Eternal Love - Bab 189 Hantu yang Kekanak-kanakan

Sudah sampai di taman bermain.

Setelah turun dari mobil, Miranda Wen menggenggam tangan Bernando Ji, lalu menengok ke Zayn Shen dan Alberto Ji, sambil tertawa berkata : “kalian berdua pergilah ke kedai kopi duduk dan mengobrol.”

Ia tidak mau menyusahkan mereka berdua.

Zayn Shen melirik ke kakak sepupunya, mengerutkan bibir, “lupakan, aku tetap menemani kalian pergi.”

Meskipun ia tidak ingin ikut bermain, selain tidak tenang karena Miranda Kecil pergi sendirian, ia lebih tidak ingin bersama dengan kakak sepupunya berada di kedai kopi, dua orang dewasa terlihat sangat aneh, ketika orang lain melihatnya, bisa menimbulkan pemikiran yang tidak baik untuk anak-anak.

Miranda Wen mengangkat alisnya, tidak berkata apapun, lalu menoleh ke Alberto Ji, “bagaimana dengan kakak? Apakah akan pergi sendiri ke kedai kopi?

Alberto Ji tidak menjawab, dengan tatapan dalam menatapnya.

Miranda Wen seketika bereaksi, “haha” ia tertawa dua kali, “baiklah, kita berempat pergi bersama.”

Karena akhir pekan, pengunjung taman bermain sangat banyak, selain keluarga yang membawa anaknya, banyak juga pasangan dan gadis muda.

Sepanjang jalan, sama seperti yang dipikirkan Miranda Wen, ia tidak tahu ada berapa banyak wanita yang iri melihatnya, ketika Alberto Ji dan mereka bertiga lewat, seketika wanita-wanita itu seperti sedang melihat artis, mata dan hati mereka memerah, bahkan ada beberapa yang berteriak.

Alberto Ji dan Zayn Shen sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini, yang satu cuek seperti biasanya, yang satu lagi sambil tertawa menyapa gadis-gadis itu, seperti takut kalau keributan itu tidak cukup besar.

Seketika Miranda Wen menyesal menyuruh mereka kemari, terutama Zayn Shen yang suka genit dengan para gadis.

“Miranda, istriku, aku mau naik itu.” tiba-tiba Bernando Ji berhenti, menunjuk ke wahana kora-kora yang tak jauh dari sana.

Miranda Wen tertegun, dan dengan tidak yakin bertanya : “Bernando, apa kamu yakin ingin naik itu? Itu sangat berbahaya.”

“Bernando ingin bermain.” Bernando mengedipkan mata dan melihatnya dengan memelas.

Miranda tidak dapat menolaknya, “baiklah, aku menemanimu naik wahana itu.”

Selesai berkata, ia menarik Bernando Ji membeli tiket.

Melihat ini, Alberto Ji mengerutkan kening, bukankah tubuhnya tidak memungkinkan untuk menaiki wahana yang berbahaya itu?

Ia berjalan cepat, lalu menghentikan Miranda Wen dan Bernando Ji saat mereka akan masuk.

“kakak, ada apa?” Miranda Wen menatapnya dengan curiga.

“wahana kora-kora ini, kamu tidak boleh bermain.”

Alberto Ji mengatakannya dengan tegas, Miranda Wen sangat kebingungan, “kenapa aku tidak boleh bermain?”

Alberto Ji tidak menjawabnya, ia mengalihkan pandangan ke Zayn Shen yang mengikutinya, dan tanpa ragu memerintahkannya : “kamu menemani Bernando bermain.”

“hah?” Zayn Shen menatapnya kebingungan, “mengapa harus aku yang menemani? Kenapa kamu sendiri tidak...”

Alberto Ji menyipitkan matanya, memberi kode berbahaya, Zayn Shen hanya bisa menahan perkataannya, dengan tidak senang bergumam : “berpikir kalau kakak tertua bisa memaksa yang kecil.”

Melihat Zayn Shen tidak ingin menemani Bernando Ji bermain, Miranda Wen segera berkata : “kakak, aku bisa menemani Bernando. Meskipun wahana kora-kora terlihat berbahaya, tapi sebenarnya hanya sedikit berbahaya, aku bisa.”

Alberto Ji menatapnya dengan tenang, lalu dengan suara lembut berkata : “bukankan kamu tidak enak badan?”

Setelah mendengarkan perkataan itu, Miranda Wen dan Zayn Shen menegang, tanpa sadar, ekspresi gugup muncul di raut wajah mereka berdua.

Apa yang sudah ia ketahui?

Lalu terdengar Alberto Ji menambahkan kalimat lagi : “akhir-akhir ini perutmu sedang tidak baik, hal ini mudah menyebabkan kamu pusing, kalau kamu merasa tidak enak badan, ini akan berbahaya bagi kesehatanmu.”

Ternyata apa yang ia maksud tidak enak badan adalah ini?

Miranda Wen dan Zayn Shen menghela napas lega.

“aku menemani Bernando bermain.” ucap Zayn Shen.

Kondisi tubuh Miranda kecil saat ini sangat tidak memungkinkah untuh bermain wahana ini, kakak sepupu tidak bisa menemani Bernando, jadi terpaksa hanya ia yang dapat menemaninya.

Zayn Shen membawa Bernando masuk ke wahana kora-kora, sedangkan Alberto Ji dan Miranda Wen mencari kedai kopi untuk beristirahat.

“cuaca hari ini sangat cerah ya!” Miranda Wen menatap langit yang biru, wajah kecilnya yang cantik dipenuhi dengan senyuman.

Mata Alberto Ji berkedip, lalu mengatakan : “kamu sebaiknya banyak keluar berjemur, sangat baik untuk tubuh.”

Miranda Wen tertegun, lalu tertawa dan berkata : “pekerjaan sangat sibuk, benar-benar tidak punya waktu untuk berjemur.”

“jika merasa kerjaan sangat sibuk, maka istirahatlah sejenak, lalu kembali bekerja jika tubuh sudah tidak lelah.”

Setelah mendengarkan, Miranda Wen menggelengkan kepala, “tidak perlu, tubuhku baik-baik saja.”

Alberto Ji menatapnya dalam-dalam, bola matanya yang hitam seperti kolam.

Ia entah mengapa sedikit merasa bersalah, dan dengan tidak nyaman mengalihkan pembicaraan, memandang ke arah wahana kora-kora, lalu mengubak topik pembicaraan, “ini sangat merepotkan Zayn Shen, menyuruhnya menemani Bernando bermain kora-kora.”

Alberto Ji melihatnya sekilas, kemudian mengalihkan pandangan, tidak bersuara.

Ia tidak bersuara, maka Miranda Wen juga diam, keheningan muncul di antara mereka berdua.

Ketika pelayan membawakan kopi, dan ketika Miranda Wen mencium aroma kopi itu, langsung menyeritkan dahi, tanpa sadar menutup mulutnya, menahan rasa mual yang muncul.

Alberto Ji melihatnya, mengerutkan alisnya, lalu berkata kepada pelayan : “maaf, kami tidak mau minum kopi lagi, tolong ganti jus buah saja.”

Pelayan tertegun sejenak, dengan tidak enak berkata : “tuan, aku takut kalau tidak bisa.”

“kopi ini saya bayar, terserah kamu minum sendiri atau berikan kepada pelanggan yang lain.”

Mendengar Alberto Ji berkata seperti itu, pelayan tidak bisa berkata-kata lagi, lalu mengambil kopi dan menggantinya dengan jus buah.

Miranda Wen tidak paham mengapa ia bersikeras mengganti kopi dengan jus buah, tapi ia tidak terlalu banyak berpikir, hanya menganggap kalau ia memang ingin mengganti seleranya.

……

Setelah satu jam lebih, Zayn Shen dan Bernando Ji akhirnya selesai bermain, lalu menghampiri mereka.

Begitu Zayn Shen duduk, Miranda Wen langsung tertawa melihatnya, “katanya tidak mau bermain? Kenapa kamu terlihat lebih bahagia? Baru saja ia menampar wajahnya sendiri!”

Mendengar ada ejekan dari perkataan itu, Zayn Shen mengusap-usap hidungnya, dengan canggung membela dirinya sendiri : “siapa yang tahu kalau wahana kora-kora ini, dibandingkan dengan jaman dulu kita kecil jauh lebih seru.”

“iya benar.” menyipitkan mata memandangnya, tanpa malu mengatakannya, “kamu baru saja bermain dengan sangat gembira, dan menaikinya beberapa kali, cukup hebat. Hantu kekanak-kanakan!”

“Miranda Wen!” Zayn Shen menatapnya dengan tidak senang.

Berani-berani nya ia mengatakan hantu kekanak-kanakan, sungguh menyebalkan!

“kakak Zayn juga membawaku bermain bom-bom car.” Bernando Ji yang duduk disebelahnya berkata dengan suara kecil.

“bom-bom car?”

Miranda Wen memandang Zayn Shen tidak percaya, ya Tuhan, dua pria dewasa, tubuh yang jangkung dan kaki yang panjang, duduk bersempitan di dalam mobil kecil itu, dipikir-pikir menyakitkan juga.

Ia menepuk bahu Bernando Ji, dan penuh belas kasihan berkata : “Bernando, aku sangat merasa bersalah kepadamu. Orang ini ternyata lebih kekanak-kanakan dibanding kamu!”

“Miranda Wen, jangan berlebihan!” Zayn Shen berseru dengan tidak senang.

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu