Eternal Love - Bab 125 Tunggu dan Lihat

Bagaimanapun Sisca tidak menyangka akan diusir keluar, air muka wajahnya sangat jelek. Dia melihat kembali ke toko dan menggertakkan giginya dengan kesal.

Raut muka Sean Xu bahkan lebih jelek lagi. Sampai umur segini dia belum pernah menerima perlakuan seperti ini. Kemanapun dia pergi sebelumnya, ia selalu diperlakukan sebagai tamu terhormat.

Perlakuan hari ini, sungguh sesuatu yang memalukan baginya, rasa malu terbesar dalam hidup.

Dia melampiaskan kemarahannya pada Sisca, "Bukankah kamu mengatakan bahwa kakakmu tidak disukai di rumah Ji?"

Raut muka Sisca seperti habis dianiaya, "Dia benar-benar tidak disukai, ibu mertuanya tidak menyukainya sama sekali."

"Benarkah?" Sean mencibir. "Tidak disukai, bagaimana pula kita bisa diusir?"

"Aku ... aku ..." Dalam sesaat Sisca tidak bisa menjelaskan alasannya, tapi sekarang bukan waktunya untuk menjelaskan ini. Melihatnya sangat marah, Sisca bergegas maju untuk meraih tangannya.

Sean sangat marah sehingga langsung mengibaskan tangannya.

Wajah Sisca menegang, dan segera meraihnya lagi, membujuk: "Sean, jangan marah. Hal ini harus salahkan kakakku. Jika bukan karena dia, kita tidak akan diusir."

Raut muka Sean masih jelek, dan Sisca melanjutkan: "Sean, kamu tenang saja, aku pasti akan membiarkan kakak ku membayar untuk ini."

Kemudian, dia menyipitkan matanya dan berpikir tentang pria yang baru saja membela Miranda Wen, dengan senyum licik di mulutnya. Ternyata kakaknya memang tidak tahan dengan si bodoh Bernando Ji, bisa-bisanya dia berkencan dengan pria lain.

...

Begitu dia berjalan keluar dari toko pakaian pria, Zayn memarahinya: "Miranda, apakah kamu bodoh? Kamu digertak seperti itu, apakah kamu tidak tahu untuk melawan?"

Miranda meletakkan kancing manset yang dikemas dengan hati-hati di dalam tas, dan kemudian berbalik melotot kepada Zayn dengan marah, "Tolong, kalaupun kamu tidak muncul, aku tetap memiliki kemampuan untuk melawan balik, oke? Aku hanya tidak ingin gara-gara wanita itu terus merusak citra diri ku, kamu harus tahu, setiap langkah dan kelakuan ku di luar mewakili keluarga Ji. "

“Ya deh.” Zayn menjadi marah karena memikirkan dia ditindas oleh orang. Dia malah berkata tentang setiap langkah dan kelakuannya mewakili keluarga Ji, itu membuatnya semakin marah.

Melihat bahwa dia benar-benar marah, tahu bahwa dia benar-benar menyayangi dirinya sendiri, Miranda menghela napas dan mengangkat tangannya sambil berjanji: "Kamu tenang saja, kelak aku akan melindungi diri."

Zayn tidak bisa menahan tawa dan menepuk kepalanya, "Lebih baik begitu."

Miranda tertawa, rasanya sangat menyenangkan memiliki teman baik yang peduli pada dirinya sendiri.

“Tahukah kamu? Gerakan kamu merampas manset dari Sisca tadi sangat tampan!” Kata Miranda sambil tersenyum.

Zayn mengangkat alisnya, "Aku memang tampan, oke?"

"Cih! Kamu terlalu narsis, aku benar-benar tidak tahan dengan kamu." Selesai berkata, Miranda menggigil.

Melihat ini, Zayn mengangkat tangannya berlagak memukul, dan dia bergegas kabur sambil tertawa.

Keduanya berjalan menuju ke kafe sambil bercanda, di mana Bernando masih menunggu mereka.

...

Akhir pekan yang santai sudah berakhir dan hari kerja yang intens dan sibuk dimulai lagi.

Begitu Miranda tiba di perusahaan, belum juga duduk lama, dan Rita Tsu datang untuk memberitahunya bahwa Wakil Presiden sedang mencarinya.

Begitu dia mendengar bahwa Sherly Qiao mencari dirinya sendiri, Miranda langsung pusing. Ketika wanita itu mencarinya, pasti tidak ada hal yang baik.

Melihat air mukanya berubah, Rita bertanya dengan penuh perhatian: "Direktur, apakah kamu baik-baik saja?"

“Tidak apa-apa, hanya saja rasanya seperti mau melawan monster lagi, merasa tertekan secara psikis,” Miranda berdiri.

“Melawan monster?” Rita tidak mengerti apa yang dia bicarakan.

Miranda menghampirinya, menepuk pundaknya, dan berkata dengan serius: "Kamu bekerja dengan baik, kelak kalau kamu menjadi atasan, jadilah bos yang pengertian."

Ketika dia selesai berbicara, dia keluar, meninggalkan Rita yang berwajah bingung.

Berdiri di pintu kantor Wakil Presiden, Miranda mengambil napas dalam-dalam, lalu berusaha tersenyum, dan mengetuk pintu.

“Masuk.” Terdengar suara Sherly dari dalam.

Dia menghela napas dan mendorong pintu dan masuk.

"Wakil Presiden, Anda mencari aku."

Sherly mendongak padanya, pandagan matanya dingin seperti biasa.

Miranda cemberut di hatinya. Kalau bukan karena dia masih muda, pasti dia pikir itu adalah menopause, ketidakseimbangan hormon endokrin.

Miranda berjalan mendekat dan berdiri dengan patuh di depan meja, menunggu Sherly memberikan masalah.

Sherly memandang dokumen dengan perlahan, seolah dia tidak ada.

Jika musuh tidak bergerak, dia tidak akan bergerak!

Miranda berkata di dalam hatinya, pokoknya kita lihat siapa yang bisa bertahan lebih lama.

Butuh waktu lama bagi Sherly untuk menutup dokumen dan secara resmi mengangkat kepalanya untuk melihatnya, sinar matanya hampir tidak ada suhu. "Direktur Wen, kejadian plagiarisme beberapa hari yang lalu benar-benar luar biasa!"

“Biasa saja.” Miranda balas tersenyum.

Sherly langsung marah, "Direktur Wen, apakah kamu pikir aku sedang memuji kamu?"

Miranda mengangkat alisnya sedikit, tidak bersuara.

Sherly menarik napas dalam-dalam, pandangan matanya sedikit mengejek, "Dulu departemen desain sangat rukun, sejak kamu datang ke sini, jadinya banyak masalah. Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana Presiden Direktur membiarkan kamu pergi ke departemen desain."

“Hal ini kamu tanyakan saja kepada Presiden Direktur,” Miranda berbisik.

“Kamu ngomong apa?” Sherly tidak mendengar dengan jelas.

Miranda tersenyum, "Aku berkata, jika Wakil Presiden ingin tahu mengapa Presiden mengirim saya ke departemen desain, Anda dapat menanyakannya secara langsung."

“Miranda Wen!” Sherly tidak sangka dia akan berani membalas, marah sampai ekspresinya terlihat aneh.

Miranda sama sekali tidak takut, "Wakil Presiden, ada kompetitif baru akan membuat kemajuan, tetapi beberapa orang tidak bisa mentolerir orang lain lebih baik daripada diri mereka sendiri, sehingga mereka menjebak kolega mereka. Tumor seperti itu seharusnya sudah dipotong sejak lama, tetap berada di departemen desain hanya akan merusak keselarasan seluruh departemen dan menyeret semua orang. "

Sherly menyipitkan matanya dan menatapnya, benar-benar pintar ngomong.

"Juga, karena aku adalah direktur departemen desain, semua yang ada di departemen desain berada di bawah manajemenku, aku pikir wakil presiden tidak punya hak untuk ikut campur. Tapi ..."

Miranda mengangkat bahu dan berkata tanpa daya, "Jika Wakil Presiden ingin mengelola dengan melangkahi wewenang, aku tidak bisa berkata apa-apa. Bagaimanapun juga aku hanya seorang direktur, dan jabatanku tentu tidak sebanding dengan jabatan Wakil Presiden."

Sherly yang marah balik tersenyum, "Sepertinya aku meremehkanmu, kamu tidak memiliki keterampilan lain, tetapi sangat pintar berbicara."

“Secara umum, jika bukan karena wakil presiden memberikanku kesempatan ini, aku juga tidak akan mendapati diriku pintar berbicara seperti itu.” Muka Miranda dari awal sampai akhir mempertahankan senyum tipisnya, tanpa rasa rendah hati.

Ini membuat Sherly sangat tidak senang dan mencibir. "Ya juga, kamu adalah nyonya muda kedua dari keluarga Ji. Asalkan kamu mau ngomong kepada Presiden, mungkin aku yang akan pulang makan sendiri."

Mata Miranda pura-pura melebar terkejut, "Wow, Wakil Presiden kalau tidak ngomong begitu, aku bahkan tidak tahu bahwa aku memiliki hak ini."

"Bagaimana? Sekarang setelah kamu tahu, apakah kamu ingin melakukan ini?" Sherly memelototinya.

Miranda tertawa, "Tidak, bagaimana mungkin aku bisa melakukan ini. Aku akan menggunakan kemampuan ku untuk membuktikan bahwa aku memiliki kemampuan untuk mengelola seluruh departemen desain."

Sherly mencibir, "Aku akan tunggu dan lihat."

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu