Eternal Love - Bab 105 Mengapa Aku Tidak Menikah Denganmu

Miranda sudah menikah?!

Setelah sekian lama, akhirnya Zayn Shen merespon, dia bertanya dengan ragu: “Miranda, kamu menikah dengan Bernando?”

“Iya.” Miranda Wen mengangguk.

Wajah Zayn Shen memucat, seperti ada sesuatu yang salah.

Miranda-nya ternyata sudah menikah, dan parahnya lagi dia menikah dengan saudara sepupunya sendiri, Bernando Ji.

Siapa yang bisa memberitahunya bahwa ini hanyalah sebuah mimpi?

Miranda Wen yang menyadari keanehan dirinya, segera bertanya: “Zayn, kamu tidak apa-apa, kan?”

Zayn Shen memaksakan senyumnya, “Tidak apa-apa.”

Benar tidak apa-apa? Wajahnya saja sudah pucat seperti itu, tidak mungkin baik-baik saja.

Tepat ketika Miranda Wen akan bertanya lagi, Zayn Shen lebih dulu berkata, menunjuk pada Alberto Ji, “Dia adalah kakak sepupuku, mamaku adalah anak angkat Kakek Ji.”

Hubungan seperti ini membuat Miranda Wen mendesah, dunia ini benar-benar terlalu kecil, dia tidak pernah menyangka bahwa Zayn Shen, yang dia kenal sejak kecil ternyata memiliki hubungan dengan Keluarga Ji.

Alberto Ji melirik Miranda Wen, kemudian berkata pada Zayn Shen: “Pulanglah ke rumah Keluarga Ji dan makan bersama jika ada waktu.”

Kemudian bertanya pada Miranda Wen, “Mau pulang bersama?”

Miranda Wen segera menganggukkan kepala, “Baik, baiklah.”

Dia tidak berani terus tinggal disana, bisa habis riwayatnya jika Kakak salah paham.

Dia buru-buru pamit dengan Zayn Shen dan segera pergi bersama Alberto Ji.

Setelah Miranda Wen pergi, Zayn Shen merosot di sofa dan menundukkan kepalanya, dia masih syok atas pernikahan Miranda Wen.

……

Di perjalanan pulang, Miranda Wen dengan hati-hati melirik pria yang duduk di kursi pengemudi dengan keringat dingin di dahinya, bagaimanapun, dia dan Zayn Shen berada di ruangan yang sama, akan membuat siapapun yang melihat salah paham, tetapi mereka berdua tidak melakukan apa-apa, dia hanya merasa perlu menjelaskan.

“Ka…… Kakak……”

Dia baru saja ingin memulai menjelaskan, tetapi Alberto Ji sudah memotongnya, “Tidak perlu menjelaskannya lagi.”

Hmm? Miranda Wen mengerutkan alisnya, tidak mengerti apa maksud Kakak dengan “Tidak perlu menjelaskannya lagi” .

Tapi melihat ekspresinya yang biasa saja, dan tidak ada tanda-tanda sedang marah, kalau begitu bukankah dia bisa mengambil kesimpulan bahwa Kakak percaya dengannya, jadi dia tidak perlu menjelaskannya lagi?

Jika memang benar begitu, Miranda Wen menghela nafas lega, semua akan baik-baik saja jika Kakak mempercayainya.

Sesampainya dirumah, dia berterima kasih pada Alberto Ji, kemudian langsung naik ke kamarnya.

Baru saja memasuki kamar, ponselnya berbunyi, setelah melihatnya, ternyata Zayn Shen yang menelepon.

Dia segera menjawabnya, “Zayn, aku sudah sampai di rumah.”

Ada keheningan yang aneh di sisi seberang ponsel itu, ketika Miranda Wen berpikir bahwa Zayn Shen hanya tidak sengaja meneleponnya dan hendak menutup telepon, suara tenang Zayn Shen terdengar, "Miranda, lebih baik kamu menjelaskan masalah ini kepadaku dengan jelas!"

Menjelaskan? Alis Miranda Wen sedikit mengernyit, dan kemudian dia teringat bahwa Zayn Shen ingin dirinya menjelaskan perihal pernikahannya.

Alhasil, dia berkata: “Maaf, tidak memberitahumu masalah ini. Terlalu banyak hal yang terjadi belakangan ini, sehingga aku lupa.”

“Lupa?” Zayn Shen bergumam dengan suara rendah, dan senyum mengejek diri terlukis di bibirnya. Tampaknya dalam hati Miranda wen, dirinya tidak penting sama sekali.

Kembali hening lagi, ini sama sekali bukan sifat Zayn Shen.

Miranda Wen yang sedikit khawatir bertanya: “Zayn, apa terjadi sesuatu padamu?”

Zayn Shen tidak menjawabnya, dan malah kembali bertanya: “Kenapa kamu menikah dengan Bernando? Dia……”

Dia tidak tega meneruskan kata-katanya karena Bernando adalah Kakak sepupunya sendiri.

Tetapi Miranda Wen mengerti maksud pria itu, lalu dia menjelaskan alasan dia menikah dengan Bernando Ji kepada Zayn Shen.

Setelah mendengarkan penjelasannya, Zayn Shen sangat marah: “Papa dan ibu sambungmu sangat keterlaluan, mereka sudah gila sehingga menyuruhmu menikahi orang bodoh!”

Walaupun terhalang oleh ponsel, namun Miranda Wen dapat merasakan emosi Zayn Shen yang membara, dan membuatnya mengernyit, baru saja dia hendak mencoba membujuknya untuk tidak marah, karena semua sudah berlalu.

Tetapi malah mendengar ocehannya: “Miranda Wen, apakah otakmu sudah rusak? Dengan gampangnya mengiyakan orang untuk menyuruhmu menikah?”

Miranda Wen tidak senang mendengar hal ini, dan keduanya mulai bertengkar.

Akhirnya, Miranda Wen melembutkan suaranya perlahan, dia menghela nafas dan berkata : “Zayn, aku harus menerima semua ini, jika tidak aku akan berada dalam bahaya.”

Zayn Shen sangat sakit hati mendengar suaranya yang tak berdaya, tetapi juga marah karena dia begitu mudah dikontrol oleh orang lain, dan bahkan mengorbankan kebahagiaan seumur hidupnya.

Zayn Shen tidak mengatakan apa-apa lagi, dia langsung mematikan sambungan teleponnya.

Sedangkan Miranda Wen tidak bisa tidur nyenyak semalaman akibat telepon tadi.

Dia bangkit, lalu turun ke bawah untuk mengambil sebotol anggur merah, dan kemudian pergi ke teras di lantai tiga untuk melupakan kekhawatirannya.

Dia tahu Zayn Shen semarah itu karena kasian padanya, tapi dia juga marah, mengapa Zayn Shen tidak bisa mengerti dirinya?

Selain dengan sahabatnya Elisha Yu, hubungannya paling baik dengan Zayn Shen, sehingga dia sangat berharap bahwa Zayn Shen bisa memahaminya.

Hatinya semakin sesak ketika memikirkannya, juga semakin sakit, dia langsung membawa botol anggur tersebut ke mulutnya.

Dia meminum habis satu botol anggur merah tersebut, dan tidak bisa menahan diri untuk bersendawa dan menertawakan langit.

Dia mabuk.

Sudah menjadi kebiasaan Alberto Ji untuk pergi ke teras dan mencari angin segar setiap hari setelah bekerja, tetapi hari ini, dia menyadari ada seorang tamu tak diundang.

Miranda Wen sedang berbaring di sofa dengan sebotol anggur merah kosong di kakinya.

Gadis ini yang meminumnya?

Dia mengerutkan kening, lalu menghampiri dan menatapnya, melihat matanya tertutup dan dia sepertinya tertidur.

Sudut-sudut mulutnya tertutup rapat, dia benar-benar ingin membiarkannya di sini supaya tertiup angin semalaman, sehingga dia tidak berani minum lagi, tetapi juga berpikir bahwa dia pasti akan masuk angin.

Akhirnya dia mengulurkan tangannya untuk menggendong Miranda Wen.

Tetapi Miranda Wen tiba-tiba membuka mata, sehingga tatapan mata keduanya bertabrakan, kemudian, dia menyunggingkan senyum, tertawa bodoh: “Kakak, mengapa kamu bisa ada di mimpiku?”

Alis Alberto Ji terangkat, sepertinya Miranda Wen benar-benar mabuk.

Alberto Ji menarik tangannya kembali dengan tenang dan memandang ke bawah seolah-olah dia adalah seorang raja.

Miranda Wen tidak bisa menahan omongannya, dia berkata dengan sedih: “Mengapa di mimpiku, kamu tetap saja terlalu jauh dan tak tergapai?”

Mendengar ucapannya, mata Alberto Ji berkedip sedikit dan melihatnya berdiri dengan sempoyongan dalam diam, tiba-tiba, tubuhnya goyah dan dia akan jatuh.

Alberto Ji segera menangkapnya, sehingga Miranda Wen jauh ke dalam pelukannya.

Aroma yang segar bercampur dengan aroma anggur mengalir ke hidung Alberto Ji, dan jantungnya berdetak kencang.

Miranda Wen menengadah dari pelukannya, menyipitkan matanya yang mabuk, dan menatap dagu Alberto Ji yang tegas. Dia tidak kuasa menahan untuk mengangkat tangan dan menyentuhnya, mulutnya bergumam: "Kakak, mengapa aku tidak menikah denganmu? Jika aku menikah denganmu, Zayn tidak akan marah …..."

Mendengar hal ini, Alberto Ji mengerutkan kening dan menatap wajahnya yang cantik dengan dalam, ini adalah kedua kalinya dia mengatakan hal seperti itu, saat yang sama ketika dia mabuk.

Miranda Wen tersenyum bodoh, “Zayn sama sekali tidak mengerti…… kalau aku terpaksa menikah dengan Bernando……”

“Kamu mabuk!” Alberto Ji berkata dengan datar, kemudian bersiap membawanya turun ke bawah.

Tiba-tiba, Miranda Wen menjulurkan tangannya dan memeluk leher Alberto Ji, dan menekannya dengan sekuat tenaga, lalu menciumnya dengan bibir yang beraroma anggur.

Alberto Ji membelalak-kan matanya dan menatapnya dengan kaget.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu