Eternal Love - Bab 301 Ancaman dan Godaan

Setelah makan malam bersama Raynard Jiang, malam sudah mulai datang.

Miranda Wen berpikir, kelihatannya hari ini memang tidak bisa pergi ke rumah Keluarga Ji lagi. Tapi kalau kalau bisa menandatangani kontrak, juga termasuk sebuah hasil yang besar hari ini.

Sebagai titel manajer dari kantor, Miranda Wen inisiatif menraktir makan kali ini. Awalnya ingin bertanya pada Raynard Jiang kapan menandatangani kontrak, tapi sebelum bicara, orang itu memutuskan perkataannya duluan.

"Manager Wen, terima kasih atas traktiranmu. Aku sangat senang dengan makan kali ini, adalah kehormatan bagiku untuk bisa makan dengan wanita yang cantik dan pintar sepertimu." perkataan Raynard Jiang sedikit melebih-lebihkan, tapi gerakannya yang anggun menutupi hal itu dengan sangat baik.

Miranda Wen mengangkat alis dan berkata sambil tersenyum, "Tuan Jiang terlalu sungkan. Aku harap kita mempunyai kesempatan untuk bekerja sama."

Raynard Jiang juga tersenyum kecil, tapi wajahnya terlihat tidak pasti.

Raynard Jiang melonggarkan dasi di lehernya, menegakkan tubuhnya lalu berkata serius pada Miranda Wen, "Manager Wan, sekarang waktu masih pagi. Lebih baik kita duduk sebentar dulu di bar. Aku sekarang masih tidak terlalu familiar pada kota ini. Sendirian malam-malam akan terasa membosankan."

Kali ini Miranda Wen merasa sedikit ragu. Untuk sesaat instingnya memberitahunya jangan menyetujui pria ini.

"Tuan Jiang, biasanya aku sangat jarang pergi ke tempat seperti klub, jadi lebih baik aku ..."

Sebelum Miranda Wen menyelesaikan perkataannya, Raynard Jiang tiba-tiba memutuskan perkatannya, dan lanjut memaksa, "Sebenarnya bar bukan seperti yang kamu pikirkan. Bar hanyalah tempat untuk bersantai, minum bir, dan mengobrol saja. Aku meminta sekali lagi pada manajer untuk duduk minum denganku, aku harap kamu bersedia."

Pergi atau tidak pergi? Miranda Wen merasa sangat ragu dalam hati.

Kalau menolak pria ini, artinya dia menghabiskan waktu setengah hari dengan sia-sia, bahkan karena itu tidak dapat mempertanggungjawabkannya kepada Keluarga Ji seperti yang sudah dia janjikan.

Selain itu kalau karena masalah ini jadi kehilangan bisnis ini, dia juga merasa tidak mendapatkan apa-apa. Setelah berpikir sesaat, Miranda Wen tetap memilih untuk menyetujuinya.

Mereka berdua pergi ke bar. Miranda Wen menatap lampu aneh di dalam bar, dan para pria serta wanita yang saling bergesekan.

Dia mengikuti Raynard Jiang mencari tempat yang agak terperosok dan duduk di sana. Setelah sembarang memesan anggur buah, dia pun menghabiskan waktu yang membosankan itu di sana.

Miranda Wen menyicip kecil anggur buah yang mengandung sedikit alkohol itu, menatap Raynard Jiang yang minum bir dengan cepat di sampingnya sampai setengah botol.

"Manager Wen, bagaimana suasana di dalam bar menurutmu? Aku rasa kerjaanmu di hari biasa sangat sibuk. Kadang-kadang keluar juga termasuk bisa refreshing."

Saat ini nada bicara Raynard Jiang tetap lembut dan anggun. Raynard Jiang menatap Miranda Wen, dan matanya yang lembut samar-samar memancarkan rasa sayang.

Seketika, Miranda Wen mengira telah timbul perasaan salah karena mendapat pengaruh dari bar. Dia samar-samar merasakan perubahan suasana di sekeliling mereka.

Miranda Wen tersenyum dan menjawab dengan sangat serius, "Terima kasih Tuan Jiang atas sarannya. Hanya saja tempat seperti bar tidak terlalu cocok untukku."

Baru saja selesai bicara, Miranda Wen tiba-tiba merasa ada sebuah tangan di belakang punggungnya, lalu memeluknya di bahunya.

Miranda Wen terkejut, langsung menghindar, dan saat menoleh, dia melihat mata Raynard Jiang yang penuh hasrat.

"Tuan Jiang ..." setelah Miranda Wen melepaskan pelukan pria itu, dia segera duduk di samping dan menjaga jarak.

Dia mencium aroma bir di tubuh Raynard Jiang, dan hatinya menjadi semakin tidak tenang.

Raynard Jiang melihat Miranda Wen menghindar, awalnya juga tidak langsung memeluk, hanya tersenyum dengan besar hati, "Manager Wen jangan salah paham. Hanya saja di bawah terang lampu yang begitu redup, aku merasa dua orang minum bir dan mengobrol saja, kenapa bisa tidak ada sebuah pelukan?"

Setelah mendengar itu, Miranda Wen mengerutkan dahi dan tanpa bisa menahan diri mengomel dalam hati. Peluk apanya bodoh, jelas sekali sedang curi kesempatan pegang-pegang.

Mendengar nada bicara pria yang tidak jelas, Miranda Wen memutuskan sebaiknya lebih cepat menyelesaikan perbincangan kali ini.

"Tuan Jiang, kita sudah membicarakan hal ini sepanjang sore. Kalau tidak ada pertanyaan lain lagi, lebih baik kita segera menandatangani kontrak ini. Karena tuan percaya diri pada produk kami, maka kerja sama kedepannya pasti akan sangat menyenangkan." Miranda Wen kembali memutar topik pembicaraan ke topik pekerjaan. Ekspresi dan nada bicaranya juga menjadi jauh lebih serius, tetap mempertahankan sebuah jarak.

Saat bicara, Raynard Jiang mendengar dengan serius, sambil menganggukan kepala, sambil menjawab sambil tersenyum, "Ok, aku juga berharap kedepannya bisa bekerja sama dengan menyenangkan. Tapi kontrakku itu aku taruh di hotel, bagaimana kalau ...."

Sambil bicara, Raynard Jiang mendekatkan tubuh, nada bicaranya juga semakin lembut, seperti sedang menggoda saja, "Kamu temani aku ambil di hotel, dan kita tanda tangan kontraknya di hotel saja bagaimana?"

Miranda Wen terkejut, kemudian dia berdiri dengan panik. Dia berusaha menutupi kepanikan dalam hati dan berusaha berkata dengan tenang, "Tuan Jiang, awalnya aku kira perbincangan hari ini, tuan sudah membawa kontrak bersamamu. Tapi kelihatannya tuan masih belum mempertimbangkan dengan baik. Kalau begitu, aku juga tidak memaksa lagi. Lebih baik tuan pertimbangkan dulu. Kalau tuan ingin bekerja sama dengan kami, aku selalu menunggu telepon dari tuan."

Setelah itu, Miranda Wen menoleh dan memanggil pelayan, setelah membayar tagihan, dia berkata sambil melipat tangan yang bermaksud untuk melindungi diri sendiri, "Tuan Jiang, aku sudah membayar uang bir. Masih ada urusan di rumah, kalau begitu aku pergi dulu."

Saat ini Miranda Wen sedikit menyesal, mungkin beberapa waktu ini dia terlalu sibuk, setiap hari sibuk di kantor, selalu berpikir untuk membuat kontrak dengan pelanggan-pelanggan lain, tapi malah lupa menjaga diri.

Sebenarnya sejak Raynard Jiang di restoran barat dan mengajaknya pergi ke bar, dia sudah seharusnya menebak kalau pria ini tidak mengandung maksud baik.

Bagaimanapun dia tidak terpikir, pelanggan yang dia janji ketemu dan ingin menandatangan kontrak, malah harus membayar harga dengan ditiduri.

Sedangkan dia adalah Miranda Wen, meskipun dia tidak melakukan bisnis ini, dia juga tidak boleh mengkhianati prinsipnya dan juga tubuhnya.

Setelah itu, Miranda Wen bersiap membalikkan badan dan pergi. Baru saja melangkahkan kaki, tiba-tiba sepasang tangan besar memeluknya dengan erat.

Raynard Jiang juga berdiri, dalam cahaya yang redup, pria tinggi besar tidak terlihat keanggunan dan kegentleannya seperti sore tadi saat pertama kali bertemu di dalam kafe.

Wajah Raynard Jiang terlihat gelap, tapi mata yang jahat itu malah terlihat semakin jelas.

"Manager Wen, kita baru minum satu gelas bir. Kenapa begitu buru-buru pergi? Aku tahu produk kalian masih berada di tahap awal perkembangan. Apakah kamu tidak ingin menerima bisnis ini? Hotel berada tidak jauh dari sini. Selama kamu pergi bersamaku, aku menjamin tidak akan melakukan apapun padamu setelah menandatangan kontrak."

Saat ini nada bicara Raynard Jiang tidak selembut tadi lagi, dan semakin mengandung ancaman serta godaan.

Mata Miranda Wen yang cerah berputar, melepaskan tangan besar yang memegang erat lengannya, dan berkata dengan yakin, "Maaf Tuan Jiang, aku tidak mau melakukan bisnis ini lagi!"

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu