Eternal Love - Bab 198 Lama Tak Bertemu

"Wanita menyebalkan itu lagi!" Zayn Shen juga melihat Violet Qin, wajahnya tiba-tiba menjadi dingin.

Miranda Wen tidak bisa menahan diri untuk tak terkejut. Dia benar-benar membenci Violet Qin!

"Alberto."

Violet Qin berjalan ke arah Alberto Ji, bibirnya terangkat dan memanggil dengan lembut.

Alberto Ji menatapnya dengan samar. Tidak ada jejak ekspresi di wajah tampannya, hanya ada mimik yang dingin.

Wajah Violet Qin kaku dan matanya menunjukkan sedikit ketidakpuasan, wajahnya seketika kembali. Dia berkata sambil tersenyum, "Alberto, kenapa kamu tidak memberitahuku bahwa kamu akan datang? Kita bisa datang bersama."

Masih tidak ada tanggapan.

Senyuman di wajah Violet Qin tidak bisa bertahan lagi. Pada saat ini, Jaxon Qin berdiri dan dengan lembut menepuk bahu Alberto Ji. "Benar. Kenapa kamu tidak bilang kamu akan datang?"

"Awalnya aku tidak ingin datang, tapi ada urusan mendadak."

Berbeda dengan sikapnya terhadap Violet Qin, Alberto Ji menjawab pertanyaan Jaxon Qin yang membuat wajah Violet Qin menjadi buruk.

Violet Qin tahu bahwa Alberto Ji berdarah dingin dan tidak menganggap yang lain penting, dia juga tak peduli padanya. Tapi dia juga tidak memusingkannya, karena menurutnya Alberto adalah pria yang cocok untuknya.

Tapi hari ini, Alberto benar-benar sangat dingin padanya, sampai dia merasa sangat malu di depan banyak temannya.

Dia seharusnya tidak melakukan itu pada dirinya?

Violet Qin tiba-tiba memberikan tatapan ke Miranda Wen, yang diam-diam berdiri di samping. Matanya menyipit dan menunjukkan sedikit rasa dingin. Apakah karena wanita jalang ini?

Ketika Miranda Wen melihat tatapan buruk dari Violet Qin, dia menoleh dan dengan mudah menangkap kebencian di mata Violet Qin. Dia mengerutkan alisnya, dia bingung, apa dia melakukan sesuatu yang membuat Violet marah?

Zayn Shen juga menyadari hal itu, dia segera memberi peringatan pada Violet Qin dan menarik Miranda Wen ke sisinya.

Melihat ini, Violet Qin menarik tatapannya, menoleh ke Alberto Ji, mencoba memasang tatapan lembut dan berkata sambil tersenyum, "Alberto, apakah kamu lapar? Aku akan memberimu sesuatu untuk dimakan."

"Tidak terima kasih." Alberto Ji tidak menolehkan wajahnya sama sekali dan menolak tanpa basa basi.

"Luar biasa!" Zayn Shen bergumam melihat reaksi sepupunya.

Melihat wajah Violet Qin itu memucat, Miranda Wen merasa wanita itu agak menyedihkan, tapi itu bukan urusannya.

"Alberto Ji, ayo ke sana dan mengobrol. Kita sudah lama tidak bertemu." Jaxon Qin berkata ke Alberto Ji.

Mendengar percakapan itu, Miranda Wen cepat-cepat berkata, "Kak, kalian mengobrolah dulu, aku akan berkeliling.”

Selesai berkata, sebelum Alberto Ji bereaksi, Miranda langsung bergegas pergi.

Alberto Ji melihat sosok langsing Miranda Wen menghilang di tengah kerumunan, alis matanya sedikit mengernyit dan kemudian dia mengalihkan pandangannya.

Dia yakin Miranda Wen bisa melakukan semuanya dengan baik.

Zayn Shen sebenarnya ingin mengejar Miranda Wen, tapi dihalangi oleh Alberto Ji.

Dia hanya bisa menyerah.

……

Miranda Wen berjalan melewati kerumunan dengan segelas anggur di tangannya sambil mencari objek yang lembut dan ramah.

Tiba-tiba, matanya berbinar, ada seseorang yang ditinggalkan sendirian.

Kak Alberto berkata bahwa pada dasarnya semua orang yang menghadiri pesta adalah para pemimpin bisnis.

Jadi, dia meminum anggur untuk menambah keberaniannya. Lalu berjalan mendekat dan memperkenalkan dirinya dengan sopan dan sungkan: "Halo, namaku Miranda Wen, seseorang yang bertanggung jawab atas studio perhiasan, bisakah aku meminjam waktu Anda beberapa menit?”

Pria itu menatapnya dengan rasa aneh, lalu berbalik dan pergi.

Miranda Wen bergegas menyerahkan dokumen di tangannya dan berkata dengan penuh semangat, "Halo, ini proposalku. Saat ini, studioku sedang membutuhkan investasi, jadi aku ingin meminjam waktu Anda sebentar.”

Selesai berkata, dia menahan napas dan menatap pria itu dengan mata lebar.

Pria itu berbalik melihat dokumen di tangannya dan mengerutkan kening, "Anak muda, ini pesta makan malam. Bukannya tak pantas bagimu untuk mencari investasi sekarang?”

"Iya benar tak pantas, tapi aku juga terpaksa melakukannya." Miranda Wen dengan tak berdaya terseyum.

Pria itu menatapnya dalam-dalam, lalu meraih dokumen di tangannya dan melihatnya.

Melihat situasi ini, ajah Miranda Wen tampak bahagia dan dengan diam menunggunya selesai membaca proposalnya.

Setelah beberapa menit, pria itu selesai membaca proposalnya, lalu menatapnya dan berkata, "Berapa banyak investasi yang kamu butuhkan?"

Begitu dia bertanya, Miranda Wen tahu bahwa ada harapan dan dengan cepat menjawab, "Berapapun yang Anda investasikan, aku sudah merasa cukup.”

Pria itu mendengarkan dan terkekeh, "Anak muda, jika kelak kamu mendengar seseorang menanyakan pertanyaan ini, kamu harus membuka harga dengan berani. Jangan takut pihak lain tidak setuju. Jika kamu mengatakan hal itu, oranglain akan menurunkan jumlah investasinya. "

Miranda Wen juga mengetahui hal ini, tetapi ini pertama kalinya dia melakukan hal seperti itu. Kulit wajahnya tidaklah tebal.

Dengan merasa tak enak dia tersenyum, "Aku akan memperhatikannya nanti."

Pria itu mengangkat proposalnya dan berkata, "Aku akan membawa proposal ini. aku perlu mengevaluasinya ke departemen investasi perusahaan untuk melihat apakah itu layak untuk diinvestasikan."

Kemudian pria itu mengeluarkan kartu nama dari saku jasnya dan memberikannya padanya. "Ini kartu namaku. Jika kamu memiliki pertanyaan, kamu dapat menghubungi aku secara langsung."

Miranda Wen melihat kartu nama, matanya meyipit, wah, bagaimana bisa dirinya sangat beruntung?

Aku bertemu dengan ketua perusahaan perhiasan terkenal di China!

Dia menahan kegembiraannya dan memberikan kartu namanya kepada pihak lawan. Dia berkata sambil tersenyum, "Jika perusahaan Anda berniat untuk berinvestasi, Anda bisa meneleponku."

Pihak lawan tersenyum: "Kamu menulis proposal bisnis dengan baik, penilaiannya hanya sekilas, aku akan berinvestasi."

Perkataannya telah memberikan sebuah jawaban pasti, Miranda Wen yang merasa bersyukur, terus mengucapkan terima kasih.

Itu adalah dorongan besar baginya untuk memenangkan pertempuran pertama, tetapi selanjutnya dia tidak memiliki keberuntungan yang sama, dia menerima beberapa kali jalan buntu.

Jika bukan karena tak ada waktu maka pemimpin menolaknya, lalu juga karena perusahaan tidak berminat untuk melakukan investasi.

Setelah beberapa kali, dia sedikit patah semangat.

Melihat pemandangan pesta yang meriah, dia menarik napas dalam-dalam dan berkata di dalam hatinya.

Mencari investor pada dasarnya bukanlah hal yang mudah, jangan menyerah karena hal-hal kecil, semakin sering gagal maka harus semakin berani.

Dia mengumpulkan keberaniannya dan berjalan menuju kerumunan lagi.

Saat dia sedang mencari seseorang untuk diajak bicara, sebuah suara terdengar di telinganya.

"Nona Wen?"

Miranda Wen mengikuti arah suara dan melihat seorang gadis cantik mendatanginya.

Dia bingung sesaat dan tidak mengenali siapa gadis itu.

“Kenapa? Apa kamu tidak mengenalku?” Gadis itu mengedipkan matanya yang besar dan menatapnya sambil tersenyum.

Sebuah nama muncul di benaknya dan Miranda Wen berteriak dengan ragu, "Jasline Xie?"

Jasline Xie terkekeh, "Ya, ini aku. Lama tak bertemu."

Benar-benar dia!

"Lama tak bertemu." Miranda Wen balas tersenyum.

Karena dia yang mengungkapkan kebenaran atas masalah kemah kemarin, jadi kesan pertama Miranda Wen kepada gadis itu tidaklah buruk.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu