Eternal Love - Bab 196 Menghancurkan Pondasi Lawan

Setelah menyelesaikan masalah Christian Xia, Miranda Wen dan Elisha Yu membahas pengoperasian studio.

Sampai saat ini, beberapa karya Christian Xia telah dipromosikan ke Internet oleh Elisha Yu, dan mendapatkan tanggapan yang sangat bagus. Banyak orang bertanya kapan produk aslinya bisa diproduksi.

Pada tahap awal, Miranda Wen mengajukan satu juta yuan untuk memulai studio, tetapi uang tersebut jauh dari cukup. Jika kita benar-benar ingin meluncurkan produk asli, perlu banyak uang untuk mengoperasikannya.

“Lagi pula babak awal lomba desain ini hanya menggunakan draft desain, tapi babak finalnya harus menunjukkan produk asli di atas panggung. Jika kita tidak menemukan cara untuk menggalang dana lebih awal, hal ini akan sangat merugikan bagi kita."

Elisha Yu mengatakan keprihatinannya, sekarang ini di industri perhiasan, permata biru yang sembaranganpun harganya sudah seberapa, hal ini bukanlah sesuatu yang mudah diselesaikan hanya dengan satu juta yuan.

Miranda Wen juga mengetahui bahwa ini adalah masalah yang sangat serius. Ketika dia mendirikan studio ini, dia juga tidak berpikir terlalu banyak, dia hanya sebatas ingin mewujudkan mimpinya.

Tapi dilihat sekarang sepertinya dia masih terlalu polos.

Tapi pedang sudah lepas dari sarungnya. Tidak ada alasan untuk menariknya kembali.

“Dari segi modal, aku masih memiliki sedikit uang. Akan kugunakan sebagai modal biaya untuk pembuatan produk di final kompetisi desain. Sedangkan untuk investasi lainnya, aku akan coba mencari cara lain.”

Saat ini, Miranda Wen hanya bisa berpikir seperti itu. Dia harus membuat proposal bisnis untuk melihat apakah dia bisa masuk ke studio investasi investor. Ini adalah rencana jangka panjang.

“Miranda, berapa banyak uang yang mampu kamu keluarkan? Aku pikir itu akan menghabiskan banyak uang untuk membuat produk jadi dari rancangan Christian Xia.” Elisha Yu khawatir uangnya tidak cukup.

"Lima juta yuan." Itu jumlah terbesar yang bisa dia keluarkan.

"Lima juta yuan?" Elisha Yu berseru, menatapnya dengan tidak percaya, “Apa-apaan! Ternyata kamu masih memiliki banyak uang!”

"Banyakkah?" Miranda Wen mengerutkan kening. "Menurutku itu tidak cukup."

Untuk menjalankan sebuah studio lima juta hanya seperti setetes air dalam ember.

"Benar tak cukup, tapi untuk jangka pendek itu terbilang cukup." Elisha Yu melihat situasi studio saat ini. “Fokus studio sekarang adalah kompetisi Christian Xia. Untuk sementara waktu. Kita tidak akan mengekspos rancangan Christian Xia. Ketika kompetisi selesai, kita akan mempertimbangkan apakah akan meluncurkan karyanya. Saat itu, kita bisa memanfaatkan kepopulitasan dari kompetisi. "

Miranda Wen tidak bisa menahan tawa. "Sepertinya kamu sudah merencanakannya."

"Tentu saja, kamu mempercayakan kinerja studio kepadaku, bagaimana mungkin aku tidak melakukannya dengan baik?" Elisha Yu terkekeh dan memeluk bahunya. "Mengenaimu, cukuplah jadi bos di belakang layar, sesekali datang sudah cukup."

"Benarkah?" Miranda Wen memandangnya dengan curiga.

Elisha Yu memelototinya dengan marah, "Kenapa? Kamu belum percaya padaku?”

Miranda Wen tertawa. "Percaya, tentu saja percaya."

Jika bukan karena bantuan Elisha Yu, melihat situasinya yang sekarang, dia tidak akan mampu mengurusnya.

Miranda Wen berada di studio sampai hampir jam 10 malam dan baru pulang. Ketika dia pulang, ibu mertua dan lainnya sudah beristirahat. Hal ini cukup menjauhinya dari omelan mereka.

Setelah kembali ke kamar dia mandi dan berganti pakaian yang nyaman, lalu duduk bersila di tempat tidur dengan laptopnya, jari-jarinya menggetuk keyboard.

Sesekali, dia berhenti dan melihat layar komputer sambil berpikir. Setelah sekitar setengah jam, akhirnya proposal bisnis selesai.

Dia memeriksanya dengan teliti dan menemukan bahwa tidak ada yang salah dengan hasilnya, lalu dia menyimpannya dan menutupi laptopnya.

Dengan laptop di pelukannya, dia keluar ruangan, melihat sekeliling dan berjalan menuju ruang kerja.

Dia ingin mencetak proposal bisnisnya, lebih baik mencetak lebih, untuk mencari para investor.

Lampu di ruang baca masih menyala, dengan perlahan dia membuka pintu dan menemukan Alberto Ji masih di sana.

Dia berdiri dengan ragu di depan pintu baru masuk.

"Kakak pertama." Berjalan ke depan meja, dia berbisik kepada pria yang melihat dokumen dengan serius.

Mendengar suara itu, Alberto Ji mengangkat kepalanya, dan ketika dia melihatnya, secercah cahaya menyapu matanya.

"Kenapa belum tidur?" Suaranya begitu tenang seperti tidak ada emosi dalam suaranya.

Miranda Wen tersenyum. "Aku kemari untuk mencetak dokumen."

Alberto Ji melirik laptop di pelukannya, tidak mengatakan apa-apa, menundukkan kepalanya dan lanjut melihat ke dokumennya.

Miranda Wen menjulurkan lidahnya, berjalan cepat ke printer, menyalakan komputer dan mulai menghubungkan ke printer.

Selama proses pencetakan, dia diam-diam melihat ke arah Alberto Ji, lalu melihat dokumen yang menumpuk di mejanya. Dia memasukkan lidahnya. Kakaknya bekerja dengan keras. Dia sudah sangat sibuk di perusahaan. Ketika pulang, dia masih harus berurusan dengan dokumen yang begitu banyak. Seperti yang telah diperkirakan, menjadi presiden direktur bukanlah hal yang mudah.

Melihat betapa serius kakaknya, gerakan Miranda Wen menjadi sangat ringan, takut mengeluarkan suara dan menganggunya.

Setelah dokumen itu dicetak, Miranda memilahnya lalu berjalan ke arah meja, mengambil stapler dan mulai menggabungkannya.

Alberto Ji memandang sekilas dokumen yang ditinggalkannya di meja dan kata-kata "Proposal Bisnis" menarik perhatiannya.

Dia mengambil dan mengetahui bahwa dokumen itu adalah proposal bisnis untuk studio.

"Kamu ingin berinvestasi?" Setelah melihat dokumen, dia memandang Miranda Wen.

"Iya, jika ingin mengoperasikan studio membutuhkan sejumlah investasi, tidak akan cukup jika hanya mengandalkan modal dariku.” Di hadapan kakaknya, MirandaWen tidak menutupi apapun.

Alberto Ji meletakkan dokumen itu dan merenung sejenak, "Coba katakan prospek dan tujuan studiomu di masa yang akan datang.”

"Hm?" Miranda Wen tertegun.

"Katakan padaku, mungkin aku bisa berinvestasi."

Dia ingin berinvestasi ?!

Miranda Wen sangat senang. Jika kakaknya mau berinvestasi, itu akan menjadi hal yang baik.

Maka dari itu dia tidak berani memiliki sedikit pun keraguan dan memberi tahu kakaknya tentang visi pengembangan studio yang akan datang. "Aku bermaksud membuat studio mengambil rute kustomisasi kelas atas, dengan begini bahkan dapat mempertahankan kualitas produknya, tetapi juga memastikan bahwa studio tidak akan hanyut mengikuti arus, menjadikan studio yang berbeda dari studio yang lain.

Alberto Ji mendengarkan dan mengangkat alisnya. "Jika Anda mengambil rute kustom kelas atas, investasi awal bukanlah jumlah yang kecil."

Miranda Wen menyeringai canggung, "Itulah sebabnya aku akan membuat proposal bisnis dan berinvestasi."

"Apakah menurutmu studiomu akan menjadi salah satu dari seluruh studio yang bersinar?" Alberto Ji bertanya.

“Tentu saja!” Tanpa pikir panjang, Miranda Wen berkata, “Selain kekurangan dana, tingkat desain Christian Xia dan Giselle Ning dalam industri desain perhiasan tidak bisa dianggap remeh. Adanya mereka, bagaimana mungkin studioku tidak menonjol? "

Untuk mencoba menarik investasi dari Alberto Ji, Miranda Wen sangat percaya diri.

"Giselle Ning?" Alberto Ji mengerutkan kening. "Bukankah dia perancang perusahaan? Bagaimana bisa menjadi perancang studiomu?"

"Er..." Miranda Wen merasa malu. "Aku hanya sembarang menyebutnya."

Alberto Ji menatapnya dengan penuh makna. "Aku pikir kamu mencoba menggunakan orang dari perusahaan.”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu