Eternal Love - Bab 21 Kalau Kamu Tidak Ingin Menikah, Mengapa Kamu Tidak Menolaknya

Alberto Ji melihat arlojinya. "Baiklah, aku pergi dulu." Lalu dia meninggalkan lobi dan langsung menuju ruang istirahat di belakang.

Di ruang istirahat pengantin, Miranda Wen mengerutkan kening sambil menunggu memulai upacara pernikahan.

Kesedihan sudah tidak terasa lagi semenjak dia keluar dari rumah keluarga Xie, tetapi tubuhnya semakin lama semakin terasa tidak nyaman.

"Apa yang harus aku lakukan, Elisha, kepalaku sangat sakit..."

Karena semalam dia mabuk, sekarang tubuhnya terasa tidak sehat. Selain itu, dia dipanggil untuk berdandan di pagi hari. Sampai sekarang, dia belum makan apapun dan perutnya kosong.

Saat di rumah keluarga Wen kemarin, dia tidak merasakan apa-apa, namun sekarang tubuhnya semakin lama semakin tidak nyaman.

Miranda Wen menatap sahabatnya seperti meminta belas kasihan, wajahnya seperti ingin dihibur.

Elisha Yu memutar bola matanya dan memarahinya, "Siapa yang ingin kamu salahkan? Siapa yang menyuruhmu minum begitu banyak kemarin? Aku tahu kamu adalah peminum yang buruk, tapi kamu masih saja memaksa untuk minum..."

Alberto Ji, yang secara kebetulan lewat, mendengar percakapan di dalam dan berhenti.

Miranda Wen, yang dimarahi oleh sahabatnya, menghela nafas ketika dia memikirkan minuman keras yang dia minum semalam.

Pada saat itu, dia sangat kesal sehingga dia hanya berpikir untuk mabuk dan menyelesaikan ribuan kekhawatiran. Dia tidak berpikir bahwa dia akan sangat marah setelah itu.

Membicarakan kejadian kemarin malam, Elisha Yu tiba-tiba teringat akan satu hal yang dia tidak mengerti. "Ngomong-ngomong, siapa yang sebenarnya mengantarmu pulang? Ini terlalu aneh."

Miranda Wen mendengarkan pertanyaannya dan menggelengkan kepalanya. "Aku juga merasa aneh, orang tersebut tidak mungkin seorang pahlawan tanpa nama, bukan?"

Sebenarnya, dia tidak tahu bagaimana dia kembali, tetapi dia selalu merasa bahwa orang ituf ada hubungannya dengan orang yang menciumnya.

Ketika Alberto Ji yang berada di luar pintu mendengar ini, dia mengingat apa yang terjadi semalam, termasuk ciuman kedua orang itu di dalam mobil.

Ketika dia kembali malam itu, dia tidak tidur nyenyak sepanjang malam. Dalam benaknya, dia teringat tatapan wanita dalam pelukannya yang tidak fokus karena mabuk, dan ini tidak bisa dia lupakan dari ingatannya.

Saat dia sedang melamun, pintu kamar istirahat tiba-tiba terbuka.

Elisha Yu keluar mencari teh untuk meringankan sakit kepala Miranda Wen. Begitu dia keluar, dia bertemu dengan seorang pria yang menarik perhatiannya, pria itu hanya membuk di tempat.

Fitur wajahnya sangat indah dan tidak bercela, tubuhnya tinggi, serta memiliki aura yang berkilau, secara garis besar, pria ini sangatlah sempurna.

"Maaf, apakah kamu Alberto Ji?" Elisha Yu menatap mata orang yang ada di depannya dengan mata bersinar, suaranya pun terdengar ceria.

Ketika dia pertama kali tiba di hotel, dia mendengar nama Alberto Ji dan meliriknya dari jauh. Meskipun dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi auranya yang dia punya sangat berbeda dengan orang lain.

Alberto Ji mengangguk dengan sopan sebagai salam, dan kemudian matanya tertuju pada Miranda Wen, dengan sedikit kekaguman di matanya.

Miranda Wen yang berdiri di depan jendela, memiliki tata rias yang anggun dan indah, warna yang pas, fitur wajah yang halus dan indah. Rambutnya terangkat dengan tarikan ringan, dan hiasan di atas kepalanya yang ringan seperti bulu, dipasang di belakang kepalanya dengan indah.

Gaun pengantin yang putih tanpa cacat terlihat sangat sempurna, seperti menggambarkan sosoknya yang cantik, mulia dan menawan, dan penuh dengan keanggunan di setiap gerakan.

Pada saat yang sama, Miranda Wen memandang kearah Alberto Ji juga.

Pada akhirnya, di dalam hatinya, dia menghinanya dan kemudian dengan sopan berkata, "Direktur Ji."

Elisha Yu melihat bahwa kedua orang itu tampaknya memiliki sesuatu untuk dibicarakan, jadi dia pergi karena tidak ingin mengganggu.

Untuk beberapa waktu, tidak ada satupun dari mereka yang membuka mulut.

Suasana semakin canggung. Saat Miranda Wen sedang ragu untuk membuka mulut dan memecah keheningan, orang yang ada di hadapannya sudah membuka mulut.

"Tidak ada masalah, bukan?" Suara Alberto Ji terdengar jelas dan dingin, wajahnya tidak ada ekspresi, seolah tidak ada satupun yang bisa memengaruhi suasana hatinya.

Miranda Wen tidak mengerti apa yang Alberto Ji tanyakan, jadi dia berkata, "Tidak ada masalah."

Mengingat tadi dia mendengar bahwa Miranda Wen sedang tidak enak badan, Alberto Ji mengerutkan keningnya dan berjalan masuk.

Dari sudut pandangnya, Alberto Ji bisa melihat mata Miranda Wen yang memerah.

Apakah si kecil menangis?

Alberto Ji menatap wanita kecil di depannya seolah-olah dia bisa menerawang wanita itu.

Mata orang yang ada di depan seakan-akan bisa membaca hatinya, maka dari itu Miranda Wen merasa takut kalau orang yang ada di depannya dapat melihat sesuatu. Tanpa sadar Miranda Wen memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapannya.

Tindakan halus itu tidak luput dari mata Alberto Ji. Kesedihan orang yang ada di depannya membuat hatinya sakit.

"Kamu menangis?"

Malu karena isi hatinya diinting oleh orang lain, dia dengan tegas menyangkal, "Tidak, mataku hanya kemasukan debu..."

Alasan yang sangat buruk, Alberto Ji tidak mungkin akan mempercayainya. Setelah saling menatap dalam waktu yang lama, dia bertanya, "Kalau kamu tidak ingin menikah, mengapa kamu tidak menolaknya?"

Miranda Wen tertegun, dia menggigit bibirnya dan menjawab setelah berpikir sebentar, "Kalau memang aku ingin menolak, bukankah keluarga Ji adalah sebuah puncak yang ingin dicapai oleh semua orang?" Nada suara penuh dengan ejekan.

Kalau dia dapat memilih, mengapa dia memilih untuk memanjat keluarga Jia?

Dari awal hingga akhir, dia tidak bersedia, tapi memangnya dia bisa berbuat apa? Hal ini tidak bisa ditolak olehnya sama sekali. Jika ada cara lain, bagaimana dia bisa memilih untuk menukarkan dirinya seperti sebuah objek?

Seperti sebuah boneka yang dimainkan oleh orang lain. Bahkan jika hatinya tidak suka, dia tidak dapat melakukan apapun.

Kening Alberto Ji selalu dikerutkan semenjak dia masuk ke dalam ruangan tersebut. Sekarang, ketika dia mendengar kata-katanya, kening Alberto Ji dikerutkan semakin dalam.

Saat di bar hari itu, dia ingat apa yang dikatakan oleh Miranda Wen, jadi Alberto Ji tidak berpikir Miranda Wen adalah tipe wanita yang ingin memanjat tinggi.

Mereka terdiam sesaat, akhirnya tidak ada yang mengatakan apapun, lalu Alberto Ji berbalik dan pergi.

Saat sampai di pintu, Alberto Ji baru mengeluarkan suara, “Sudah terlambat bagimu untuk mundur sekarang, tetapi setidaknya aku bisa menjamin kalau kamu tidak akan diintimidasi di keluarga Ji.”

Miranda Wen menatap punggung Alberto Ji yang semakin jauh untuk waktu yang lama.

Setelah keluar dari ruangan Miranda Wen, Alberto Ji tidak tahu bagaimana perasaannya, jadi dia langsung pergi ke ruang istirahat Bernando Ji.

Begitu dia membuka pintu, dia melihat bahwa adiknya sedang menolak untuk mengganti pakaiannya. Namun, pengurus rumah membujuknya dan dia hanya mengabaikannya.

Melihat orang yang masuk adalah Alberto Ji, pengurus rumah itu seperti melihat seorang penyelamat. Mereka tahu bahwa satu-satunya orang yang bisa membuat Bernando Ji menjadi penurut adalah Alberto Ji.

Sayang sekali Alberto Ji tidak memperhatikan mata pengurus rumah yang sangat bersemangat. Dia tidak berjalan masuk dan hanya berdiri di depan pintu. Dia merasa hatinya sedikit aneh.

Alberto Ji seorang diri pergi ke ujung koridor untuk merokok. Pikirannya penuh banyak hal, setelah beberapa waktu, dia pun kembali ke ruangan Bernando Ji.

"Aku tidak mau memakai ini!" Bernando Ji melempar pakaian yang ada di tangan pengurus rumah ke samping. Sama sekali tidak cocok dengannya.

Pengurus rumah sudah berkeringat. "Tuan muda, tolong bujuk tuan muda kedua. Waktunya sudah hampir tiba, namun pakaiannya belum diganti."

Alberto Ji berkata dengan suara berat, "Kalian keluarlah dulu. Aku ingin membicarakan sesuatu dengan Bernando."

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu