Eternal Love - Bab 245 Orang yang ingin dia temani adalah aku

Ketika Alberto Ji berbicara, Miranda Wen hanya merasa sedikit gatal di kulit kepala, dan dengan cepat menyangkalnya:

“Bukan bukan bukan, maksudku bukan begitu, itu, maksudku tidak ada ruginya pergi ke pameran ini, jika tidak bisa aku dan Bernando Ji bisa menemani kalian pergi.”

Ketika Miranda Wen berbicara, Alberto Ji sedikit terpana, Mengapa Miranda Wen terlihat begitu aneh hari ini, dulu dia dan Violet Qin sepertinya tidak bisa menghadapinya, mengapa. Hari ini masih membantu Violet Qin berbicara, memikirkan hal ini, Alberto Ji merasa bingung.

Alberto Ji mengangkat matanya dan menatap Miranda Wen dengan tatapan tajam, den berkata dengan nada bingung:”Di lihat dari sikapmu sepertinya sangat berharap aku dan Violet Qin pergi?”

Meskipun Alberto Ji sangat gambling, Miranda Wen merlihat sedikit ketidakpuasan dari matanya, tanpa sadar Miranda Wen menggelengkan kepala, dan menjelaskan kepadanya:”Kakak, aku melakukan ini untuk kebaikan kalian, ini namanya membina hubungan sebelum nikah.”

Meski Miranda Wen tidak mengakui fakta ini, tetapi dia tidak bisa untuk tidak mengakui bahwa Violet Qin akan menjadi istri Alberto Ji di masa depan.

Mendengar perkataan Miranda Wen, tidak tahu mengapa Alberto Ji merasakan kebosanan di dalam hatinya, seolah-olah ada sebuah batu besar yang menekan di hatinya, sesaat merasa sedikit tidak senang.

Wanita ini tampak tidak peduli, dan dengan mata melotot mendorong dia keluar, dan mendorongnya kepada wanita lain, terkadang sangat ingin membuka otak Miranda Wen, untuk melihat apakah ada sesuatu didalamnya.

Alberto Ji tidak berhenti teringat bahwa dia telah dengan jelas membiarkannya menjauh dari Violet Qin, dan sekarang dia masih berbicara kepada orang lain, benar-benar tidak mendengarkan nasihat orang lain, Alberto Ji tidak berhentinya mengerutkan kening, dan sedikit tidak sabar.

Melihat Alberto Ji yang tidak mengetahui apapun, dan tidak berniat untuk berbicara, sesaat Violet Qin merasa bahwa perkataan Miranda Wen berguna, Alberto Ji sedang mempertimbangkan apakah akan pergi ke pameran bersamanya.

Memikirkan hal ini, Violet Qin tidak bisa menahan perasaan gembiranya, dengan cepat menatap kearah Alberto Ji dan berkata:”Alberto, nanti kamu pergi saja bersama kami, bukankah ini lebih baik?”

Mendengar suara Violet Qin, mata Alberto Ji tertuju pada tubuhnya, dan hari ini adalah pertama kalinya dia menatapnya, Violet Qin tidak bisa menahan diri, dan ada perasaan sedikit malu di wajahnya.

Dalam benaknya berpikir kemana harus pergi bersama dengan Alberto Ji, dan ingin makan diamna, ketika serangkaian cerita terjadi, tiba-tiba terdengar suaara Alberto Ji yang dingin, ini seperti air yang mengalir dari atas kepalanya.

“Aku tidak pergi, tidak punya waktu.”

Kemudian Alberto Ji bangkit dan masuk ke kamarnya, sebelum pergi sekilas melirik Miranda Wen dengan galak, hanya saja dia tidak sadar.

Alberto Ji memandang Miranda Wen yang sangat ingin mendorongnya ke wanita lain, tidak tahu mengapa Alberto Ji merasa terjebak dihatinya, dia tidak akan membiarkan Miranda Wen mendapatkan apa yang diinginkannya.

Ucapan Alberto Ji sama sekali tidak membuat Violet Qin terpana, hanya berdiri terpaku disana, dan darah di tubuhnya seakan membeku, sesaat dia tidak tahu harus berbuat apa.

Melihat ekspresi Violet Qin yang sedih, Joyce Qin dengan cepat berdiri dan berkata kepada Alberto Ji, seolah-olah dia berharap ini bisa mengganggu pikiran Alberti Ji, “Alberto Ji, kamu sudah pulang.”

Sangat disayangkan Alberto Ji benar-benar tidak menghargainya, dengan mengucapkan sepatah kata yang terkesan kasar, dan menaiki tangga keatas, dan mengabaikan orang-orang di belakangnya.”Sudahku bilang aku sibuk, nanti masih harus bekerja, jangan ganggu aku lagi.”

Jika punya tenaga lebih untuk pergi melihat pameran bersama Violet Qin, bukankah lebih baik dia menghabiskannya untuk melihat dua dokumen, sangat membosankan.

Melihat Alberto Ji yang berjalan pergi, Joyce Qin menghela nafas tak berdaya, dia sejak kecil sampai besar paling tidak bisa mengurus puranya sendiri Alberto Ji, “Violet, kamu jangan merasa sedih, sepertinya Alberto memang memiliki kesibukan dalam pekerjaannya, kalau tidak pasti akan menemanimu pergi.”

Meskipun kata-kata Joyce Qin sedang menghibur Violet Qin, dia juga mengangguk, “Tante, aku tidak apa-apa.” Tetapi Violet Qin tahu, sebenarnya bukan karena masalah pekerjaan, Alberto Ji juga menegaskan bahwa tidak ingin pergi bersamanya, jika dia ingin menemani orang yang seharusnya pergi adalah Miranda Wen.

Meski berpikir begitu, Violet Qin juga tidak berani menunjukkan tidak puas, bahkan tidak berani mengirimkan foto itu, jika benar-benar terungkap, Alberto Ji mengaku menyukai Miranda Wen, tetapi dia meninggal dengan menyedihkan.

Melihat penampilan Violet Qin yang berperilaku baik, Joyce Win mengangguk dengan puas, dan berkata dengan lega:”Alberto kami memang menggantikan hasil dari jerih payah beberapa tahun, dan Violet Qin sangat pengertian.”

Selanjutnya Joyce Qin menarik Violet Qin dan mengatakan sesuatu, biasanya Joyce Qin pukul satu siang akan tidur siang, hari ini berbincang bersama Violet Qin sampai pukul setengah dua, dan akhirnya tidak bisa menahannya, dan berkata kepadanya: “Violet, kamu duduk disini temani Miranda berbicara, aku sudah sangat ngantuk, aku pergi keatas untuk tidur dulu.”

Mendengar perkataan Joyce Qin, Violet Qin mengangguk dengan cepat, menatap Joyce Qin dengan wajah manis, “Tante, kamu cepatlah istirahat, aku akan berbicara dengan Miranda Wen sebentar dan aku akan pergi.”

Miranda Wen yang sedang duduk di samping mendengar pembicaraan kedua orang itu, hatinya merasa tidak berdaya, kalau ngobrol ya ngobrol saja, untuk apa menarik dia dalam pembicaraan.

Ketika Miranda Wen hendak menolak, tiba-tiba Joyce Qin menatap tajam ke arah Miranda Wen, seperti sedang berkata, kamu harus menjaga Violet Qin dengan baik, kalau tidak aku tidak akan mengampunimu.

Miranda Wen mengangguk kepada Joyce Qin tanpa daya, “Ibu, kamu pergi saja, aku akan berbicara dengan Violet Qin.”

Mendengar Miranda Wen berbicara, mulut Joyce Qin melengkung, dan perlahan-lahan naik tangga.

Melihat Joyce Qin benar-benar menghilang dari ujung tangga, Miranda Wen merasa lega, tetapi dia tidak perlu berpura-pura, tadi benar-benar kelelahan sekarang.

Miranda Wen berbaring di sofa, teringat wajah lesu Joyce Qin, dan tak bisa menahan tawa lagi, raut wajah dia yang begitu sangat lucu, membuatnya menjadi gila, dan selanjutnya ditolak.

Miranda Wen tersenyum, tanpa sadar Violet Qin merasa bahwa Miranda Wen pasti sedang menertawakannya, dan dia harus mendapatkan indra keenam wanita agar lebih akurat.

Wajah Violet Qin tiba-tiba cemberut, dan bertanya pada Miranda Wen dengan kasar, “Apa yang kamu tertawakan?”

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu