Eternal Love - Bab 60 Lumayan tertarik dengan gadis itu

Tepat ketika jantung Miranda Wen hampir copot, Willy Song tiba-tiba mendorongnya, dia kembali menyeringai, dan berkata: "Aku hanya bercanda, kenapa kamu seserius ini?"

Perubahan yang mendadak ini membuat Miranda Wen sedikit kebingungan, dan dia ditarik oleh Alberto Ji ke sisinya .

“Kalian bawa dia keluar dulu,” kata Alberto Ji kepada teman-teman di sampingnya.

Beberapa orang itu tidak mengatakan apa-apa, dan langsung membawa Miranda Wen keluar.

Miranda Wen berjalan sambil menoleh menatap punggung Alberto Ji dengan khawatir.

Meskipun khawatir, tapi dia juga tahu kalau dia tetap tinggal di dalam hanya akan menambah masalah, oleh karena itu dia menurut dan berjalan keluar mengikuti teman-teman Alberto.

Pintu ruangan VIP ditutup, dan hanya menyisakan Alberto Ji dan Willy Song di dalam ruangan.

Willy Song mengambil wine di atas meja dan menyesap, lalu mengenggam gelas wine di tangannya dan mengguncangnya dengan lembut. Dia melihat wine di dalam gelas sambil tersenyum, lalu dia mendongak dan menatap Alberto Ji , " Kelihatannya kamu cukup peduli dengan gadis itu. "

Melihat raut wajah Alberto Ji yang murung, senyuman di bibirnya semakin lebar, "Sejujurnya, aku lumayan tertarik dengan gadis itu."

Kata-katanya ini seperti sedang memprovokasi dan mengujinya.

Alberto Ji menyipitkan matanya, "Willy Song, jangan sentuh orang yang tidak seharusnya kamu sentuh." Suaranya dingin, dan mengandung makna peringatan.

Mendengar kata-katanya, Willy Song tersenyum dan langsung mengabaikan kata-katanya, dan langsung berkata: "Gadis itu cukup menarik, dan sangat sesuai dengan seleraku."

“Willy Song, kalau kamu berani menyentuhnya lagi.” Wajah Alberto Ji yang tampan penuh dengan aura membunuh.

Tapi Willy Song tidak takut, senyumannya semakin lebar dan kata-katanya semakin menantang: "Yo, Alberto Ji , sepertinya kamu benar-benar peduli pada gadis itu."

Alberto Ji tertawa dengan sinis, "Kamu tidak perlu mengujiku. Hari ini aku peringatkan kepadamu, kalau kamu berani menyentuh salah satu anggota Keluarga Ji, Keluarga Song termasuk kamu harus siap membayarnya."

Selesai berbicara dia berbalik dan berjalan pergi.

Willy Song melihat kepergiannya, sorot matanya menjadi semakin gelap, dan senyuman aneh memenuhi bibirnya, "Alberto Ji, semakin kamu peduli kepadanya, aku semakin ingin menghancurkannya."

Hari ini, dia menangkap istri si idiot itu, hanya karena ingin menguji Alberto Ji, dan hasilnya sangat memuaskan.

Kedepannya akan ada permanian seru!

...

Di luar ruangan, Miranda Wen berjalan mondar mandir sambil menoleh melihat ke arah pintu yang tertutup dari waktu ke waktu. Ada beberapa kali, dia ingin menerobos masuk, karena takut berandalan itu akan mencelakai kakak pertama.

"Kalau berandalan itu berani melakukan sesuatu kepada kakak pertama, aku akan masuk ke dalam dan bertarung mati-matian dengannya."

Kata-kata yang diucapkannya barusan didengar oleh orang yang berada di sampingnya, dan membuat orang itu tertawa dengan keras, "Berandalan? Kata ini sangat cocok untuk Willy Song ."

Miranda Wen melihat ke arah datangnya suara, dan melihat seorang pria tampan yang sedang menatapnya sambil tertawa.

"Adik ipar, aku adalah teman baik Alberto, Jaxon Qin."

Miranda Wen menyadari dia adalah orang yang mengatai Willy Song di dalam ruangan VIP tadi, Miranda mengangguk kepadanya dan hendak menyapanya.

Melihat kekhawatirannya, Jaxon Qin menghiburnya: "Adik ipar, kamu tenang saja. Di Kota Beijing ini, masih belum ada orang yang berani menyentuh Alberto, orang yang ada di dalam itu juga tidak berani."

Miranda Wen tahu pengaruh Keluarga Ji dan kemampuan kakak pertamanya, tetapi yang ada di dalam adalah berandalan, dia agak ragu, dan sedikit khawatir.

Tapi tepat pada saat ini, pintu terbuka.

Begitu mendengar suara pintu, Miranda Wen langsung menoleh dan melihat pria yang dari tadi dia khawatirkan sudah keluar dari situ.

Melihatnya keluar dengan selamat, Miranda Wen langsung merasa lega, lalu dia bergegas menghampirinya dan bertanya dengan khawatir, "Kakak, apakah berandalan itu melakukan sesuatu kepadamu?"

Alberto Ji menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata dengan santai: "Ayo pulang."

Miranda Wen bisa melihat dengan jelas dia terlihat sedikit tidak bahagia, oleh karena tanpa sadar dia melihat ke arah Jaxon Qin.

Jaxon Qin juga bisa melihat suasana hati Alberto Ji sedang tidak baik. Dia berdeham lalu berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu, kami tidak akan mengantar kalian lagi."

Selesai berbicara, Jaxon Qin dan kawan-kawan langsung pergi dengan cepat.

Kecepatannya sangat cepat hingga membuat Miranda Wen berdecak.

Begitu Jaxon Qin dan kawan-kawan pergi, disana hanya tersisa dia dan kakak pertama.

Suasana canggung menyelimuti mereka, Miranda Wen memandangi Alberto Ji, dia menggerakkan bibirnya, dan hendak mengatakan sesuatu.

Tapi dia malah mendengar Alberto berkata: "Ayo." Lalu dia berjalan duluan ke arah pintu keluar.

Miranda Wen menggigit bibirnya lalu berjalan mengikutinya.

...

Langit malam terbentang, lampu-lampu jalan di kedua sisi jalan bersinar di luar jendela mobil, Miranda Wen melihat pejalan kaki yang sedang berlalu lalang di jalanan, saat ini dia tidak tahu harus berbuat apa.

Sejak masuk ke dalam mobil sampai sekarang, dia dan kakak pertama tidak mengucapkan sepatah kata pun, suasana di dalam mobil sangat canggung.

Dia menoleh dan menatap kakak pertama yang sedang fokus mengemudi, dia menggigit bibir bagian bawahnya, lalu dengan ragu-ragu dia berkata: "Kakak, apakah kamu sedang marah?"

Dia mencoba memecah keheningan ini, tapi seakan tidak mendengar kata-katanya Alberto Ji hanya menatap jalan di depan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dia merasa sedikit tidak sennag, tapi begitu memikirkan masalah hari ini memang disebabkan oleh dirinya.

Dia berkata dengan takut, "Kakak, aku minta maaf, aku menyusahkanmu lagi."

Lalu dia menambahkan: "Kelak aku pasti tidak akan datang ke tempat seperti ini lagi. Hari ini aku datang karena bermain dengan temanku, tapi aku tidak menyangka akan bertemu dengan berandalan itu. Kakak, bisakah kamu tidak marah lagi? Aku berjanji, kelak aku pasti tidak akan datang ke tempat seperti itu lagi. "

Sambil berkata, dia mengangkat tangannya hingga setinggi dahi untuk bersumpah.

Dia sudah meminta maaf dan berjanji, Kakak pertama tidak akan mengabaikannya lagi kan?

Untung saja, kali ini Kakak pertama akhirnya merespon. Dia menoleh ke arahnya, lalu berkata dengan suara yang tenang: "Kelak kalau bertemu pria itu, menjauhlah."

Miranda Wen bergegas mengangguk dan berjanji, "Hmm, aku pasti akan menjauhinya sejauh mungkin."

Alberto Ji kembali meliriknya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Apakah kakak pertama sudah tidak marah dan sudah memaafkannya?

Miranda Wen diam-diam merasa lega, bagus sekali, masalah ini akhirnya terselesaikan.

Tapi……

Miranda Wen masih tidak mengerti, kenapa berandalan itu menjadikan dirinya sebagai targetnya? Apakah seperti yang dia katakan, karena dia adalah anggota Keluarga Ji?

Tapi tidak benar. Bagi Keluarga Ji dia tidak begitu penting. Tujuan berandalan itu pasti tidak sesederhana itu.

Begitu memikirkan berandalan itu, amarah Miranda Wen langsung meluap, semuanya karena berandalan itu. Kalau bukan karena dia, mana mungkin dia menyusahkan kakak pertama lagi?

Kakak pertama berulang kali membantunya, apakah kakak pertama akan menganggapnya sebagai pengacau?

Memikirkan hal ini, Miranda Wen menyembunyikan wajahnya, dan merasa sangat malu.

Dia membuka jari-jarinya untuk mengintip Alberto Ji, tapi matanya malah bertemu dengan mata Alberto. Jantungnya langsung berdetak dengan cepat, dia bergegas menoleh dan melihat ke luar jendela.

Suasana di dalam mobil kembali hening.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu