Eternal Love - Bab 482 Hanya Suka Kamu Seorang

Terlihat jelas bahwa ekspresi wajah Alberto Ji yang terluka itu seperti menusuk mata Miranda Wen, dia tidak bisa menahan suaranya yang meninggi, lalu menanyai Alberto Ji, "Untuk apa sekarang kamu berpura-pura seperti terluka, bukankah kamu sudah punya tunangan, mengapa masih memprovokasi aku! "

Mendengar kata-kata Miranda Wen, alis Alberto Ji mengernyit , "Tunangan? Kapan aku punya tunangan. ",

Mendengar perkataan Alberto Ji, emosi Miranda Wen masih tidak kunjung mereda, saat ini tampang Alberto Ji seperti terlihat masuk akal, saat menjelaskan ini, hanya saja dia tidak mau mengakuinya.

"Kamu masih belum mengakui ini? Sebeumnya Ibumu dan tunanganmu datang ke rumahku untuk memperingatkanku agar tidak dekat-dekat denganmu, lantas wanita itu bukan tunanganmu? Apa lagi yang ingin kamu jelaskan padaku. "

Alberto Ji baru mengerti kenapa sebelumnya Miranda Qin bersikap dingin padanya, semua ini karena Ibunya, tidak heran, apa pun yang dia katakana bisa menjadi seperti ini.

Melihat Miranda Wen seperti ini, Alberto Ji tidak bisa menahan tawa, sepertinya Miranda Wen masih peduli padanya, jika tidak, dia tidak mungkin peduli pada Violet Qin, apa mungkin baru saja dia cemburu?

Mendengar tawa Alberto Ji, Miranda Wen mengerutkan keningnya, merasa tidak senang, "Sekarang apa yang kamu tertawakan? Kenapa, kamu tidak memberiku alasan tidak masuk akal lagi kan, bukankah kamu sudah mengakui, bahwa wanita itu tunanganmu. "

Alberto Ji mengulurkan tangannya dan meraih lengan Miranda Wen, dan berkata dengan lembut, "Wanita itu bukan tunanganku, ini salah paham, kapan kamu dengar itu dari orang lain, atau apa pernah aku mengaku jika punya tunangan? Selain itu, aku hampir menghabiskan waktu denganmu, bagaimana bisa aku mengejar wanita lain? "

Miranda Wen merasakan pergelangan tangannya menghangat, dan ketika menundukkan kepalanya, dia melihat mata Alberto Ji memandangnya lembut, sesaat hatinya sedikit tergerak, tetapi dia ingat sikap wanita itu, sikapnya tidak menyenangkan.

"Kalau begitu bisa kamu jelaskan sebenarnya apa hubunganmu dengan wanita itu? Dan siapa wanita itu?"

Setelah menarik nafas dalam-dalam, Alberto Ji berkata: “Wanita itu adalah tunangan yang diatur Ibu, tapi sedikit pun, aku tidak menyukainya, dan juga aku tidak akan hidup sesuai kemauan Ibuku, Miranda Wen, di hatiku hanya ada kamu, aku bisa memberikan apapun padamu, hatiku sangat kecil, hatiku sudah ada kamu Miranda Wen, aku tidak bisa menyukai orang lain lagi. . "

Melihat tatapan Alberto Ji yang melihatnya dengan penuh kasih sayang, Miranda Wen sedikit terlena, "Aku ..."

Melihat Miranda Wen seperti ini, Alberto Ji masih berpikir dia tidak percaya padanya. Alberto Ji menghela nafas tidak berdaya, dia mengulurkan tangannya dan mengetuk kepala Miranda Wen, "Aku tidak punya tunangan, aku hanya menyukaimu, Miranda Wen, jika bisa, aku benar-benar akan mengeluarkan hatiku dan menujukkannya pada kamu si bodoh ini. "

Miranda Wen tersipu malu dan menggelengkan kepalanya, "Kamu ini ..."

Melihat Miranda Wen percaya padanya, Allberto Ji melanjutkan perkataannya, seolah-olah mengajukan pertanyaan agar lebih jelas, "Miranda, karena aku sudah menjelaskan semuanya dengan jelas, apa yang baru saja aku katakana, bagaimana menurutmu tentang itu ... Masalah aku menyukaimu, aku serius soal itu. "

Setelah Alberto Ji mengatakan ini, wajah Miranda Wen menjadi semakin memerah, dia menggelengkan kepalanya dan segera berlari ke dalam mobil, "Cepat antar aku ke perusahaan, hari ini aku harus bekerja."

Melihat sosok Miranda Wen yang pergi, Alberto Ji mendesah pelan, jika sekarang tidak bisa mengingatnya ya sudah, dia harus memberi Miranda Wen sedikit waktu untuk menerima ini, jika dipikirkan lagi, sekarang juga tidak ada yang bisa dia dapatkan.

Alberto Ji juga mengikuti Miranda lalu naik ke mobil dan mengantar Miranda Wen kembali ke perusahaan.

Miranda Wen duduk di kantor besar, melihat tumpukan file di depannya, dia tidak tahu mengapa hatinya terasa kacau, di dalam benaknya, dia hanya bisa memikirkan Alberto Ji yang penuh kasih sayang, lihatlah bagaimana dia menyatakan cinta padanya.

Beberapa dokumen yang ada di hadapannya ini, dia bahkan tidak ada niat atau mood untuk membacanya. Miranda Wen merasa sedikit kesal, lalu menggaruk-garuk rambutnya, “Miranda Wen ah Miranda Wen, kenapa kamu begitu tidak berguna, bukankah hanya pernyataan cinta? Kenapa bisa sekacau ini. Tidak bisa, kamu harus semangat dan bekerja dengan baik. "

Sambil mengatakan ini, Miranda Wen menggelengkan kepalanya, seolah-olah ingin menyingkirkan semua pikiran aneh yang ada di benaknya.

Tepat ketika Miranda Wen sedang merasa frustasi, tiba-tiba dari luar terdengar suara Elisha Yu, “Miranda, apa yang sedang kamu lakukan, kenapa hari ini kamu memberikan laporan yang salah padaku. "

Jantung Miranda Wen berdebar kencang, dia berteriak terlalu keras, dia buru-buru mengulurkan tangan untuk menerima dokumen yang diserahkan Elisha Yu, dia menatapnya matanya penuh dengan permintaan maaf, "Maaf, pagi tadi aku sedikit bingung, kemarin aku tidak tidur cukup. "

Saat masuk, Elisha Yu memperhatikan bahwa dokumen yang ada di meja Miranda Wen masih belum disentuh, “Miranda, kamu sedang apa, sudah lewat satu jam, kenapa belum ada kemajuan. "

Mendengar perkataan Elisa Yu, Miranda Wen tampak sedikit tidak berdaya, "Jangan bilang, jika pikiranmu sedang kacau, kamu tidak bisa melihat dokumen-dokumen ini."

Melihat Miranda Wen seperti ini, mulut Elisha Yu menganga, dia tahu situasi ini, sebelumnya Miranda tidak pernah seperti ini, kenapa hari ini dia seperti sekarang ini.

Elisha Yu tidak bisa tidak menebak apa yang ada di dalam pikirannya, mungkinkah itu karena Yohan Jun? Asal tahu saja, kemarin sore setelah Miranda Wen dan Yohan Jun keluar, dia menjadi seperti ini.

Memikirkan hal ini, Elisha Yu tidak bisa menahan tawa, "Miranda, kamu tidak mungkin terpikat karena Yohan Jun kan, kenapa seharian ini jiwamu seperti berada di suatu tempat."

Kata-kata Elisha Yu ini membuat Miranda Wen terkejut, tatapan matanya kaget, “Apa yang kamu katakan, jangan bicara omong kosong, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Yohan Jun."

Di mata Elisha Yu, reaksi Miranda Wen seperti menutupi sesuatu, matanya menatap dia tidak percaya, lalu menggodanya dan berkata, "Tidak usah malu-malu, Miranda, sebenarnya Yohan Jun itu cukup baik, sebelumnya saat di luar negeri dia sering membantu kamu, tenang saja, aku bukan orang yang kuno, aku tidak akan menghalangi kebahagiaanmu. "

"Aku benar-benar tidak ada hubungan apa pun dengan Yohan Jun, kami ini hanya berteman baik, jangan berpikir macam-macam, oke?"

Ucapan Miranda Wen ini membuat Elisa Yu semakin menghela nafas, "Benar, teman baik, apakah kamu pernah lihat teman baik yang begitu intim? Teman baik mana yang demi seoerang teman, langsung kembali ke China. "

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu