maksudmu?”

Willy tertawa, “Terakhir kali diselamatkan oleh Alberto, kali ini jangan kira kamu bisa kabur dengan mudah.”

Miranda sudah kesal, “Sebenarnya apa yang kamu inginkan?”

Bukankah hanya saja tidak sengaja di kamar mandi mendengar urusannya dan Violet, si brengsek ini terus menerus mencari masalah dengan Miranda, benar-benar sakit!

Willy menaikan alisnya, ia tersenyum licik, “Aku adalah orang yang pasti mendapatkan wanita yang kusuka.”

“Brengsek!” Miranda tidak tahan dan memakinya.

“Kalau begitu akan kutunjukkan padamu apa yang disebut brengsek.” Willy memajukan tubuhnya, berkata satu demi satu kata di samping telinga Miranda.

Miranda tidak langsung panik, ia menarik napas panjang, berkata dengan tenang: “Apakah kamu lupa aku adalah orang dari Keluarga Ji? Kamu lupa keberadaan Kakakku?”

Mendengarnya, Willy tertawa, lalu berhenti dan menatap Miranda dengan dingin, “Aku sudah bilang, di mataku Keluarga Ji tidak lebih dari apapun.”

Tidak benar, teman Kakak pernah bilang, di kota Beijing tidak ada yang berani dengan Keluarga Ji, bahkan seorang brengsek pun.

Oleh karenanya, ia memperingati Willy: “Willy, jika kamu berani berbuat sesuatu padaku, Kakakku tidak akan melepaskanmu.”

Willy memandangnya dalam diam, tidak berkata-kata, ketika Miranda mengira peringatannya berefek, tiba-tiba Willy menarik tangannya, tersenyum licik dan menunjuk ke arah kamar mandi, “Kita pergi ke kamar mandi, aku akan membuatmu melihat apakah aku berani berbuat sesuatu padamu.”

Miranda tidak mengira brengsek ini tidak berkutik akan peringatannya, sesaat ia terkejut, membuka mulutnya ingin berteriak.

Siapa sangka gerakan Willy lebih cepat dari pada Miranda, satu tangannya menahan kedua tangan Miranda ke belakang tubuhnya, satu tangan lagi menutupi mulut Miranda, menyeretnya ke dalam kamar mandi.

Tidak peduli bagaimana ia memberontak, ia tidak bisa melepaskan diri, ia hanya melihat Willy menyeretnya masuk ke kamar mandi.

Setelah keduanya masuk, tidak jauh dari sana, Violet berjalan keluar, ia mengambil ponselnya, dan tersenyum.

Setelahnya, ia berbalik dan memasuki lift, memencet tombol lantai 6.

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu