Eternal Love - Bab 333 Aku Akan Lebih Sering Menemanimu

Miranda Wen dipeluk dengan erat oleh Alberto Ji.

Miranda Wen sedikit sesak, dia setengah berbaring dalam pelukan Alberto Ji, dengan mulut sedikit terbuka dan benapas terengah.

Alberto Ji melihat Miranda Wen yang seperti ini, merasa sangatlah cantik, hatinya mempunyai perasaan yang lain, tapi dengan cepat menggenggam tangan Miranda Wen dan berkata, "Tenang saja, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini dengan baik!"

Miranda Wen menatap Alberto Ji, juga tidak tahu membuat keputusan apa baru merupakan keputusan yang paling tepat, hanya bisa menatap Alberto Ji lurus-lurus.

"Tenang saja, percayalah padaku!" Alberto Ji juga sedikit terengah-engah. Jelas sekali, tadi di saat mencium Miranda Wen, hatinya juga tidak tenang. Setelah berpikir untuk waktu yang lama, Alberto Ji baru mengatakan perkataan ini.

Miranda Wen mendengar perkataan Alberto Ji, membiarkan dirinya dipeluk oleh Alberto Ji dan tidak tahu harus memberikan respon apa.

Sedangkan serangkaian tindakan mereka itu, termasuk saat mereka ciuman, semuanya dilihat jelas oleh seseorang. Bahkan adegan kedua orang yang sedang berpelukan saat ini, juga dilihat jelas orang ini ....

Orang ini berada tidak jauh di belakang mereka, tapi karena ditutupi oleh beberapa pohon besar, kalau tidak melihat dengan teliti, maka tidak akan menyadari kalau saat ini seseorang sedang berdiri di bawah pohon.

Jadi, Zayn Shen bersembunyi dengan sangat aman di sini.

Awalnya Zayn Shen datang untuk melihat Bernando Ji, tapi kebetulan melihat Alberto Ji dan Miranda Wen yang sedang keluar dari rumah sakit, dia pun mengikuti mereka, hasilnya ... tidak disangka melihat adegan ini.

Zayn Shen pertama kali merasa sangat terkejut. Karena bagaimanapun Bernando Ji dan Miranda Wen adalah suami istri, sedangkan Alberto Ji dan Bernando Ji adalah saudara kandung. Dengan hubungan mereka yang seperti itu, bagaimana bisa ....

Tapi, setelah Zayn Shen merasa terkejut, dia merasa sedih karena yang mempunyai hubungan seperti itu dengan Miranda Shen, bukan Zayn Shen melainkan Alberto Ji. Merasa sedih karena dia bisa-bisanya kalah dari orang lain.

Zayn Shen tanpa sadar mundur beberapa langkah, sampai bersandar di dinding, membiarkan dinding yang menopangnya. Dia memejamkan mata, dan tidak tahu sedang memikirkan apa.

Sedangkan Miranda Wen saat ini menatap Alberto Ji, bibir yang membengkak merah, dan matanya tanpa bisa ditahan berkaca-kaca. Pandangan seperti itu terlihat aku mencintaimu meski tidak boleh.

"Sudahlah, aku antar kamu pulang!" Alberto Ji tidak mengganggu Miranda Wen lagi, karena dia tahu gerakannya tadi sudah bisa membuat Miranda Wen tidak tahan.

Miranda Wen bengong di sana, dan tidak bergerak dalam waktu yang lama.

Alberto Ji melihat tampang Miranda Wen yang bengong, tanpa bisa ditahan tertawa ringan. Kemudian menggandengnya dan berkata, "Memangnya kamu berencana berjalan pulang ke rumah dengan tampang seperti ini? Yang jelas aku juga tidak ada kerjaan. Aku antar kamu saja!"

Setelah membantu Miranda Wen mengikat sabuk pengaman, dia tidak memberikan kesempatan menolak sedikitpun pada Miranda Wen.

Miranda Wen melihat sekilas pada Alberto Ji, dia duduk seperti ini di kursi samping kemudi, diikatkan sabuk pengaman dengan lembut, kemudian Alberto Ji langsung mengendarai mobil pergi ke tempat tinggal Miranda Wen.

Zayn Shen melihat mereka sudah mau pergi, segera menghentikan sebuah taksi, menyuruh supir mengikuti mobil Alberto Ji.

Sepanjang jalan, Zayn Shen mengikuti mereka, tapi mereka tidak tahu keberadaan Zayn Shen.

Akhirnya sampai di tempat tujuan, Miranda Wen langsung melepaskan sabuk pengaman, membuka pintu mobil dan turun. Alberto Ji melihat gerakan Miranda Wen yang bagaikan anak kecil itu, dalam hati tanpa bisa ditahan tertawa, lalu berkata pada Miranda Wen, "Aku antar kamu ke atas."

Miranda Wen melihat Alberto Ji yang begitu lembut di hadapannya, selalu merasa wajah Alberto Ji tidak begitu cocok, selain itu menghadapi Alberto Ji yang sepertinya ini, perasaan Miranda Wen juga sangatlah rumit.

"Aku antar kamu ke atas saja, agar bisa lebih menemanimu lebih banyak waktu!" Alberto Ji sekali lagi bicara, sama sekali tidak karena Miranda Wen yang tidak bicara menjadi canggung.

Miranda Wen juga tidak tahu harus berkata apa. Kalau berkata dengan lembut akan terasa aneh, tapi kalau menyuruh Alberto Ji berkata dengan dingin, mungkin akan membuat Alberto Ji merasa dirinya tidak tahu diri! Jadi, Miranda Wen langsung memilih diam saja.

Alberto Ji melihat Miranda Wen, tersenyum, kemudian langsung menggandeng tangan Miranda Wen. Tubuh Miranda Wen kaku, kemudian membiarkan dirinya asal ditarik oleh Alberto Ji begitu saja.

Alberto Ji melihat Miranda Wen tidak menolaknya, tanpa bisa ditahan tersenyum lebih lebar dan bunga di hatinya semakin mekar.

Miranda Wen sedikit menoleh saja sudah melihat wajah Alberto Ji yang seperti itu, tanpa sadar tersenyum, akhirnya menahan diri dan tidak membiarkan dirinya tertawa.

"Ayo jalan!" Alberto Ji menggandeng tangan Miranda Wen dengan perasaan baik, menggandeng tangan Miranda Wen naik ke atas bersama-sama. Hati Miranda Wen sangat tidak berdaya.

Mereka naik ke atas bersama-sama. Zayn Shen saat ini juga turun dari mobil, melihat jelas dua orang itu bergandengan tangan naik ke atas.

Zayn Shen melihat dengan wajah tidak berekspresi, kemudian membayar supir, menyuruh sang supir pergi, dan dia sendiri berdiri di sana melihat mereka naik satu demi satu langkah ke atas.

Saat ini, Zayn Shen sangat benci kenapa dia tidak dapat melakukan apapun, benar-benar sampah. Zayn Shen tertawa dingin dalam hati dan berkata: Memangnya kenapa kalau beitu, orang lain sama sekali tidak pernah menyukaimu!

Di saat Zayn Shen sedang berpikir, Alberto Ji yang sudah mengantar Miranda Wen naik ke atas, turun sendiri ke bawah. Kebetulan saat hendak kembali ke mobilnya sendiri, dia melihat seseorang.

Orang itu adalah orang yang Alberto Ji sangat kenal, hanya mengenakan pakaian olahraga yang biasa, tapi kelihatannya lebih anggun dari siapapun.

Alberto Ji tidak berpikir dan langsung mengendarai mobil ke hadapan Zayn Shen.

Zayn Shen berdiri di sana begitu saja dan memang sangat mencolok.

Setelah menurunkan jendela mobil, wajah Alberto Ji terlihat begitu saja, dan alis yang tebal membuat wajah Alberto Ji terlihat lebih dingin.

Belum menunggu Alberto Ji bicara, Zayn Shen bicara duluan dengan wajah tanpa ekspresi, "Aku sudah melihat semuanya."

Dengan terus terang, mengatakannya dengan terang-terangan, sama sekali tidak memberikan kesempatan bagi Alberto Ji untuk membela diri.

Alberto Ji juga tentu mengerti apa yang Zayn Shen maksudkan. Dia mengerutkan dahi, kelihatannya sangat tidak bersedia membiarkan Zayn Shen melihat semua ini dengan teus terang seperti ini.

Tapi pada akhirnya semua sudah terlihat, jadi tidak ada yang perlu disembunyikan lagi. Alberto Ji melakukan masalah selalu terang-terangan, sama sekali tidak peduli pada basa-basi itu.

"Apa yang kamu lihat? Aku dan Miranda?" Alberto Ji bertanya dengan wajah tanpa ekspresi.

Mungkin, juga hanya di hadapan Miranda Wen saja dia akan mempertunjukkan tampang yang santai. Begitu tampil di hadapan orang lain, dia tentu akan berubah menjadi tampang yang dingin lagi.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu