Eternal Love - Bab 310 Dia menyukaimu

Setelah mengatar kepergian Zayn Shen, Miranda Wen naik ke atas.

Begitu dia membuka pintu, dia melihat Elisha Yu duduk di depan meja rias dan dia sedang berdandan. Begitu melihatnya masuk, Elisha mengedipkan mata kepadanya, melihatnya seperti ini, Miranda Wen tahu si bodoh ini pasti sedang berpikir yang bukan bukan. Dia langsung memutuskan untuk mengabaikannya, dan langsung pergi ke tempat tidur.

Menyentuh selimut yang hangat langsung membauat suasana hati Miranda Wen menjadi lebih baik.

“Jangan berpura-pura, jelas-jelas kamu tahu aku sudah sangat penasaran. Cepat katakan dengan jujur.” Elisha Yu menariknya dari tempat tidur sambil bertanya dengan kepo.

“Lepaskan aku, aku benar-benar ingin tidur.” Miranda Wen menarik selimutnya, tidak peduli apa pun yang Elisha katakan dia tidak ingin meninggalkan tempat tidur.

“Kamu menggunakan alasan ini lagi, aku tidak peduli, kali ini kamu harus memuaskan rasa penasaranku. Kalian berada di bawah sangat lama, kalian pasti mengatakan banyak obrolan mesra, cepat katakan, apa yang kalian bicarakan? Katakan dengan jujur. "Elisha Yu melepaskannya, tapi dia tidak berhenti bertanya kepadanya.

Obrolan mesra? Miranda Wen sedikit tidak bisa berkata-kata.Meskipun dibawah tadi mereka berbicara berduaan, tapi tidak boleh langsung menyimpulkan yang mereka bicarakan adalah obrolan mesra kan. Otak Elisha Yu memang bermasalah.

Melihat Miranda Wen berpura-pura mati, dan tidak menjawab dirinya. Elisha Yu memanyunkan bibirnya dengan tidak senang, tapi tentu saja dia tidak akan menyerah begitu saja.

“Benar-benar tidak ada obrolan mesra? Entah kenapa aku merasa… Zayn Shen menyukaimu.” Elisha Yu berkata dengan nada bercanda. Mendengar hal ini, Miranda Wen tiba-tiba merasa kepalanya menjadi lebih besar.

"Sudah, jangan berpikiran yang bukan bukan lagi. Cepat pergi ke perusahaan. Besok aku harus pergi ke rumah sakit untuk menjenguk adikku. Aku tidak punya waktu mendengarkan omong kosongmu." sambil berkata Miranda Wen bangkit dari tempat tidur, lalu mendorong Elisha Yu.

“Hei, jangan dorong aku, eyelinerku… aku belum selesai menggambar eyelinerku.” Elisha Yu bergumam dengan tidak senang, tapi Miranda Wen tetap mendorongnya keluar dari kamar. Melihat ekspresi wajah Miranda Wen, Elisha Yu memanyunkan bibirnya dengan tidak senang, tetapi dia harus pergi ke perusahaan. Bagaimanapun kalau Miranda Wen tidak bersedia mengatakan apa-apa, dia juga tidak bisa apa apa.

Melihat dia setuju, Miranda Wen melambaikan tangan kepadanya dan menutup pintu, lalu dia kembali ke kamarnya. Setelah Elisha Yu pergi, Miranda Wen akhirnya merasa pikirannya jernih, jadi dia berbaring di atas tempat tidur dan tidur nyenyak.

Keesokan harinya, Miranda Wen bangun pagi pagi-pagi sekali.

“Masih sepagi ini kamu sudah mau pergi ke rumah sakit?” Elisha Yu menjulurkan kepalanya dari selimut sambil bertanya dengan bingung. Miranda Wen menatapnya lalu mengangguk.

“Lanjutkan tidurmu, lagian hari ini kamu tidak perlu bekerja,”kata Miranda Wen sambil memakai sepatu. Tetapi ketika dia berbalik, dia mendapati Elisha Yu sudah tertidur. Miranda Wen menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, lalu dia membuka pintu dan pergi.

“Adik, cepat bangun, kalau kamu bangun, kakak akan mengajakmu keluar untuk bersenang-senang dan makan makanan yang enak.” Kata Miranda Wen sambil menatap Molita Wen, yang sedang memejamkan mata di atas ranjang rumah sakit, meskipun kata-katanya terdengar kekanak-kanakan, tapi, hanya dia yang tahu betapa dia mengharapkan Molita Wen segera bangun.

Meskipun dia sudah bicara panjang lebar, tapi Molita Wen yang berada di atas ranjang rumah sakit masih tetap dalam keadaan koma, keadaaannya yang seperti ini semakin membuat Miranda Wen merasa sedih. Tapi Miranda Wen sama sekali tidak emosional, meskipun adiknya masih belum bangun dan adiknya tidak bisa mengatakan apa-apa dia tidak ingin saat adiknya bangun adiknya akan melihat dirinya terlihat tidak bahagia. .

"Adik, kamu harus segera bangun, tidak ada kamu, kakak tidak tahu kepada siapa aku harus menceritakan masalahku, bagaimana kalau ada orang yang menindasku? Cepat bangun dan lindungi kakak?" Miranda Wen memijat tubuhnya sambil menceritakan keadaannya saat ini.

“Sudah, hari ini kakak masih ada urusan tidak bisa menemanimu lagi, kamu harus istirahat dengan baik.” Miranda Wen berbicara dengannya lagi lalu dia bangkit dan pergi.

Tak disangka, begitu keluar dari kamar pasien, Miranda Wen bertemu dengan ibu tirinya dan adik tirinya. Miranda Wen langsung merasa tidak enak badan. Dia tidak ingin meladeni mereka, jadi dia menutupi wajahnya dengan tangannya dan ingin menyelinap pergi. Tapi dia tidak menyangka penglihatan Sisca Wen sangat bagus.

“Ibu, lihat, bukankah itu Miranda Wen si wanita ... murahan itu?” Sisca Wen yang menyadari keberadaan Miranda Wen yang sedang menutupi wajahnya langsung berseru. Mendegarnya Yenny Shen juga melihat ke arah Sisca menunjuk, dan dia langsung melihatnya. Ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi tidak senang, melihat Miranda Wen berpakaian sangat indah, rasa cemburu langsung menyelimuti dirinya.

Dengan sombong Yenny Shen mengajak Sisca Wen berjalan menghampirinya.

“Miranda Wen, berhenti.” Yenny Shen berteriak kepadanya dengan suara melengking. Miranda Wen mengernyitkan dahinya, tapi dia hanya bisa menghampiri mereka.

“Ada apa? Ada urusan apa kalian mencariku?” Miranda Wen bertanya kepada mereka dengan nada bicara yang datar.

“Sikap macam apa ini? Aku ibumu.” Yenny Shen berteriak kepadanya dengan tidak senang. Sisca Wen yang berada di samping juga membantunya berteriak. Mendengar hal ini, Miranda Wen tertawa. Ibu? Sejak kapan Yenny Shen menjadi ibunya, kalau dikatakan dengan halus, dia adalah ibu tirinya, kalau dikatakan dengan kasar, dia adalah pelakor yang merusak keluarganya.

“Yenny Shen, jangan terlalu menganggap dirimu hebat.” Miranda Wen menatap Yenny Shen sambil menekankan kata demi kata. Mendengar hal ini raut wajah Yenny Shen langsung berubah menjadi sangat tidak senang.

“Apa maksudmu, bersikap sopan sedikit.” Sisca Wen tiba-tiba berteriak. Melihat putrinya melindunginya raut wajah Yenny Shen menjadi lebih baik. Tapi, dia benar benar kesal setengah mati saat mendengar ucapan Miranda Wen selanjutnya.

“Adik tiri, kenapa kamu sangat emosi, kamu sangat melindungi ibu tiri.” Miranda Wen masih berkata dengan sangat menyebalkan.

“Kamu… jangan keterlaluan.”tentu saja Sisca Wen bisa mendengar sindiran dibalik kata-katanya, jadi dia ingin segera menjawabnya, tapi dia dihentikan oleh Yenny Shen, dengan keadaan mereka sekarang ini tidak ada gunanya mereka berdebat dengannya.

Karena setelah sebagian besar saham perusahaan dialihkan kepada Miranda Wen, kehidupan mereka ibu dan anak menjadi sangat sulit. Biasanya mereka suka membeli barang-barang mewah. Sekarang setelah saham dialihkan, Miranda Wen mengunakan berbagai macam alasan untuk membatasi pengeluaran mereka, dan mengakibatkan mereka harus bergantung kepada orang lain untuk membayar makanan mereka ketika mereka berkumpul dengan beberapa nyonya kaya.

Di mata orang-orang, ibu dan anak seperti selalu menyanjung mereka, tetapi kalau tidak seperti ini mereka juga tidak punya pilihan lain. Kalau hal ini terus berlanjut, nyonya-nyonya kaya itu pasti akan membicarakan mereka di belakang

Memikirkan hal ini Yenny Shen semakin merasa benci kepada Miranda Wen.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu