Eternal Love - Bab 206 Aku Buatkan Makanan Untukmu

Setelah mengendarai mobil sampai ke ruang kerja, Elisha Yu tidak ada di sana. Dalam ruangan yang besar hanya ada Christian Xia dan sketsa-sketsa gambarnya saja yang berserakan di atas lantai.

"Apa kamu ingin minum bir?" Miranda Wen bertanya lembut. Di dalam kamar hanya ada satu lampu, dan cahaya yang putih menyinari tubuhnya, membuatnya terlihat putih dan bersih.

Christian Xia melihat itu menjadi sedikit tersentak, melihat Miranda Wen berjalan ke sini, baru tersadar. "Tidak usah, aku ... aku hanya ... hanya teringat saat-saat dulu saat bersama dengannya ...."

Miranda Wen terpikir kalau Christian Xia bisa terpengaruh pada hubungannya yang sebelumnya, tidak disangka hari ini malah datang lebih cepat dari perkiraannya. Kelihatannya pikirannya itu tidak berlebihan.

"Aku mempunyai hadiah yang ingin aku berikan kepadamu."

"Hadiah? Untukku?"

Christian Xia dibuat kebingungan dengan tindakan Miranda Wen yang mengeluarkan hadiah cantik dari dalam tas, "Buka saja."

Dengan tersenyum lebar dan lembut.

Christian Xia membuka hadiah, ternyata adalah papan panah.

"Ini? Apa ada hubungannya dengan lomba desain?" Christian Xia sedikit bingung.

Miranda Wen melihat Christian Xia yang ada di hadapannya dan tertawa, "Desainer Xia-ku, boleh tidak, jangan begitu stress? Lihat dirimu, sudah mau lebih tua sepuluh tahun."

Christian Xia menjadi tidak enak oleh perkataan Miranda Wen. Christian Xia memang sangat mementingkan perlombaan ini, mengenai sketsa gambar desain akhir-akhir ini, kalau bukan terlalu bersemangat gambar sampai kehilangan kreativitas, maka mengulang ide gambar sebelumnya, tidak ada kreativitas baru.

"Aku tahu apa yang sedang kamu khawatirkan. Pengaruh dari nama baik bukan yang seharusnya kamu khawatirkan sekarang. Kamu hanya perlu gambar baik-baik karya di dalam hatimu saja.

Papan panah ini aku beli untuk kamu gunakan untuk menurunkan stress. Kalau dalam proses gambar, kamu terpikir faktor yang mengganggumu, kamu langsung lempar beberapa anak panah ke papan panah ini saja, membuang semua kestressanmu. Setelah perasaanmu membaik, baru kembali gambar. Dengan begitu akan jauh lebih baik.

Tenang saja, semua hal di masa depan pasti akan semakin baik."

Miranda Wen di bawah cahaya lampu terlihat bersih. Dalam wajah yang kecil itu, terdapat rasa yakin pada masa depan, kedua mata terlihat jernih, sangatlah cantik.

"Kelihatannya bos sangat berpengalaman ya?" Christian Xia menatap wajah Miranda Wen dengan senyum jahat. Miranda Wen yang mendengar itu langsung merona. Baru saja Miranda Wen mau pura-pura marah, terdengar suara teriakan Elisha Yu dari pintu, "Siapa?! Miranda punya pengalaman? Christian, kamu juga terlalu mudah dibohongi kali .... Miranda mana pernah pacaran. Dia itu ...."

"Elisha!" Miranda Wen benar-benar ingin mencekik mati Elisha Yu, langsung berlari menutup mulut Elisha Yu. Tidak bicara tidak ada yang menganggap Elisha Yu bisu.

Christian Xia melihat dua wanita yang bertengkar itu dan suasana hatinya berubah baik. Dia kembali melihat ke papan panah dan tersenyum.

Iya, semuanya akan berubah menjadi lebih baik.

............

Saat mobil sampai di rumah, langit sudah malam dan anggota Keluarga Ji sudah tidur.

Begini juga bagus, bisa menghindari "nasehat panjang" dari Joyce Qin. Senyum Miranda Wen sedikit sedih. Titel Nyonya Muda Kedua Keluarga Ji ini kapan baru bisa hilang dari dirinya. Dia berharap ada satu hari dimana dia tidak hanya ada satu status menyedihkan ini.

Lampu di ruang baca juga sudah gelap, kakak seharusnya sudah tidur kali. Akhir-akhir ini tidak bertemu dengan kakak lagi, tidak tahu apakah karena pekerjaan sibuk, kakak makan tepat waktu atau tidak.

Miranda Wen mengelus perut yang sedikit lapar dan untuk pertama kalinya tidak mempunyai inisiatif untuk memasak. Mungkin karena hanya dia seorang, jadi kalau bisa tidak makan, tidak makan saja.

"Kretak." kunci di belakangnya tiba-tiba terbuka, Alberto Ji yang tinggi berdiri di belakang Miranda Wen dan bayangan yang panjang membungkus Miranda Wen erat-erat.

Miranda Wen membalikkan badan, kebetulan kepalanya menghadap bahu Alberto Ji.Benar-benar tinggi yang pas untuk ciuman. Miranda Wen menggelengkan kepala, apa yang dia pikirkan? Ini adalah kakaknya. Lalu dia pun menepuk pelan wajahnya dan bernapas kecil.

Miranda Wen tersenyum dan berkata pada Alberto Ji, "Kakak juga baru pulang ya."

Melihat Miranda Wen yang agak bodoh, Alberto Ji sedikit bingung. Kenapa orang yang sudah dewasa, masih kelihatan seperti remaja. Ketika mendengar sapaan Miranda Wen sambil tersenyum, Alberto Ji pun membalas, "Iya, lembur. Apa ada mi?"

"Ada, kebetulan aku mau buat." Miranda Wen sambil bicara sambil berjalan ke dapur. Jelas-jelas satu detik yang lalu memutuskan untuk tidak makan malam lagi. Sekarang malah membalikkan badan masuk ke dapur. Bahkan, baju di tubuhnya juga lupa untuk diganti.

Meletakkan tas kerja di tangannya, Alberto Ji berjalan menghampiri dan menangkap tangan Miranda Wen. Adanya kontak fisik, kedua orang seperti tersetrum. Alberto Ji duluan yang tersadar dan melepaskan tangan Miranda Wen dengan tidak alami.

"Ada apa kak?"

"... Aku yang masak air, kamu pergi ganti baju dulu saja." Alberto Ji berkata dengan tidak enak hati. Perkataan yang awalnya santai, malah karena gerakannya tadi memunculkan perasaan aneh di hatinya.

Miranda Wen karena perkataan Alberto Ji terkejut. Apa kakak tadi bilang kakak yang masak air?

Pandangan yang bingung bertemu dengan mata yang tidak percaya, Miranda Wen tahu dia sudah kalah, hanya bisa berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu, tolong ya kak. Aku akan segera turun." lalu Miranda Wen segera berlari naik ke lantai atas.

Alberto Ji baru saja ingin bicara, Miranda Wen sudah berlari naik ke lantai atas. Memangnya Miranda Wen tidak tahu kalau dirinya hamil? Kehangatan di matanya perlahan-lahan hilang.

Setelah Miranda Wen turun dari lantai atas, Alberto Ji berkata dengan tidak senang, "Sudah begitu besar, kenapa begitu tidak dewasa dan tidak tenang."

Miranda Wen mengetahui niat baik Alberto Ji dan berkata sambil tersenyum, "Siap!" lalu bingung menatap peralatan masak di depan dan bertanya, "Dimana air yang kakak masak?"

Alberto Ji baru saja ingin menjawab, Miranda Wen langsung berkata sendiri, "Aku tahu! Pasti tadi air yang kamu taruh terlalu sedikit. Api yang dibuka juga terlalu besar, jadi air dimasak sebentar saja langsung habis bukan?"

Kenapa pikiran wanita ini terlalu liar? Alberto Ji terlihat malu. Apakah ini sedang meragukannya? Tidak bisa masak air?

"Bukan." Alberto Ji tetap berkata dengan dingin.

"Memangnya bukan?"

"Aku masih belum membuka api."

"Puff ..." Miranda Wen tidak bisa menahan tawa lagi dan langsung tertawa. Baru saja mau membalikkan badan, Miranda Wen melihat wajah Alberto Ji yang serius, "Mulai masak, kakak kamu istirahat di sana saja."

Setelah itu Miranda Wen mulai memotong sayuran, tertawa dan tubuhnya bergetar.'

Alberto Ji pura-pura tidak dengar. Karena bagaimanapun dia sudah sangat lama tidak mendengar senyum Miranda Wen yang sesantai ini. Melihat punggung Miranda Wen yang kurus dan anggun, Alberto Ji ingin memeluk wanita itu erat-erat dalam pelukannya.

Pikiran itu begitu muncul langsung dia hilangkan, tapi dia merasa dia sedikit tidak bisa mengenali dirinya sendiri.

"Mi sudah siap. Kakak cepat makan." Miranda Wen membawa mi duduk, menatap Alberto Ji dan berkata dengan serius, "Kedepannya kalau mau makan apapun, kasih tahu aku saja, aku yang buatkan untukmu."

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu