Eternal Love - Bab 110 Pecinta Wanita

Zayn Shen membeli seikat bunga seperti apa yang Miranda Wen katakan, ketika dia kembali ke bar dengan memegang bunga di tangannya, dia tidak menemukan sosok Miranda Wen, jejak kebingungan melintas di matanya, dia dengan cepat melihat sekeliling ruangan, akhirnya ia mendapati Miranda Wen duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri lalu melambaikan tangannya, ia pun diam-diam menghela nafas lega .

Dia pikir Miranda Wen pulang duluan!

Dia mengambil napas dalam-dalam, menyesuaikan suasana hatinya, dan berjalan mendekati Evie Tang di dekat piano.

"Halo, nona cantik, bunga ini untukmu!"

Zayn Shen menyerahkan bunga kepada Evie Tang dengan gaya yang maskulin.

Hanya terdengar musik piano yang tiba-tiba berakhir, Evie Tang menoleh, ia masih acuh tak acuh, tetapi ketika dia melihat Zayn Shen, ada kilatan kejutan di matanya, matanya lurus menatap Zayn Shen.

Zayn Shen mengangkat sudut bibirnya, meletakkan bunga di atas piano, dan berbalik tanpa menoleh ke belakang.

Tatapan Evie Tang terus mengikutinya, meskipun sosoknya sudah hilang, dia juga tidak rela untuk menarik kembali pandangan matanya.

Butuh waktu lama sebelum akhirnya ia perlahan menarik kembali pandangan matanya lalu mendarat pada bunga mawar yang lembut, jari-jarinya dengan lembut membelai kelopak bunga, sedikit rasa malu muncul di wajahnya yang cantik, dan sudut bibir yang langsung terangkat.

Pria yang memberikan bunga itu mungkin adalah pria paling tampan yang pernah dilihatnya, dan itu membuatnya tak terlupakan dalam sekejap.

Tidak jauh dari sana, Miranda Wen meneguk jusnya dengan pelan, menatap Evie Tang dengan lekat, melihatnya menatap mawar tersebut, dia pun tidak memainkan piano untuk waktu yang lama.

Dia langsung menunjukkan senyum yang bermakna, tampaknya rencananya ini bekerja dengan baik.

Dalam perjalanan pulang, Zayn Shen mulai meminta pujian terhadap apa yang sudah dilakukannya.

“Miranda, bagaimana pesonaku?” Dia melihat mata wanita itu lurus melihat dirinya sendiri, dia memuaskan kesombongan pria tersebut.

Miranda Wen mengangguk, "Pesonamu memang sangat keren."

“Itu pasti.” Zayn Shen selalu yakin tentang penampilannya.

Melihat ekspresi kecil kemenangannya, Miranda Wen merasa sedikit menjijikkan, jadi sedikit kelicikan muncul di matanya, dia menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, "Ini mungkin pertama kalinya aku merasa wajahmu cukup menyenangkan mata."

Zayn Shen terbakar emosi begitu mendengarnya, "Miranda , apa maksudmu? Apa yang pertama kali menyenangkan mata? Sebelumnya kamu merasa jijik melihatku, kan?"

Miranda Wen pun memandangnya dengan tatapan sinis, pria ini terlalu terburu-buru, membuat dirinya bersiap untuk mengatakan kata-kata kotor padanya.

Namun, dia menjelaskannya dengan sangat serius, "Dulu, kamu selalu merasa bahwa wajahmu selalu bisa menarik perhatian lawan jenis, seperti burung merak yang bergairah, dan berharap semua orang tertarik kepada kamu. Sikap sombong seperti ini benar-benar membuatku gerah. "

Zayn Shen mendengus dengan nada suara yang berat, "Sikapmu ini bisa dibilang Iri! Iri dengan pesona yang aku miliki!"

Miranda Wen memutar matanya dengan kesal dan berkata dengan marah, "Mengapa aku harus merasa iri, apakah aku terlihat jelek?"

Baiklah, kalimat ini membuat Zayn Shen tidak bisa mengatakan apa-apa.

Karena dia tidak hanya tidak jelek, tetapi memiliki wajah yang juga sangat cantik.

Kecantikannya bukan kecantikan yang sempurna, yang terpenting adalah bersih, matanya sangat bersih dan murni, tidak ternoda oleh kotoran apa pun.

Ketika Miranda Wen melihatnya menatap dirinya, dia tertawa sambil mengejeknya, "Mengapa? Kamu tidak akan terpesona dengan kecantikanku, kan?"

Setelah mendengar kata-katanya, Zayn Shen berkedip dan bertemu dengan matanya yang tersenyum, kemudian dia membangkitkan senyum jahat, ia bertanya dalam keadaan setengah serius dan setengah bercanda: "Jika aku mengatakan ya, apakah kamu akan memberi aku kesempatan untuk mengejar cintamu?"

Miranda Wen seketika merasa terkejut, kemudian “ppfftt” tertawa, lalu berkata, "Zayn, aku sudah menikah, meskipun aku memberimu kesempatan, kamu tidak akan bisa mengejarku."

Zayn Shen juga tersenyum, "Ya. sayang sekali, kalau tidak kita harus mencocokkan diri kita, orang yang tampan harus dipasangkan dengan orang yang cantik."

Miranda Wen terdiam, apakah ini alasan dia ingin mengejar cinta dirinya!

Otaknya begitu dangkal!

Miranda Wen tidak memperhatikan kesepian yang tersembunyi jauh di mata Zayn Shen.

...

Beberapa hari kemudian, Zayn Shen mendengar perintah Miranda Wen untuk mengirim bunga kepada Evie Tang setiap hari. Hingga hari keempat, ia tidak muncul dan bunga tidak tiba sesuai jadwal.

Ini membuat Evie Tang, yang menantikannya, mau tak mau merasa agak kecewa, dia pikir Zayn Shen adalah pria yang jatuh ke dalam perangkapnya, tetapi tak disangka hanya kesenangan sesaat, dan dia menyerah beberapa hari kemudian.

Suatu malam, dia memainkan piano dengan perasaan sukacita, ia terus mengangkat kepalanya dari waktu ke waktu melihat sekeliling, menanti untuk melihat dari mana dia datang untuk memberi kejutan padanya.

Tapi Zayn Shen tidak muncul sampai dia pulang bekerja.

Dia merasa sangat kecewa, lalu berjalan keluar dari bar dengan kepala menunduk, dan tiba-tiba sebuah suara rendah dan dalam terdengar di telinganya: "Evie."

Evie Tang mengangkat kepalanya tanpa sadar, hanya terlihat bahwa pria yang dia nantikan berdiri tidak jauh dari posisinya saat ini, dengan satu tangan di sakunya, sosoknya begitu tegap dan tinggi, senyum ringan di wajahnya yang luar biasa, terlihat sangat menggugah hatinya.

Dia hampir berlari tanpa ragu, menatapnya dengan wajah menghadap ke atas, dan cahaya di matanya bergelombang, dia bertanya: “Mengapa kamu baru datang sekarang?”

Zayn Shen tersenyum dengan lembut, "Meskipun aku datang terlambat, tapi aku bisa mengantarmu pulang."

Setelah mendengarnya, Evie Tang memandangi mobil di belakangnya, seketika matanya membelalak, dia sangat terkejut, itu adalah mobil sport edisi terbatas dunia dengan nilai puluhan miliar, jauh lebih mahal daripada mobil yang dikendarai Stanley Xu.

Wajah Zayn Shen tentu saja mengungkapkan kegembiraan, akhirnya Evie Tang tahu bahwa dia jelas bukan orang yang sederhana, tetapi dia tidak pernah berpikir akan menjadi pria yang memiliki mobil mewah, mungkin latar keluarganya sangat baik.

Mata Evie Tang dengan cepat memancarkan jejak keserakahan, dia tersenyum pada Zayn Shen dan menolak kebaikannya. "Terima kasih Tuan Shen atas kebaikanmu, tetapi ibuku telah berkata kepadaku bahwa aku tidak boleh dengan mudah naik ke mobil seorang pria, kalau tidak, dia akan membawa aku ke tempat yang tak diinginkan, aku tidak tahu."

Zayn Shen memiliki keinginan untuk memutar matanya karena kesal, tetapi dia masih menahannya, ia berpura-pura kesepian dan berkata: "Aku tidak menyangka kamu sangat mematuhi kata-kata ibumu, maka aku tidak akan memaksamu."

Setelah selesai berbicara, dia dengan cepat masuk ke mobil, jika dia berdiri lebih lama, dia tidak bisa menahan rasa jijik hingga membuatnya mati.

Evie Tang melambai padanya, lalu berbalik dan berjalan menuju stasiun bus yang letaknya tidak jauh.

Evie Tang menoleh sedikit, ia melihat mobil Zayn Shen mengikutinya, dia tidak bisa menahan senyum. Dia mengerti pikiran pria itu, semakin dia tidak bisa mendapatkannya maka keinginannya semakin kuat, selama dia menggantungnya, apakah khawatir bahwa dia tidak akan menjadi miliknya?

Zayn Shen melaju melewati Evie Tang, dan kecepatannya sangat cepat. Setelah beberapa saat, "wusss" mobil pun lewat, hingga membuat Evie Tang sedikit terkejut, tetapi tidak terlalu peduli, mungkin sedikit marah karen ditolak olehnya.

Belum lama Evie Tang berdiri di stasiun, sebuah mobil Maserati berhenti di depannya, dan dia melangkah maju untuk membuka pintu dan duduk di dalam mobil tersebut.

Begitu Maserati pergi, sebuah mobil segera mengikuti.

Evie Tang mengira Zayn Shen telah pergi, dan saat ini, ada satu orang lagi di mobilnya.

“Zayn, berhati-hatilah, khawatir kita akan ketahuan olehnya.” Miranda Wen yang berbicara.

Dia merasa khawatir membiarkannya bertindak sendiri, jadi dia mengikutinya.

Zayn Shen melirik ke samping, "Kamu tenang saja, bagaimana mungkin aku membuat kesalahan kecil seperti itu?"

Kedua mobil selalu menjaga jarak tertentu, mengemudi satu demi satu di jalan.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu