Eternal Love - Bab 407 Terlewat Begitu Saja

Miranda Wen berpikir sambil matanya melihat sekeliling. Setelah mengamati beberapa saat, dia tidak melihat seberapa mirip mereka, jadi dia bertanya dengan sopan, "Aku dengar bahwa penanggung jawab LC Studio sangat tampan?"

Orang yang bertanggung jawab itu terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Miranda Wen, lalu menatap Miranda Wen sebuah sorot mata penuh pengertian, "Ya, meskipun ada semua jenis pria tampan di bisnis ini, tapi dia benar-benar unik. Sulit bagi siapa pun yang pernah bertemu dengannya untuk melupakannya."

Setelah mendengar kata si penanggung jawab, Miranda Wen menjadi semakin penasaran dengan penanggung jawab LC Studio, "Apakah benar-benar sebagus yang kamu katakan? Kalau begitu kamu bawa aku untuk menemuinya."

Si penanggung jawab melihat tempat duduk Alberto Ji, ketika dilihatnya tidak ada siapa-siapa, diapun tahu bahwa dia belum datang. Setelah menarik kembali pandangannya, dia menggelengkan kepalanya pada Miranda Wen, "Dia belum datang, kamu pergi ke tempat dudukmu dulu, aku akan memberi tahu kamu ketika dia datang."

Miranda Wen tidak banyak bicara setelah mendengar kata-katanya, dia hanya mengangguk dan pergi mencari tempat duduknya.

Tak lama setelah duduk, pameran pun akan dimulai. Perhatian Miranda Wen langsung tertarik ke situ. Sambil mengagumi pakaian yang dikenakan sang model dia memuji dalam hatinya, dia benar-benar sangat menyukainya, sangat sesuai dengan seleranya.

Pameran berjalan lancar, ponsel Miranda Wen berdering pada saat yang tidak tepat, Miranda Wen mengeluarkan ponsel dari sakunya, dan layar ponsel menunjukkan nama Christian Xia. Tanpa ragu, dia menekan tombol jawab.

“Miranda, Christian Xia pingsan, cepatlah kembali.” Suara cemas rekan kerjanya terdengar melalui speaker ke telinga Miranda Wen.

“Apa? Kenapa dia pingsan?” Miranda Wen langsung berdiri dari kursinya.

“Hei, ada apa dengan orang di depan, cepat duduk.” Sebelum sempat mendengar jawaban dari rekan kerjanya, Miranda Wen sudah diingatkan oleh orang yang berada di kursi belakang.

Baru setelah mendengar kata-kata pria itu, Miranda Wen sadar, dia terlalu emosional sampai lupa bahwa dia masih menonton show, maka dia pun menoleh untuk meminta maaf kepada orang itu.

“Dia tidak makan maupun tidur saat menggambar rancangan desain, dan akhirnya tidak kuat lalu pingsan. Aku mengirimnya ke rumah sakit. Kamu bisa langsung ke rumah sakit.” Nada suara rekan kerjanya itu penuh ketidakberdayaan.

Miranda Wen melihat ke panggung lagi dengan sedikit enggan, lalu berbalik dan bergegas pergi. Tempat di mana aula pameran berada tidak mudah untuk naik taksi, jadi Miranda Wen harus berlari ke jalan di depan untuk menunggu mobil.

Saat dia berjalan, sebuah Cayenne hitam melaju perlahan di depannya, dan sebelah wajah Alberto Ji yang seperti diukir itu terlihat oleh Miranda Wen.

“Tampang orang ini bagus sekali,” bisik Miranda Wen, lalu diapun menarik kembali pandangannya dan duduk di taksi yang baru saja tiba.

Alberto Ji berencana datang ke pameran setelah sarapan. Namun, ia menerima telepon dari China begitu ia keluar dari pintu hotel. Setelah menutup telepon, ia harus kembali ke hotel untuk mengadakan konferensi video.

Tiga jam kemudian baru selesai, Alberto Ji lanjut pergi ke pameran, tetapi yang tidak dia duga adalah penundaan seperti itu membuat dia kembali terlewat begitu saja dengan Miranda Wen.

Setelah naik mobil, Miranda Wen memberitahukan tujuannya kepada sopir. Akhir-akhir ini dia sibuk melihat pameran, jarang memperhatikan Christian Xia. Jika dia tahu dia akan bekerja bergitu keras, bagaimanapun juga dia tidak akan menyetujuinya untuk bertanggung jawab penuh atas masalah ini.

Miranda Wen merasa khawatir dan bersalah, akhirnya taksi itu sampai di rumah sakit, begitu mobil berhenti, Miranda Wen langsung memberikan uang kepada sopir, mendorong pintu dan turun dari mobil.

Setelah mengeluarkan ponsel dan menghubungi rekan kerjanya, lalu berjalan mengikuti petunjuk jalan setelah bertanya tentang nomor kamar pasien tempat Christian Xia berada.

Tidak lama kemudian, Miranda Wen sudah berdiri di pintu kamar pasien Christian Xia, dia melihat ke dalam kamar pasien melalui jendela kaca, dan menemukan bahwa di dalam kamar pasien hanya ada Christian Xia, Miranda Wen tampak tidak tega.

Kemudian diapun membuka pintu dan masuk. Begitu Christian Xia bangun, dia dikejutkan oleh dinding putih di depannya.

Setelah melihat ke sekeliling kamar pasien, dia baru menyadari bahwa ini adalah rumah sakit, dia pun merasa bingung, bukankah dia sedang menggambar rancangan desain di kantor? Mengapa bisa muncul di rumah sakit?

Sebelum dia mengerti apa yang telah terjadi, dia mendengar suara pintu dibuka dan dia pun melihat ke pintu mengikuti arah datangnya suara, Christian Xia melihat Miranda Wen yang berjalan masuk, sebelum Miranda Wen berbicara, Christian Xia sudah berbicara duluan.

"Miranda, apakah kamu sudah selesai menonton pameran? Kenapa aku bisa ada disini?"

Setelah mendengar kata-kata Christian Xia, wajah Miranda Wen terlihat tak berdaya, "Aku belum selesai menontonnya, tetapi di tengah pertunjukan, aku menerima telepon yang mengatakan bahwa kamu pingsan."

“Aku baik-baik saja, kamu segera kembalilah.” Hati Christian Xia tersentuh ketika dia mendengar Miranda Wen bergegas kembali untuk melihat dirinya.

"Aku tidak akan kembali. Lagipula aku sudah menonton beberapa pameran, dan aku telah mendapatkan semuanya yang seharusnya ku pelajari, malahan kamu ..." Sebelum Miranda Wen menyelesaikan kata-katanya, sudah terputus karena masuknya dokter yang melakukan pemeriksaan rutin.

“Dokter, kenapa Christian Xia bisa tiba-tiba pingsan?” Melihat dokter, Miranda Wen buru-buru bertanya.

“Tidak ada masalah serius dengan tubuh Tuan Xia. Karena jam kerja yang panjang dan kurang istirahat sehingga menyebabkan dia tiba-tiba pingsan.” Setelah mendengar pertanyaan Miranda Wen, dokter menjelaskan kepadanya sambil melihat data pasien.

Setelah mendengar dokter mengatakan bahwa tubuh Christian Xia tidak dalam masalah serius, hatinya akhirnya bisa tenang, "Lalu kapan dia bisa keluar?"

"Setelah infusnya habis, jika tidak ada yang dirasa tidak enak, sudah boleh meninggalkan rumah sakit."

Setelah menegur Christian Xia beberapa kata lagi, dokter itu berbalik dan pergi. Setelah Miranda Wen mengantar dokter itu pergi, wajahnya langsung terlihat tegas setelah berbalik badan.

"Christian Xia, kamu mengatakan bahwa kamu ingin aku memberi kamu tanggung jawab penuh untuk masalah ini. Apakah untuk membuat kamu seperti ini? Menggambar rancangan desain itu memang penting, tetapi tidak peduli betapapun pentingnya, tubuhmu adalah modal, jika kamu terus-menerus tidak tidur seperti ini, aku akan mempertimbangkan untuk mengambil kembali rancangan desain ini."

Christian Xia seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Ia menundukkan kepalanya dengan patuh dan mendengarkan kata-kata Miranda Wen, "Miranda, kali ini memang tidak terduga, aku hanya melukis sampai terpesona sehingga lupa istirahat. Jangan khawatir, lain kali aku tidak akan begitu lagi."

Tampangnya yang serius itu seketika menghapus amarah Miranda Wen, "Ini kamu yang ngomong loh ya. Jika lain kali begini lagi, kamu pilih sendiri akibatnya."

“Baik, baik.” Christian Xia dengan cepat mengangguk menyetujinya. Dia benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk Miranda Wen, tapi dia tidak menyangka tubuhnya bisa begitu lemah.

Setelah Miranda Wen melihat Christian Xia setuju maka diapun tidak mengatakan apa-apa lagi, lagipula, dia sudah dewasa, dan tidak pantas untuk berbicara terlalu banyak.

Setelah duduk di sofa bersama Christian Xia sambil menunggu infusnya selesai, dan memastikan bahwa dia tidak merasa tidak enak badan, barulah dia pergi untuk menjalani prosedur keluar rumah sakit agar dia bisa pulang untuk beristirahat.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu