Eternal Love - Bab 262 Agar Tidak Ada yang Bermain Tangan

Melihat langit yang semakin gelap, Miranda Wen pun berkata: “Sudah, selesai makan kita langsung pulang saja, hari sudah tidak awal lagi.”

Sepulangnya ke hotel, Miranda Wen berbaring di atas ranjang, entah kenapa rasanya semakin tidak beres, dia segera menelepon Jasline Xie, seingatnya waktu itu Jasline pernah memberitahu bahwa dirinya juga salah satu bagian dari tim juri Kompetisi Akbar.

Tidak lama kemudian telepon pun tersambung, terdengar suara merdu Jasline Xie dari ujung telepon: “Miranda, sudah malam sekali, ada apa kamu meneleponku?” Dari dulu Jasline dan Miranda tidak pernah sungkan satu sama lain, apapun masalah yang sedang dihadapi pasti selalu diceritakan.

Miranda Wen teringat masalah yang terjadi malam ini, rasanya lebih baik bertanya pada Jasline Xie, dia pun berkata: “Jasline, apakah kamu kenal dengan seorang perempuan bernama Kailyn.”

Mendengar suara Miranda, Jasline Xie benar-benar terkejut, seolah tidak menyangka Miranda akan menanyakan hal itu, “Kenal, dia juga salah satu juri dalam Kompetisi Akbar.”

Begitu kalimat Jasline terdengar, hati Miranda pun mengejut, tercengang beberapa saat. Ternyata memang seperti yang dia bayangkan, ternyata identitas perempuan itu benar-benar kokoh dan meyakinkan, maka nasib mereka……mengingat hal ini, Miranda tidak berani membayangkan lebih lanjut, dalam seketika, ekspresi menjadi suram: “Lalu bagaimana hubunganmu dengannya.”

Jasmine malah menggelengkan kepala: “Aku tidak terlalu akrab dengan perempuan itu, meski sama-sama menjadi juri dalam Kompetisi Akbar, namun setiap kali bertemu selalu saja terjadi cekcok, tidak pernah berakhir dengan damai.”

Tiba-tiba saja, Miranda seolah teringat hal lain, segera berkata: “Lalu menurutmu bagaimana orangnya? Misalnya sifat dia.”

Miranda merasa belum boleh mengambil kesimpulan dengan sembarang, lebih baik mendengar penilaian orang lain juga tentangnya. Jika dia memang seorang yang baik, bukankah dirinya telah salah paham karena omongan sepihak?

Tetapi Jasline malah berkata pada Miranda: “Perempuan itu tidak ada apa-apanya, selalu terlihat sombong, menganggap semua orang berutang padanya, inilah alasan kenapa aku tidak akrab dengannya, aku sangat memandangnya rendah.”

Mendengar perkataan Jasline, Miranda pun mengangguk sambil berpikir: “Ternyata seperti itu ya.”

Namun Jasline malah tertarik dengan topik yang Miranda bahas, terlintas rasa penasaran dalam hatinya, dia pun lanjut berkata: “Tetapi, ngomong-ngomong, Miranda, bagaimana kamu bisa mengenal perempuan itu, sesuai logika seharusnya tidak aka nada interaksi di antara kalian berdua.”

Memang benar, sesuai situasi saat ini, Miranda sama sekali tidak mungkin berinteraksi dengan Kailyn, pantas saja Jasline Xie merasa penasaran saat dirinya menanyakan informasi soal Kailyn.

Mendengar perkataan Jasline, Miranda pun teringat kejadian malam ini, semakin yakin beberapa orang itu bersatu pasti demi menjalankan rencana sesuatu.

Miranda menghela nafas, berkata pada Jasline dengan sangat kewalahan: “Tidak ada masalah besar, aku hanya bertanya-tanya saja, karena hari ini aku melihatnya bersama Kiara Tsu.”

Mendengar nama yang amat familiar itu, Jasline berusaha memikir kembali siapa orang yang namanya disebut itu, tiba-tiba terlintas wajah seorang perempuan, dia pun bertanya: “Kiara Tsu? Perempuan waktu itu?”

Miranda menganggukkan kepala: “Benar, perempuan waktu itu.”

Berpikir demikian, Jasline Xie pun mengerti kenapa Miranda bisa tahu soal Kailyn, ternyata semua karena Kiara Tsu, kelihatannya hubungan Kailyn dengannya tidak lagi sederhana.

Tatapan mata Jasline Xie pun menggelap, “Apakah dia memiliki hubungan dengan Kailyn? Atau bagaimana.”

Tampaknya Miranda Wen tidak ingin berkata terlalu banyak soal pertanyaan itu, hanya tersenyum perlahan: “Tidak ada apa-apa, hanya saja, Jasline, aku ingin meminta sedikit bantuanmu, tiba saatnya nanti bantu aku awasi, jangan sampai ada yang bermain tangan di belakang.”

Jasline sama sekali tidak terkejut dengan perkataan Miranda, Miranda memang seperti itu, hal yang tidak pasti tidak akan dia katakan.

Sebenarnya sekalipun Miranda tidak mengatakannya, Jasline juga pasti lebih berhati-hati, karena sebagai seorang juri Kompetisi Akbar, dia harus memastikan keadilan dan keterbukaan, bagaimana mungkin membiarkan kejadian-kejadian curang terjadi.

Dia pun menganggukkan kepala: “Tenang saja, aku tahu.” Selesai berkata, dia pun mematikan telepon itu.”

Selesai telepon, hati Miranda perlahan semakin lega, dia berbaring di atas ranjang sambil memikirkan masalah yang terjadi malam ini, tetap saja merasa cemas. Jika bukan karena menelepon Jasmine, bukankah pada hari dimana Kompetisi Akbar diadakan, Christian Xia akan bernasib malang?

Jika benar begitu, tiba saatnya nanti Christian Xia pasti akan menerima tekanan yang jauh lebih berat, setelah bersusah payah berdiri kembali ke atas panggung desain, tak menyangka malah lengah oleh orang yang mengambil langkah curang.

Berpikir demikian, Miranda Wen pun semakin cemas, dia tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi.

Detik demi detik terus berlalu, dalam sekejap sudah tiba pada hari kedua, Kompetisi Akbar pun sudah akan dimulai.

Pagi sekali, Miranda Wen sudah menarik Zayn Shen dari ranjang, “Hari ini adalah final Kompetisi, kita harus pergi lebih awal, tidak boleh terlambat!” Melihat Zayn yang masih bermalas-malasan di atas ranjang, Miranda pun melemparnya dengan beberapa bantal, sontak cemberut.

Ekspresi Miranda membuat Zayn takut, segera beranjak dari ranjang: “Sudah, sudah, aku bangun, aku bangun.”

Setelah merapikan diri, mereka pun berjalan keluar dari pintu depan hotel.

Tiba-tiba saja, handphone Miranda berdering: “Tut…tut…..tut……”

Miranda Wen segera mengeluarkan handphone, terlihat nama Elisha Yu disana, langsung diangkat, berkata: “Hallo, Elisha, ada apa?”

Mendengar suara Miranda, Elisha Yu pun merasa senang, untung saja, untung saja, untung Miranda sudah bangun. Dia menatap keramaian lokasi pertandingan, bertanya: “Miranda, kalian sudah datang belum, aku dan Christian Xia sudah disini.”

Mendapati Elisha Yu sudah tiba disana, Miranda Wen pun kepanikan, segera menarik tangan Zayn menuju parkiran: ”Segera sampai, tunggu aku 10 menit saja.”

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu