Eternal Love - Bab 169 Komentar Sarkastik

Melihat wajah Miranda yang tampak kesulitan, Alberto mengerutkan alisnya, lalu membuka bibirnya,"Tidak sulit untuk menemukan bukti itu, tetapi yang sulit ialah darimana memulai mencarinya.

Mendengar kata-kata itu, Miranda menatapnya, mengangguk, lalu berkata: "Memang benar. Saat ini aku benar-benar tidak punya arah sama sekali."

"Sebenarnya, bukannya tidak ada arah." Bibir Alberto tampak terangkat, perlahan mengatakan pandangannya, "Pertama, kamu harus memastikan apakah dia benar-benar hamil. Menurut ku, wanita itu tidak benar-benar hamil."

Tatapan Miranda Wen tiba-tiba membelalak, "Kak, apa maksudmu dengan itu?"

Jika dia tidak hamil, bagaimana dia bisa keguguran?

Alberto dengan tenang menganalisis: "Giselle telah mencapai hasil yang baik dalam pemesanan produk baru kali ini. Sekarang sudah mendekati tenggat waktu. Ini adalah momen kritis, sehingga jika hal seperti itu tiba-tiba terjadi pasti akan menghancurkannya. Menurutmu siapa yang paling diuntungkan atas hal ini? Terlebih lagi, selingkuhan itu, ketika dia baru saja putus, dia tidak berani mengganggu suami Giselle karena kesalahannya. Lalu mengapa sekarang dia tiba-tiba muncul, lalu berkata bahwa dia hamil? Apakah di balik semua ini ada hasutan?"

Setelah mendengarkan analisisnya, Miranda benar-benar terpana. Dirinya sama sekali tidak dapat berpikir jauh seperti itu.

Jika apa yang kedengarannya seperti teori konspirasi itu memang benar, maka ini sungguh... mengerikan.

Sekujur tubuh Miranda merinding. Sebenarnya siapa yang memiliki pikiran yang begitu kristis dan begitu sulit ditebak untuk menghancurkan Giselle?

Muncul seseorang di benaknya, matanya dalam sekejap menyipit, pandangannya menjadi dingin.

"Pandanganku dengan Kakak seppupu juga sama. Pasti ada seseorang yang mempermainkannya di sini. Tetapi sebenarnya siapa itu? Aku yakin Miranda seharusnya sudah terpikirkan seseorang bukan?"

Zayn dan Alberto memiliki pandangan yang sama.

Dengan tersenyum dingin, Miranda berkata, "Aku kurang lebih dapat menebak siapa itu."

"Benarkah itu?" Zayn mengangkat alisnya dan berkata dengan penuh minat: "Kalau begitu masalah ini sangatlah menarikl."

……

Ketika Miranda kembali ke Departemen Desain, Rita yang melihat ekspresi wajahnya tidak terlalu baik, bertanya dengan prihatin, "Direktur, apakah Wakil Presiden Qiao masih mengganggumu lagi?"

"Tidak." Miranda menggelengkan kepalanya, lalu sudut matanya secara tidak sengaja melirik Bernessa, yang tidak jauh. Dia memalingkan kepalanya, lalu memberi tatapan bangga. Matanya tenggelam, kedua orang itu saling menatap satu sama lain selama beberapa detik, sebelum dia mengalihkan pandangannya kembali.

Jumlah panggilan dari pelanggan yang ingin mmebatalkan kerja sama pada Departemen Penjualan terus meningkat, hal ini membuat Miranda khawatir. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka reputasi Giselle akan hancur.

Dia harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Jika bukan karena kakaknya itu, Miranda tidak akan tahu harus berbuat apa. Namun, saat ini dia sudah memiliki arah, dia yakin nama Gisella akan segera bersih kembali.

Giselle yang telah sampai di perusahaan, segera berjalan menuju kantor Direktur, mengabaikan cemoohan orang-orang.

Begitu Miranda melihatnya, dia berdiri, lalu berkata, "Giselle, mengapa kamu ada di sini? Mengapa kamu tidak istirahat?"

"Maaf, Miranda." Ketika Giselle mendatanginya, dia membungkuk 90 derajat.

Miranda tertegun, kemudian tersadar kembali. Sepertinya Giselle sudah tahu apa yang telah terjadi.

"Giselle, ini bukan salahmu. Kamu tidak perlu meminta maaf padaku." Miranda menatapnya dengan tidak tega. Giselle tampak tidak bersemangat, dia benar-benar berbeda dari biasanya.

Giselle tersenyum pahit, "Tidak, jika bukan karena aku, maka kamu tidak akan terlibat dalam masalah."

Terlebih lagi, jumlah pekerjaan baru yang telah dijadwalkan kali ini, otomatis akan menentukan orang yang akan menduduki posisi Direktur.

Tapi sekarang banyak pelanggan yang telah membatalkan kerja sama, sehingga jumlah pemesanan terus menurun tajam, hal ini merupakan pukulan paling fatal bagi Miranda.

Miranda memberinya senyum yang menenangkan, "Jangan terlalu banyak berpikir. Masalah ini belum sangat buruk. Kita masih punya kesempatan."

Giselle tahu bahwa Miranda sedang menghibur dirinya, sehingga hal ini membuatnya merasa tidak enak. Berpikir bahwa Miranda akan terlibat dalam urusannya, dia sangat merasa menyesal.

Pada sore hari, perusahaan tiba-tiba mengumumkan bahwa akan ada pertemuan, dikatakan bahwa jabatan Miranda sebagai Direktur Departemen Desain akan di hapus.

Miranda yang mendengar berita itu, merasa sangat konyol dan lucu.

"Aku hanya seorang Direktur Departemen Desain. Bukankah sangat mudah untuk melengserkan posisiku ini? Mengapa harus berusaha begitu keras?"

"Direktur, spertinya kamu juga merupakan sosok yang dipandang oleh para atasanmu." Saat ini, Rita hanya bisa membuat lelucon untuk meredakan ketegangannya.

Tapi Giselle tampak berwibawa dan tidak berkata apa-apa.

Miranda sadar bahwa Giselle merasa bersalah, jadi menepuk pundaknya, menenangkannya: "Jangan khawatir Miranda. Aku tidak bisa dijatuhkan dengan begitu mudah."

Melihat Giselle yang tidak berkata apa-apa, Miranda menghela nafas, "Giselle, kamu harus bangkit untuk membersihkan nama baik mu. Tidak masuk akal jika suamimu diambil begitu saja. Terlebih lagi kamu telah di salahkan oleh si selingkuhan suamimu itu. Jadi jalan terbaik adalah menampar wajah selingkuhan suami mu itu

Mendengar ini, Giselle menatapnya dengan air mata di matanya, "Mengapa kamu percaya padaku? Mungkin saja aku benar-benar merasa iri dengan Evie, lalu mendorongnya?"

Miranda tertawa, "Kamu tidak akan seperti itu, karena kamu merasa sangat puas dengan apa yang sudah ada, bahkan terhadap suami mu yang telah melakukan perbuatan melampaui batas, kamu tetap memilih untuk memaafkan suamimu. Bagaimana kamu bisa melakukan hal seperti itu? Menurutku, Evie tidak punya pilihan, jalan satu-satu nya adalah menyakiti dirinya sendiri, mungkin saja dengan begini, kamu malah akan membantu rencana mereka."

Kata-kata nya itu mengejutkan Giselle. Faktanya, dia memang pernah bepikir untuk membantu Stanley dan Evie.

Giselle merasa tersentuh, karena Miranda telah memahaminya, "Miranda, terima kasih telah percaya kepadaku, dan terima kasih telah memahami isi hatiku."

Ternyata dunia ini masih ada orang yang mengerti dirinya, betapa beruntungnya itu.

……

Saat pertemuan dimulai, hampir semua Senior di perusahaan hadir. Adegan seperti itu membuat Miranda terkejut dan merasa bahwa orang-orang ini luar biasa. Mereka benar-benar memandang Miranda.

"Direktur Wen, Giselle adalah Desainer yang telah kamu rekrut. Apakah kamu tidak menyelidiki latar belakangnya sebelum kamu merekrutnya? Apakah kamu tahu masalah ini telah sangat mempengaruhi perusahaan?"

Salah satu anggota Senior di perusahaan berkata, dia tampak marah, seolah Miranda telah melakukan tindakan yang keterlaluan.

Miranda berdiri dengan senyum tipis di wajahnya. Tanpa merasa canggung, menjawabnya dengan dingin: "Permisi ya, aku ingin bertanya, apakah di dalam aturan Perusahaan Besar Ji diharuskan bagi seorang HR untuk menginvestigasi para rekuitmen secara menyeluruh? Jika tidak, tuduhan mu ini terlalu bertarget."

Miranda tersenyum melihat Seniornya itu, wajahnya kemudian tiba-tiba menjadi masam.

"Memang tidak ada aturan seperti itu, tetapi sebagai Direktur Departemen Desain, kamu seharusnya memiliki standar yang baik. Kamu malah menerima siapa saja yang melamar kerja. Apakah menurutmu perusahaan ini adalah sebuah amal?"

Kali ini, yang berbicara adalah Sherly, dia menatap Miranda dengan dingin, bertindak layaknya seorang Wakil Direktur.

"Benar sekali. Dia tidak memiliki standar untuk menjadi seorang Direktur. Bermessa lah orang yang lebih layak daripada dirinya. Bermessa telah merekrut Kiara. Dalam hal ini Kiara pun ratusan kali lebih baik daripada Giselle."

"Kiara memang lebih baik daripada Giselle. Dia masih muda dan mandiri. Pekerjaan barunya kali ini pun telah membuat rekor baru dalam penjualan di perusahaan."

"Hebat sekali, Bermessa memang adalah orang yang bijak ..."

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu