Eternal Love - Bab 225 Sepuluh Mangkuk Nasi Saja Tidak Cukup Untuk Membayarnya

Karena khawatir akan Bernando Ji, Alberto Ji mengendari mobilnya dengan cepat, jantungnya berdebar dengan kencang, Bernando yang sudah tidak mengerti semua ini, jika membiarkannya dialam terbuka......

Alberto Ji tidak berani melanjutkan pemikirannya lagi, tiba-tiba genggaman jarinya menjadi keras. Perjalanan yang harusnya selama setengah jam, dengan cepat diperpendek oleh dirinya, setelah dua puluh menit dia sudah dipintu masuk hutan.

Christian Xia sudah sejak awal menunggu didepan pintu masuk, kemudian Bernando Ji melihat mobil Alberto Ji yang datang, lansung segera menyambutnya.

Setelah melihat Bernando Ji, tatapan Alberto Ji seketika muncul keraguan, “Bukan kah Bernando menghilang? Kenapa sekarang Bernando telah ditemukan?”

Setelah Bernando Ji mendengar suara kakaknya, dia lansung berbicqra: “Kakak, Istri ku Miranda yang menyelamatkan ku, awalnya aku tertimpah oleh sebuah kayu yang besar, dan tidak bisa bergerak, kemudian Istri ku Miranda dengan perlahab mendorongnya, dia juga membiarkan ku naik dahulu keatas, akhirnya saat aku sudah diatas, Istri ku Miranda telah terjatuh...... ini semua karena aku tidak baik, jika bukan karena aku, Istri ku Miranda tidak akan terjatuh.”

Tatapan Alberto Ji menjadi gelap, dia benar-benar tidak berani memikirkannya, tubuh Miranda Wen yang kecil itu tersimpan kekuatan apa, sehingga bisa mendorong kayu besar tersebut.

Mau bagaimana pun Bernando adalah seorang pria dewasa, kekuatannya tidak mungkin lebih kecil dari Miranda Wen, tetapi jika terpikirkan tubuh kecil Miranda Wen, Alberto Ji hanya bisa terpukau.

Terpikirkan Miranda Wen, muncul kekhawatiran ditatapan Alberto Ji, “Apakah sekarang telah menyelamatkannya?”

Christian Xia dengan kecewa menggelengkan kepalanya, “Belum diselamatkan, tadi Zayn sudah masuk kedalam mencari Miranda, sehingga kita terlebih dahulu menunggu disini.”

Setelah mendengar ucapan Christian Xia, Alberto Ji sedikit menganggukan kepalanya, “lebih baik untuk menunggu info dari Zayn Shen terlebih dahulu.” Tetapi setelah dia megucapkannya, bayangan tubuh Zayn Shen muncul dari dalam hutan.

Hanya saja tubuh Zayn Shen berubah menjadi kusam, dahinya pun berkeringat, wajahnya tertunduk dan penuh dengan kekhawatiran.

Melihat Zayn Shen yang berjalan keluar seorang diri, Alberto Ji menaikan alisnya, tatapannya menjadi dingin, dan bertanya padanya: “Dimana Miranda?”

Setelah mendegar ucapan Alberto Ji, seketika Zayn Shen terdiam, kakak ipar bukan kah kamu keluar kota? Kenapa bisa pulang disaat ini? Tetapi dengan cepat dia meresponnya, dan berkata pada Alberto Ji: “Aku tidak dapat menemukannya, aku telah berputar dan masih tidak menemukannya......”

Saat Zayn Shen mengucapkannya, dan Alberto Ji belum sempat berbicara, Bernando Ji mulai tidak tenang, kemudian berkata pada Zayn Shen: “Kenapa tidak bisa menemukan Istri ku Miranda, dia terjatuh ditempat aku terjatuh, aku mau istri miranda ku.”

Melihat mata Bernando Ji yang memerah, Alberto Ji pun tersentuh, dan terpikirkan Miranda Wen yang masih hidup atau mati terbaring dimana, Alberto Ji lansung menyipitkan matanya dengan tajam.

“Bernando, tadi kamu terjatuh dimana, coba kamu katakan pada ku.” Alberto Ji mendengarkan penjelasan Bernando Ji dengan teliti, dan tidak berani melewatkannya sedikit pun.

Melihat langit yang mulai gelap, Alberto Ji menjadi khawatir, rasa khawatirnya pun semakin lama semakin besar.

Setelah mendengarkan penjelasan Bernando Ji, Alberto Ji dengan dingin berkata, “Kalian jaga Bernando.” Kemudian berbalik dan berjalan masuk kedalam hutan.

Melihat Alberto Ji yang sudah jalan, Zayn Shen lansung berbicara pada beberapa polisi didepannha: “Kalian masih terdiam bodoh seperti ini untuk apa, sekarang langit sudah gelap dan tidak memerintahkan pasukan untuk mencarinya? Jika muncul masalah pada Miranda, kalian semua harus hati-hati, bahkan sepuluh mangkuk nasi saja tidak cukup untuk membayarnya.”

Kepala kepolisian melihat Zayn Shen yang marah, lansung membungkukkan tubuhnya dan berkata: “Tidak, tidak, kami akan segera memerintahkan pasukan, kalian masuk dahulu bersama dengan Tuan Muda Shen, sekarang aku akan segera menghubungi orang, mohon Tuan Muda Shen menunggu sebentar.” Setelah mengatakannya dia lansung meneleponnya, dan juga terus memberikan info kepada orang yang dihubunginya.

Setelah melihat ini, Zayn Shen baru merasa puas dan menganggukan kepalanya, kemudian menunjuk beberapa orang dan berkata: “Kalian beberapa orang ikut aku terlebih dahulu.”

Alberto Ji sembaring memeriksa sekitarnya dengan teliti, karena takut melewatkan sesuatu, sembaring tidak berhenti memikirkan Miranda Wen wanita bodoh ini. Meskipun sudah menolong orang, bagaimana dia bisa membuat dirinya terjatuh kedalam, tampaknya jika dirinya tidak ada disampingnya, dia sangat mudah melukai dirinya sendiri.

Saat ini Miranda Wen sudah membuka matanya dengan perlahan, dan merasakan belakang kepalanya merasa sedikit sakit, dia bersiap untuk mengulurkan tangan dan menyentuh belakang kepalanya, tidak diduga dia seperti kehilangan berat tubuhnya, dan membuatnya tidak berani bergerak sembarang.

Kemudian dia baru memeriksa sekitarnya, jika dia tidak memeriksanya dirinya tidak akan tahu, setelah memeriksanya dia terkejut melihat keadaan disekitarnya. Ternyata dibawah tebing itu terdapat sebuah lereng yang dalam, tetapi sekarang dia masih belum terjatuh, dia tersangkut disebuah pohon.

Miranda Wen memeriksa sebentar ketinggiannya, dan seketika hatinya mengerang sebentar, masih beruntung dia tidak terjatuh, jika terjatuh mungkin dia sudah meninggal.

Miranda Wen dengan sedih berpengangan pada pohon, sebenarnya siapa yang telah disakiti oleh dirinya, apakah berkemah tidak cocok dengannya? Terakhir kali datang, dia didorong dari tebing, kali ini, demi menyelamatkan Bernando, dirinya sendiri terjatuh kebawah.

Hanya saja ada orang yang mengatakan, meskipun kehilangan sesuatu, disuatu saat nanti itu akan menjadi keuntungannya, kali ini bisa dibilang lebih baik, dia masih tidak terluka parah, tulangnya tidak patah, berpikir sampai sini, Miranda Wen pun merasa bersyukur, dan berterima kasih pada Tuhan.

Setelah istirahat beberapa waktu, Miranda Wen baru dapat kembali sadar sepenuhnya, dia mengulurkan tangannya dan berusaha untuk menggenggam pohon yang merambat di sekitarnya, sadar karena pohon itu telah hidup beberapa tahun, maka terlihat sangat kokoh.

Miranda Wen menarik pohon tersebut, kemudian perlahan berdiri, dan mulai perlahan mendaki keatas.

Tiba-tiba datang sebuah angin bertiup, tubuh Miranda Wen ikut berayun, membuatnya terkejut dan beteriak, awalnya dia sudah sedikit takut, sekarang ketakutannya bertambah banyak.

Melihat langit yang semakin gelap, Miranda Wen mempercepat dirinya untuk mendaki keatas, dan beberapa kali ada batu-batu kecil yang longsor, tetapi Miranda sudah mulai pandai dan menghindarinya.

Hanya saja Miranda Wen tidak dapat menghindari beberapa duri diatas, dan juga rerumputan. Tanpa disadari, pakaian dan kulitnya pun sobek saat dia sedang mendaki. Saat ada hembusan angin yang datang, dia hanya bisa merasa kedinginan, dan juga ada rasa sakit dibeberapa tempat.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu