Eternal Love - Bab 197 Perjamuan Makan Malam

Mendengar ini, Miranda Wen segera menggelengkan kepalanya, "Kak, kamu terlalu banyak berpikir. Giselle adalah orang perusahaan, aku tidak mungkin menggunakannya untuk kepentinganku sendiri.”

Setelah selesai berbicara, Miranda Wen merasa sedikit bersalah. Sebenarnya, dia ingin Giselle Ning datang ke studio untuk membantu Christian Xia.

Namun, Alberto Ji sudah mengatakan dnegan jelas, sehingga dia tidak berani. Dia hanya bisa meminta Giselle Ning datang saat Giselle libur.

Alberto Ji hanya menggodanya. Dia tidak benar-benar merasa keberatan jika Miranda Wen ingin mengunakan orang di perusahaannya, bahkan jika dia ingin mengambil Giselle Ning, dia juga takkan melarangnya.

"Perusahaan Besar Ji akan berinvestasi 50 juta yuan." Alberto Ji berkata dengan ringan.

Lima puluh juta yuan?

Miranda Wen menatapnya dengan mata lebar dan bertanya ragu-ragu, "Kak, kamu sedang serius atau bercanda?”

"Apa menurutmu aku seperti sedang bercanda?" Alberto Ji menatapnya dengan senyuman.

Benar juga, dia adalah orang yang serius, bagaimana mungkin dia melakukan candaan yang begitu membosankan?

Jadi... 50 juta yuan benar-benar akan diinvestasikan ke studionya?

Miranda Wen merasa seperti sedang bermimpi. Dia mencubit pipinya dan itu sakit!

Ini bukan mimpi!

Sudut mulutnya tidak bisa ditahan untuk tak naik. Matanya bersinar karena kegembiraan. Dia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Alberto Ji: ”Kak, terima kasih.”

Terpengaruh oleh kegembiraan dari Miranda Wen, wajah Alberto Ji menjadi sangat lembut di bawah cahaya lampu. Dia mengangkat sudut bibirnya, "Investasi ini tidak gratis, harus dibayar kembali. Aku menantikan perkembangan studiomu bisa menjadi seperti yang kamu impikan."

"Ya, kak. Aku takkan mengecewakanmu."

Di bawah penerangan lampu, wajah cantik Miranda Wen semakin indah dan tampak karena kepercayaan diri.

Mata dengan cepat menerima secercah cahaya yang datang tiba-tiba, Alberto Ji membuka matanya, dengan tenang bertanya: "Apakah kamu punya waktu besok malam?"

"Iya."

"Aku akan mengajakmu ke perjamuan makan malam, kamu bisa menemukan lebih banyak investor di sana."

……

Keesokan harinya setelah selesai bekerja, Miranda Wen pulang lebih awal dan menemukan bahwa Zayn Shen ada di sana.

"Kenapa kamu datang ke mari?”

Miranda Wen langsung bertanya, membuat Zayn Shen mengerutkan kening dan berkata, "Miranda, dari nada suaramu sepertinya kamu tak menyambutku?"

"Bukan begitu, aku hanya ingin tahu mengapa kamu bisa datang?"

Zayn Shen jarang datang ke rumah Keluarga Ji kecuali ada sesuatu yang harus dia lakukan. Bagaimanapun, begitu dia datang, dia akan dipaksa untuk menikah. Orang yang tak memilki niat untuk menikah seperti dirinya sangat merasa takut.

"Karena bosan." Zayn Shen bersandar di sofa, menampakkan wajah bosannya.

Alasan ini membuat Miranda Wen mencibir, "Kamu masih bisa merasa bosan, bukankah banyak gadis yang menunggumu untuk menemani mereka?"

"Apakah menurutmu tuan muda ini suka memainkan perasaan?" Zayn Shen meliriknya.

Miranda Wen mengangkat alisnya. "Bukankah begitu?"

"Kamu..." Zayn Shen menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku terlalu malas untuk membicarakan hal ini denganmu."

Miranda Wen tersenyum dan melihat sekeliling lalu menyadari bahwa tidak ada siapa pun selain pelayan yang sibuk.

"Apakah mereka semua pergi?" Dia bertanya.

"Belum waktunya makan malam, mereka semua ada di atas."

Miranda Wen mengangguk dan bertanya, "Apakah Kak Alberto sudah pulang?"

"Aku tidak tahu."

Baiklah, juga tidak tahu apa yang harus ditanyakan padanya.

Miranda Wen berbalik untuk naik ke atas, pada saat yang sama dia melihat Alberto Ji yang baru saja kembali.

Dia tertegun dan kemudian berkata sambil tersenyum, "Kak, kamu sudah pulang."

Kemarin, Alberto Ji berkata akan membawanya ke perjamuan makan malam. Dia bahkan tidak berani untuk lembur dan segera pulang.

Alberto Ji menghampirinya, terlihat acuh tak acuh seperti biasanya, "Baru saja pulang?"

"Yah, baru sampai."

"Kalau begitu naik dan gantilah bajumu." Kata Alberto Ji.

Miranda Wen mengangguk dengan cepat. "Oke, aku akan menggantinya."

Setelah itu, dia dengan tergesa-gesa naik ke atas, di belakangnya terdengar suara bingung Zayn Shen: "Mengapa harus berganti pakaian?"

Miranda Wen menghabiskan waktu yang lama hanya untuk memakai sebuah gaun, meskipun tidak sebagus gaun-gaun yang bermerk, tapi ini kelihatan modis.

Udara sedikit dingin, dia memakai jaket panjang di luar dan kemudian memakai riasan tipis, rambut panjang lembut yang tersebar secara acak, menutupi wajahnya sehingga semakin kecil dan indah.

Karena hamil, dia tidak berani memakai sepatu hak tinggi. Dia hanya bisa memakai sepasang sepatu hak rendah.

Setelah berganti pakaian, dia buru-buru turun karena takut Alberto Ji akan menunggunya terlalu lama.

Begitu turun, Miranda Wen mendengar suara Zayn Shen dengan nada yang tegas, “Aku juga ingin menghadiri perjamuan makan malam hari ini, aku adalah Direktur Perusahaan Besar Ji, jika kamu bisa menghadirinya, maka aku juga bisa.”

Miranda Wen berjalan dan memelototi Zayn Shen. "Zayn, yang diundang adalah kak Alberto bukanlah dirimu, apa yang akan kamu lakukan di sana?”

"Tidak bisakah aku pergi walau mereka tak mengundangku?" Zayn Shen mendengus dingin, lalu dia mengangkat bibirnya dan berkata, "Aku juga merupakan orang yang di bawa oleh kakak sepupu."

Miranda Wen: “......”

Akhirnya, Zayn Shen dengan wajah tebalnya bergabung dengan mereka dalam makan malam.

……

Ini adalah jamuan bisnis klub terbesar di Beijing.

Perjamuannya diatur dengan mewah, suara biola yang merdu mengalir dengan tenang, lampunya terang dan pakaian yang dikenakan sangatlah mewah.

Mereka yang bisa datang ke perjamuan makan malam ini hanyalah keluarga bangsawan dan elit bisnis Beijing.

Begitu Alberto Ji dan Zayn Shen muncul, seketika mereka mencuri perhatiaan yang tak sedikit. Hampir semua wanita yang hadir memandangi mereka.

Miranda Wen, yang berada di belakang mereka, mendesah dalam hatinya. Sejujurnya, dia merasa bahwa dia akan tertusuk oleh tatapan orang-orang ketika dia muncul bersama mereka pada kesempatan seperti itu.

Mereka benar-benar terlalu mempesona dan luar biasa, kemanapun mereka pergi, mereka adalah pemandangan yang indah.

Miranda Wen berusaha mengabaikan tatapan iri, dengki, dan penuh kebencian yang diberikan padanya dan mengikuti kedua orang di depannya.

Dari sudut matanya, dia tiba-tiba melihat sosok yang dikenalnya. Dia menoleh dan melihat ke belakang. Alisnya sedikit mengernyit. Itu adalah Violet Qin.

Violet Qin juga menyadari tatapannya. Meski jauh, Miranda Wen merasa ada rasa tidak suka di tatapan Violet Qin.

Dia mengerutkan bibir dan tidak peduli. Bagaimanapun, itu bukanlah hal baru jika Violet Qin tidak menyukainya. Terlebih lagi, dia juga membenci wanita itu.

Satu sama lain, saling menghormati, maka tidak ada yang akan menderita.

Alberto Ji berjalan ke sudut di mana tidak ada siapa-siapa. Kemudian dia berbalik, matanya tertuju pada Miranda Wen dan bibir tipisnya terangkat. “Yang mengikuti acara ini adalah senior dalam hal bisnis, kamu bisa mencoba berbicara dengan mereka tentang ide-idemu."

"Baik." Miranda Wen mengangguk berat dan memeluk proyek bisnis dalam pelukannya.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Zayn Shen dengan bingung melihat Miranda Wen, kenapa dia tidak mengerti maksud dari perkataan kakak sepupunya?

"Investasi." Miranda Wen menjawab dengan santai, lalu berbalik dan mencari target yang tepat.

"Investasi apa?" Zayn Shen bertanya.

"Ini..." Miranda Wen baru saja akan menjawab ketika dia melihat sekelompok orang Violet Qin berjalan kesana.

Jaxon Qin juga ada di sini.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu