Eternal Love - Bab 73 Akhirnya Kamu Bangun

Miranda Wen demam tinggi, telinganya samar-samar mendengar seseorang berbicara. Dia ingin membuka matanya untuk melihat sekitarnya, tetapi tetap tidak bisa karena kelopak matanya terlalu berat untuk dibuka.

"Untungnya, ia ditemukan tepat pada waktunya, kalau tidak, ia akan terus demam dan mungkin bisa sakit radang paru-paru." Dokter meminta perawat untuk memberikan suntikan antipiretik pada Miranda Wen, sambil dengan penuh rasa syukur berbicara pada Alberto Ji.

Setelah obat sudah disuntikan, khasiat obat mulai bekerja, Miranda Wen tertidur nyenyak, alisnya yang mengerut pun sudah perlahan kembali relaks.

Alberto Ji menghampirinya setelah meminta para pelayan utnuk mengantarkan dokter ke luar. Ia menatap gadis yang matanya masih tertutup di tempat itu. Matanya begitu dalam hingga tak terlihat apa yang sedang dipikirkan olehnya saat ini.

"Alberto, dokter bilang apa?"

Tuan besar dari keluarga Jin masuk ke dalam kamar itu, di belakangnya diikuti oleh anggota keluarga Ji yang lainnya.

Alberto Ji berbalik dan memberi tahu apa yang dikatakan dokter kepada orang tua itu. Orang-orang yang datang pun mendengarkannya, satu per satu langsung merasa lega setelah mendengarnya.

"Miranda istriku..." Bernando Ji khawatir saat akanmelihat kondisi Miranda Wen, tapi ia dihentikan oleh Alberto Ji.

"Jangan ganggu dia, biarkan dia istirahat dengan baik."

Meskipun Bernando Ji sangat mengkhawatirkan Miranda Wen, tapi ia tetap mengangguk patuh.

Semua orang pergi satu demi satu, Alberto Ji kembali menatap orang yang berbaring di tempat tidur itu, lalu mengikuti yang lainnya keluar dari kamar itu.

"Joyce, bagaimana kamu melakukan sesuatu dengan sembrono? Pakaian Miranda masih basah, kenapa langsung menyuruhnya untuk berlutur di aula leluhur tanpa membiarkannya mengganti bajunya dulu. Jika masalah ini bocor, semua orang akan berpikir keluarga Ji melecehkan menantunya sendiri?"

Kakek itu menegur keras Joyce Qin, menantu perempuannya baik dalam segala hal, tetapi tidak pernah terlalu subjektif.

Joyce Qin tahu dirinya salah, ia pun tak berani berbicara.

Alberto Ji melihat ke samping, matanya menyipit. Pandangan tegas terangkat. Semua ini disebabkan oleh Sisca Wen, yang berulang kali menjebak mencoba menjatuhkan Miranda Wen. Alberto Ji berpikir, setelah dirinya memberi pelajaran pada keluarga Wen, Melvin Wen akan memberi pelajaran pada putrinya, mengajari putrinya apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, tetapi sekarang tampaknya tidak.

Sepertinya, tidak memberikan jalan kepada keluarga Wen, tidak berpengaruh apapun pada mereka.

……

Rumah Keluarga Wen.

Setelah kembali dari keluarga Ji, Sisca Wen gelisah. Pikirannya terus terbayang-bayang akan wajah Adelina Gu yang membiru. Walaupun dia sudah berhasil mendorong Miranda Wen, tapi hatinya tetap merasa tidak tenang.

Melihat kekhawatirannya, Yenny Shen menghiburnya: "Kamu tidak perlu khawatir, asalkan kamu tidak mengaku, Miranda Wen-lah yang mendorong anak itu ke danau."

"Tapi..." Sisca Wen mengerutkan kening, mengungkapkan kekhawatirannya, "Bu, si bodoh itu juga hadir. Dia melihatku mendorong Miranda Wen..."

"Ah..." Yenny Shen menyeringai, dengan suara rendah, "Si bodoh, apa orang-orang akan memercayai ucapannya?"

Sisca Wen merasa ada benarnya juga, siapa yang akan percaya apa yang dikatakan oleh Bernando Ji.

Berpikir seperti ini, Sisca Wen akhirnya merasa tenang, dia sekarang tinggal menunggu dan melihat lelucon Miranda Wen.

Di malam hari, begitu Melvin Wen kembali ke rumah, dia berteriak dengan marah pada ibu dan putrinya, Yenny Shen yang duduk di ruang tamu: "Apa yang kalian berdua lakukan?"

Yenny Shen dan Sisca Wen takut dengan amarahnya. Yenny Shen bereaksi dan menatapnya dengan tidak puas, "Ada apa tiba-tiba menggila seperti ini?"

Melvin Wen melonggarkan dasinya, dadanya berombak dengan marah, dia memelototi mereka, "Sebelum Sisca memarahi Bernando Ji, dan membuat marah Alberto Ji, dana yang dijanjikan keluarga Ji kepada kita sudah dibatalkan. Banyak bank tidak mau meminjamkan uang pada kita. Kalian harus tahu situasi perusahaan kita akhir-kahir ini bagaimana."

Yenny Shen dan Sisca Wen saling memandang, mereka benar-benar tahu, kalau tidak kenapa mereka pergi ke rumah keluarga Ji hari ini?

Hari ini, niat mereka pergi ke rumah keluarga Ji, agar Miranda Wen mau membantu keluarga Wen. Tapi, siapa sangka masalahnya jadi seperti ini?

Lantas...

Mata Yenny Shen melebar tiba-tiba, firasat buruk pun muncul di hatinya.

Hanya terdengar suara Melvin Wen yang terus berbicara dengan marah, "Aku sudah melakukan berbagai upaya, sulit sekali sampai akhirnya bisa membujuk satu perusahaan untuk meminjamkan uangnya untuk kita, tetapi hari ini orang yang bertanggung jawab atas bank mengatakan kepadaku bahwa bank tidak akan memberikan pinjaman."

Sampai di sini, ekspresi wajah Melvin Wen sangat berat. "Jika ini terus berlanjut, beberapa proyek perusahaan akan ditutup, dan saham akan terus turun. Dalam dua bulan, perusahaan akan bangkrut."

Mendengar ini, wajah Yenny Shen dan Sisca Wen berubah secara dramatis, bangkrut?

Pikiran pertama Sisca Wen adalah, keluarga Wen bangkrut, maka dia tidak akan menjadi Nona Emas lagi, identitas ini akan sepenuhnya hilang, lalu, mana mungkin ia masih bisa untuk menikah dengan keluarga Ji? Dia tidak bisa menikmati kemuliaan dan kekayaan itu?

Yenny Shen tidak menyangka segalanya akan menjadi begitu serius. Ini benar-benar sangat menyedihkan.

Melvin Wen melihat ekspresi wajah mereka tidak benar, bertanya dengan keras, "Apa yang kamu lakukan di rumah keluarga Ji hari ini?"

Menghadapi pertanyaannya ini, Yenny Shen dan Sisca Wen menjadi pucat, mereka tidak tahu bagaimana menjawabnya.

……

Miranda Wen terbangun dan membuka matanya, ia melihat langit-langit yang sudah dikenalnya, matanya sedikit linglung.

Bagaimana dia bisa berada di kamarnya?

Bukankah dia berlutut di aula leluhur?

Dia ingat, dirinya demam dan pening, apakah dia pingsan?

Siapa yang membawanya kembali ke kamar?

Dia berjuang untuk duduk. Saat ini, dia baru menyadari, seluruh tubuhnya sangat sakit, kepalanya masih agak pening.

Seorang pelayan masuk. Ia langsung berjalan cepat saat melihatnya bangun, dengan terkejut berkata: "Nyonya muda, Nyonya sudah bangun."

Miranda Wen menatapnya dan sedikit tersenyum, "Yah, aku sudah bangun."

Pelayan itu dengan cepat menuangkan segelas air ke tangannya, "Nyonya Muda, Nyonya sudah pingsan semalaman."

Semalaman?

Miranda Wen menoleh melihat ke luar jendelan. Langit sudah cerah, sinar matahari kebetulan sedang bagus.

Dia sudah tidur begitu lama.

Setelah menyesap air, dia ragu-ragu dan bertanya, "Bagaimana aku bisa kembali ke kamar kemarin?"

"Tuan Muda Besar, menggendongmu ke sini. Pada saat itu, Nyonya demam tinggi hampir empat puluh derajat, hingga membuat semua orang panik."

Miranda Wen tidak memperhatikan apa yang dia katakan, dia hanya mendengar kalimat sebelumnya.

Ternyata kakak laki-laki tertua yang membawanya kembali ke kamar.

Ada kehangatan di hatinya, di keluarga Ji, hanya kakak tertua yang benar-benar peduli padanya.

"Nyonya Muda, apakah Nyonya lapar?" Pelayan itu bertanya.

Miranda Wen mengangkat kepalanya, tersenyum dan menjawab: "Lapar, aku tidur sepanjang malam, aku sangat lapar."

"Kalau begitu aku akan membawakanmu bubur."

Miranda Wen bersandar di kepala tempat tidur, menyaksikan pelayan berjalan keluar, dengan senyum tipis di bibirnya.

Meskipun tubuhnya masih agak lemah, dia merasa jauh lebih baik ketika dia mendengar kalau kakak itu membawa dirinya kembali ke kamar. Keluhan yang dia derita kemarin seperti berkurang.

Ada suara langkah kaki dari jauh dan mendekat di luar pintu. Sosok yang familier dengannya pun masuk ke kamarnya.

Ketika melihatnya, orang itu langsung bergegas untuk memeluknya, "Miranda istriku, akhirnya kamu bangun."

Meskipun dia adalah suaminya, dia tidak terbiasa berada terlalu dekat dengannya. Dia mengulurkan tangan untuk mendorongnya dan tersenyum kepadanya, "Yah, aku sudah bangun."

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu